AB 11: Mei Pertama Berakhir 🗒

57 16 3
                                    

Setelah itu, petualangan pun dimulai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah itu, petualangan pun dimulai. Puncak, dari sekian banyaknya tempat wisata terpilihlah satu destinasi. Pasti kamu sudah melalui banyak pertimbangan ya, cak? Karena waktunya singkat, jadi kuserahkan semuanya pada Bara. Lagi pula aku belum pernah ke sana, jadi apa salahnya? Sepertinya Bara memang menyukai ketinggian.

“Bagus.”

“Iyalah, siapa dulu yang milih tempatnya?”

“Iya, jago. Makasih, keren.”

“Sama-sama Tuan Puteri.”

Tak kubalas, hanya senyum.

Eh, sini dulu.”

Ngapain?”

“Beli minuman, nanti haus.”

“Oh, oke.

Aku membututinya, bukan seperti kekasih, mungkin seperti adik kakak, atau bahkan lebih parahnya anak dan bapak. Tidak perlu lama-lama, kemudian kami masuk ke dalam tempat wisata. Hal pertama yang kita cari adalah tempat foto. Ya, beginilah salah satu resiko memiliki kekasih seorang fotografer. Padahal kuakui, aku lelah. Meskipun hanya duduk, tapi rasanya ingin ambruk.

Beberapa kali pose diambil, lalu duduk dan sedikit mengobrol. Bara mengamati, mencari-cari wahana yang bisa dinaiki.
Raja siang mulai garang, kukira hanya satu tempat saja. Ternyata ada destinasi kedua, hampir sama, tapi kali ini lebih terasa alamnya.

Masih ada beberapa pembangunan dan perbaikan pada beberapa titik, namun tidak membuat tempat ini tak asik. Pada tempat kedua ini, tidak hanya aku yang merasa lelah tapi Bara juga. Kami berdua terlalu asik berjalan dan pada akhirnya sama-sama kelelahan.

“Laper Bin?”

“Belum.”

“Bohong.”

Kok bohong?”

“Soalnya aku udah laper.”

“Ye, kan perutnya masing-masing.”

Hehe, yuk cari makan.”

Ih males.”

“Kenapa?”

“Jangan ditakut-takutin sama patung di depan tadi.”

“Ye, orang patungnya diem aja.”

“Iya makanya jangan digangguin entar bangun.”

“Aku kan enggak bangunin, cuma narik kamu.”

“Ya enggak mau Bar!”

“Iya enggak, yok ah cari makan.”

“Ayam kali cari makan.”

Mendengar jawabanku Bara pun memperagakannya dengan mencakar-cakar tempat duduk.

Saha ie?”

Antah Berantah (Tentang Perasaan Kita yang (M)entah)Where stories live. Discover now