8. Konspirasi Mega x Cimeng

272 77 17
                                    

"Meow!" sapa Cimeng sok imut, sambil muter-muter di depan kaki Santi.

"Ih, lucu banget sih!" ucap Santi heboh.

Santi langsung jongkok buat ngelus-ngelus si Cimeng. Dan Cimeng keliatan nyaman banget dielus-elus sama Santi. Aneh, padahal biasanya kalo sama orang baru, dia itu paling anti banget dipegang.

"Apasih, GENDUT gitu, dibilang lucu!" kata gue tanpa basa-basi.

"MEOW! MEOW! MEOW!" protes Cimeng gak santai.

Yang kalo diartikan ke bahasa manusia, "IRI? BILANG BOS!"

"Dih, ngapain gue iri sama kucing?" ujar gue sewot.

Setelah protes yang diucapin sama si gendut, Cimeng, sekarang dia udah gak kedengaran berisik lagi. Cuma kedengaran suara dengkuran aja sekarang. Itu tandanya dia nyaman dan keenakan dielus-elus sama Santi.

Bisa aja nih si Gendut, milih-milih orang buat ngelus, batin gue.

Daripada pusing mikirin Cimeng, gue memutuskan kembali duduk ke sofa untuk nonton TV. Sedangkan Santi, dia masih asik jongkok buat ngelus-ngelus si Cimeng.

"Bim, awas! Minggir dulu," ucap Santi tiba-tiba.

"Hah? Ini masih cukup kok kalo mau duduk berdua. Kenapa gue harus minggir?" tanya gue bingung.

"Aku mau duduk sama si gemesh, Cimeng, hehe. Pegel nih jongkok terus, Bim,"

"Yaudah, duduk aja sini. Cimeng mah kastanya di lantai, bukan di So--"

"Bimmm...." rengek Santi dengan tatapan sulit diartikan, matanya membulat tiba-tiba. Mirip kayak Cimeng kalo lagi sok imut mau minta makan.

"Ya iya, gue pindah, deh."

"Yeay! Asik!"

"MEOW!"

Nampak wajah penuh kemenangan dari Cimeng saat dia ditaruh di atas sofa sama Santi. Sedangkan gue, harus pasrah duduk di kursi kecil samping sofa. Sialan, emang si Cimeng.

Hening pun terjadi beberapa menit, karena Santi asik dengan Cimeng dan gue asik nonton TV.

"San," ucap gue tiba-tiba.

"Iya, Bima?" tanya Santi.

"Tuan rumahnya gue loh, bukan Cimeng."

"Terus, Bim?"

"Ya, ajak ngobrol gue kek, masa Cimeng mulu yang diajak ngobrol,"

Baru Santi ingin membuka mulutnya, tiba-tiba...

"Cailah, Kakak ku, bisa-bisanya cemburu sama kucing. Pengen banget diajak ngobrol sama Kak Santi, ya? Hmm, harusnya lo duluan yang mulai lah," ujar Mega tiba-tiba datang dari belakang.

"Lah, kenapa harus gue?" tanya gue bingung.

"Karena lo cowok, Kak. Masa nunggu cewek yang mulai duluan. Peka dong, Kak. Katanya mau jadi COWOK WATTPAD!" jawab Mega, penuh penekanan di akhir kalimatnya.

"Diem. Berisik! Udah balik lagi ke atas sana."

Hening kembali tercipta beberapa menit, setelah Mega naik ke atas.

"Bim," ucap Santi tiba-tiba.

"E-h, iya San? Kenapa?" tanya gue sambil menoleh ke arah Santi.

"Katanya mau ngobrol? Gak jadi?"

"Ngobrolin apa, ya? Bingung,"

Duh, kenapa jadi canggung gini sih. Perasaan tadi sebelum diledekin sama Mega, gue biasa aja, deh. Kenapa sekarang jadi bingung mau ngomong apa sama Santi, ya? Ada ide, gak?

Galaksi Bima Santi (ON GOING)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz