AB 17: November Pertama 🗒

6 1 0
                                    

Situasi terlihat baik-baik saja, namun hatiku tetap berduka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Situasi terlihat baik-baik saja, namun hatiku tetap berduka. Semua praduga tetap meronta ingin mendapatkan jawabannya dan Bara masih saja tidak peduli. Tenggelam bersama kesibukannya, tanpa aku. Tanpa pesan berarti dan tanpa cerita-cerita yang akan dibagi seperti janjinya dulu. Sehari dua hari tanpa kabar yang berarti, sekadar memenuhi janji untuk mengabari. Sibuk-sibuk yang dijalaninya berhasil mencambuk pikiranku terhadapnya. Semakin kebal dan bebal, belajar tidak peduli lagi supaya hati tidak merasa terlalu disakiti bila pada akhirnya memang lari.

Aku memang salah satu tipikal yang awet dalam beberapa hal, perasaan sebelum benar-benar dikecewakan, kepercayaan sebelum akhirnya dibalas pengkhianatan, dan prasangka sebelum mendapatkan penjelasannya. Begitu terus, akan begini sampai pikiranku kembali lurus. Meskipun kelihatannya baik-baik saja, pikiranku menyimpan banyak sekali tanya. Bahkan aku tidak percaya dengan diri sendiri dapat mempertahankannya sejauh ini.

Entah sampai kapan harus menunggu seperti orang dungu. Sudah jelas, tapi masih saja ingin diperjelas. Sudah tahu ia malas, masih saja memelas mengharapkan balas. Tapi November belum cukup untuk menguatkan, rasanya masih ada yang memberatkan meskipun kusadari ini menyakitkan. Mungkin ini yang dinamakan dengan terjebak kebodohan, perasaan.

Tidak banyak tenaga untuk pergi, tapi berdiam diri pun rasanya sakit sekali. Bulan terasa semakin berat, pikiranku liar melompat-lompat. Parahnya lagi aku tidak dapat mengetahui apa yang sebenarnya ada di dalam pikiran Bara saat ini, bisa saja Bara sebenarnya menungguku untuk segera melepaskannya. Tapi rasanya tidak tega, padahal jelas-jelas tentang apa yang sedang kurasa.

Hujan tetap berjatuhan, panas juga tidak mau kalah ganas. Semakin ganas ketika mendapati kisah yang tadinya kupikir manis ternyataberujung nahas. Aku harus segera memutuskan yang terbaik dengan cara yang baik seperti kedataangan yang baik-baik. Tapi saat aku akan membuat keputusan kamu datang untuk meyakinkan, selalu saja begitu. Aku sadar dengan pola yang kamu berikan, kuakui hal itu berhasil membuatku kebingungan.

--------------------..------------------------

------------------------

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Antah Berantah (Tentang Perasaan Kita yang (M)entah)Where stories live. Discover now