3. Santi, Si Anak Baru

390 106 61
                                    

"Eh Nyet, lo ke mana? Kok belom dateng," tanya gue.

"Gue gak masuk hari ini, Bim," jawab Andra dengan suara serak dari balik telpon.

"Kenapa lo? Sakit?"

"Kesiangan, hehe,"

"Yaudah, gue pikir lo mati ketabrak Becak,"

"Enak aja kalo ngomong,"

"Yaudah, ntar gue izinin lo."

"Nah, gitu dong. Makasih ya, Beib. Muacchh..."

Dengan segera gue mematikan obrolan telpon sama Andra, karena semakin menjijikan dan bikin gue pengen muntah pagi-pagi.

Selang beberapa menit setelah gue mematikan telpon, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki masuk kelas. Dia adalah Bu Ningsih, guru Matematika yang cukup killer, sekaligus wali kelas di kelas 11 IPS 3.

Namun berbeda dengan biasanya, kali ini dia gak sendirian. Melainkan di sebelahnya ada seorang cewek dengan seragam putih-abu. Tapi siapa dia? Gue belum pernah liat ada murid kayak dia sebelumnya di sekolah ini. Sosoknya tuh putih, adem dipandang, dan juga manis. Hm, apakah dia es krim vanilla yang bisa berjalan? Entalah.

"Anak-anak, kenalin ini ada murid baru, namanya Santi, dia pindahan dari Bali."

"Hallo, kenalin nama aku Kadek Ayu Santi," ucapnya sambil tersenyum lebar.

"Hai Santi Jegeg, sini duduk sama Bli handsome sini,"

"Ah sa ae lo, Boneka Mampang!"

Seketika suara kelas menjadi berisik, karena semua cowok berlomba-lomba ingin agar si murid baru ini duduk di sebelah mereka. Gue mah gak ambil pusing, karena kan gue udah punya teman sebangku. Ya siapa lagi, kalo bukan Andra.

"Bimaaa!!!" teriak Bu Ningsih tiba-tiba.

"Iya Bu?" tanya gue.

"Andra ke mana?" tanya Bu Ningsih.

"Dia izin sakit, Bu. Katanya ambeien dia kambuh lagi," jawab gue ngasal.

"Jorok banget. Dia pasti suka gak bersih tuh kalo cebok," ucap Bu Ningsih dengan wajah jijik, "Yaudah, kalo gitu Santi, duduk sama kamu aja, ya," lanjutnya.

"Loh? Terus, nanti Andra gimana Bu?" ucap gue lagi panik.

"Gampang. Dia duduk di depan kamu aja nanti,"

"Kenapa gak cewek baru ini aja yang duduk depan, Bu, soalnya kan—"

"Jangan ngebantah, Bima! Ayo, Santi kamu duduk di samping Bima ya, Nak." ucap Bu Santi lembut, "Duh, cantik banget sih kamu Santi, mirip banget sama Ibu waktu muda." lanjutnya.

"Woooooo~" satu kelas kompak bersuara, tak terima dengan statement Bu Ningsih.

Gadis bernama Santi itu pun berjalan perlahan ke arah meja gue. Sebenarnya gue males kalo harus duduk dengan orang baru, karena gue harus berkenalan dan basa-basi dengan orang itu. Kini, dia sudah duduk di samping gue.

"Hai, kenalin, Santi," ucapnya sambil mengulurkan tangan.

"Eh iya, Bima," jawab gue menyambut tangan Santi.

Sumpah, tangan Santi tuh mulus banget, kayak jalan Tol yang masih baru.

"Ehem, lepasin kali tuh tangannya. Baru kenal udah gak mau pisah aja!"

Ledekan dari teman di sebelah gue, membuat gue tersadar dan segera melepaskan tangan Santi. Sedangkan Santi, hanya tertawa canggung dan kemudian berkenalan juga dengan teman-teman lain di sebelahnya.

Galaksi Bima Santi (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang