9. PMS: Pasar Malam Santi

212 61 23
                                    

"Bim, mau naik itu..." rengek Santi.

"Gak, ah." jawab gue menolak.

"MAU BIM! PLISS..." ucap Santi dengan nada sok imut.

"Naik sendiri aja, lah."

"Yah, masa sendiri sih, sedih banget."

"Kak, gimana sih, pacarnya mau naik kuda-kudaan kok gak mau nemenin."

"Belom jadi pacar."

"Hah? Apa Bim?"

"Gapapa. Yaudah iya, ayo."

Dengan berat hati, gue pun mengiyakan ajakan Santi untuk naik kuda-kudaan alias komedi puter.

Jujur, gue paling males sama namanya pasar malem. Soalnya tuh ramai banget, dan gue gak suka sama keramaian.

Ya, di dekat rumah gue dan Santi, memang setiap hari Sabtu malem ada pasar malem dadakan yang dibikin di lapangan bola.

Berbeda dengan gue, Santi nampak girang banget. Matanya berbinar-binar kayak bocah TK habis dikasih 1 Ton permen. Sangat bahagia.

"Ah, gemes banget kudanya," ucap Santi kayak anak kecil sesaat naik di atas komedi puter.

"Apansih kuda jelek gini doang," ujar gue tanpa basa-basi.

"Ih, kamu gak pernah kecil ya, Bim?"

"Kenapa emang?"

"Ini tuh lucu, gemes. Apalagi ntar kalo musiknya udah nyala. Ah, gak sabar!"

"....."

Selang beberapa menit, musik pun menyala. Bukan lagu Ardhito Pramono atau Pamungkas, tapi lagu bocah PAUD yang gue gak tau judulnya apa. Pokoknya musiknya jedag-jedug gak jelas gitu, deh. Kalo kalian sering dengar odong-odong lewat depan rumah, ya setipe itu lah lagunya. Memalukan.

Gue melihat ke sekeliling, dan baru sadar, kalo cuma gue dan Santi yang orang dewasa di permainan bodoh ini.

Lalu, kemudian gue juga melirik Santi, dia sangat happy sekali. Sesekali dia senyum sambil merekam dengan layar HP-nya. Ya, dari awal sampe di pasar malem, dia udah mulai bikin video-video buat dimasukin ke Instagram story-nya.

"Hai guys, kita lagi di pasar malem nih~" ucap Santi ngomong di layar HP-nya.

"Apaan sih, San" jawab gue sewot saat kamera HP Santi diarahkan ke muka gue.

"Bima malu-malu guys, aslinya di happy banget kok. Met malem Minggu semua!"

Santi langsung udahan merekam dengan IG story-nya dan kemudian fokus membuat caption. Dia nampak senyum-senyum sendiri sambil nunduk menatap layar HP-nya.

Apa bahagianya sih, dari naik kuda-kudaan bareng sama bocah kayak gini? Santi aneh.

Setelah hampir 10 menit, kuda-kudaan bodoh ini akhirnya berhenti berputar juga. Tapi kok gue merasa kayak ada yang lain, ya?

"Bima kenapa? Kamu pusing, ya?" tanya Santi panik.

"Eh, kayaknya sih," ujar gue yang merasa pusing.

Galaksi Bima Santi (ON GOING)Where stories live. Discover now