4. 🥂🥃[M]

27.6K 2.1K 38
                                    

Bakalan ada adegan yang emmm ya gitu

Suara musik DJ memenuhi seluruh ruangan ini, atmosfernya panas,terlebih dipenuhi oleh orang orang yang sedang terbakar oleh panasnya alkohol. Cahaya yang remang remang,dipadukan dengan lampu kerlap kerlip yang membuat pusing terkadang.

Perintah untuk menjaga sikap bukanlah halangan bagi Jeno untuk pergi ke Club. Ponselnya disita Hansol,tidak hanya dia,tapi semuanya. Jeno membenci ketika dia Lelah tapi tidak bisa mendengar suara Renjun.

Dia kabur ke Club ini,dengan alkohol di tangannya,dia tidak perduli jika nantinya dia mabuk atau seseorang mengenalinya,tapi sepertinya itu tidak mungkin karena cahaya yang cukup redup.

Jeno meneguk alkoholnya,dari jauh para wanita penggoda mulai memangsa Jeno,tapi mungkin karena aura Jeno yang gelap mereka mengurungkan niatnya menggoda Jeno.

“Renjun-aa.” gumam Jeno,dia sudah mulai mabuk.

Bagaiman tidak,sudah hampir lima botol dia habiskan,biarlah besok adalah Minggu.

“Si sialan itu,membuatku tidak bisa bersamamu..” kata Jeno lagi,entah pada siapa. Entah siapa yang mendengarkan

Jeno kembali meminum alkohol nya,sedikit demi sedikit yang perlahan lahan mengikis kesadarannya.

Jeno berjalan ke lantai dansa,dia bergerak gontai karena sudah mulai mabuk,entah apa yang dia pikirkan. Dia berdansa kesana kemari sampai..

Matanya tertuju pada seseorang,bertubuh kecil yang terlihat nyaman dipeluk,mata indah yang berbinar karena pantulan cahaya,pipi yang bersemu merah karena pengaruh alkohol,dan bibir ..

Jeno terpaku pada bibir itu,Jeno perlahan mendekat,semakin dekat tujuannya hanya pada bibir itu,bibir yang entah kenapa membuat semua kewarasan Jeno hilang.

Jeno meraih tangan pria itu,

“apa yang—”

Belum sempat lelaki itu menyelesaikan ucapannya,Jeno langsung menempelkan bibirnya.

Pria itu tampak terkejut.

Bibirnya kenyal,dan hangat. Sangat terasa saat Jeno menempelkan bibirnya itu,perlahan lahan Jeno melumat bibir itu. Perlahan dari atas,melumat dengan lembut.

Bibir pria itu benar benar lembut,entah kenapa membuat Jeno ingin berlama lama mencium pria ini

Jeno menggiring lelaki itu ke pinggir lantai dansa,Jeno terus mencumbu lelaki itu. Rasanya benar benar manis,bibir bawahnya lelaki itu terasa nyaman dilumat,sesekali Jeno menggigiti bibir itu. Dia mulai mencumbu lelaki itu dengan sensual.

Jeno melepaskan tautan itu,menatap pria manis didepannya,bibirnya memerah dan bengkak karena ulah Jeno dan juga mengkilap karena Jeno yang melumatnya. Kesadaran Jeno benar benar hilang

Jeno merengkuh pinggang itu dan mengeratkannya membawa pria itu ke pojok ruangan. Jeno mulai memasukkan lidahnya ke rongga mulut pria itu,sangat mudah seolah lelaki itu sudah terbuai dengan ciumannya.

Jeno ingin lebih,bibir lelaki ini sungguh candu,terlebih terasa sisa sisa wine yang cukup manis,membuat bibir pria ini semakin manis,Jeno membelit lidah pria itu dan mengabsen gigi pria itu,ciumannya semakin liar dan Jeno mulai meraba raba punggung pria itu.

“eunghh.” lenguhan tiba tiba terdengar saat Jeno meremas pantat pria itu.

Jeno bersumpah,pantat pria itu terasa sangat nyaman saat diremas,dan lenguhan pria itu arghh membuat sesuatu di bawah sana menjadi sesak.

Namun tiba tiba pria itu mendorong Jeno dengan keras dan Nafas yang terengah-engah. Jeno melihat wajah pria itu,matanya sayu namun menatap tajam ke arah Jeno.

Lalu berlari meninggalkan Jeno,perlahan lahan Jeno mulai mendapatkan kesadarannya,terlebih ketika seseorang menepuk bahunya.

“Astaga Jeno! Kukira kemana kau!” seru Hansol,

Jeno menoleh ke Hansol,dia sedikit kebingungan sebenarnya.

“Hyung..”

“Ah,sudahlah.. kita bicara ini di dorm saja,bagaimana jika ada yang melihatmu?”

Hansol langsung menggiring Jeno pergi dari Club itu,bahaya jika ada orang yang melihat dan memfoto Jeno,dia bisa terkena masalah.

[🌱]

Jaemin menatap tajam pantulan wajahnya di toilet,dia melihat bibirnya yang membengkak karena ulah lelaki itu. Dia menyentuh bibirnya,namun tiba tiba terlintas bagaimana Jeno memainkan bibirnya,dan sentuhan Jeno pada punggungnya,juga tatapan mata Jeno. Ah sebenarnya bibir Jeno juga sangat nikmat.

“Ahh sialan! Berani beraninya dia mmenciumku.” Jaemin mengumpat ketika dia kembali memikirkan kejadian tadi.

“hah! Tunggu bukankah dia Lee Jeno? Hah dasar brengsek,jadi dia suka pergi ke Club dan mencumbu pria. Dan PRIA?! Jeno gay?” Jaemin berkata pada dirinya sendiri,dia sedikit terkejut saat tau,ah tidak itu berdasarkan simpulan nya saja.

“Aku harus membalas dendam,beraninya dia mengambil ciuman pertama ku,aku akan memfotonya dan membuatnya terkena masalah.” ucap jaemin,keputusannya sudah bulat. Dia akan melakukannya.

Jaemin keluar dari kamar mandi,dia menuju tempat dimana Jeno mencium nya tadi. Namun nihil,Jaemin tidak menyerah,mungkin saja Jeno sedang mencari mangsa baru. Akan sangat hebat jika Jaemin memfoto Jeno sedang mencumbu seorang pria.

Dia memutari seisi Club,namun sialnya dia tak menemukan siapapun, “Sial,apa dia sudah pergi?!” ucap Jaemin kesal

Dia kembali ke meja bar yang sudah lama dia tinggalkan,disana dia mendapati Haechan yang sudah hampir teler karena meminum banyak alkohol.

“Yak yak yak.. kenapa wajahmu ditekuk huh? Kau terlihat jelek Na,hahahaha.” ejek Haechan dengan nada mabuknya,

Ahh, sebenarnya Haechan bukanlah peminum handal, mengetahui lelaki itu masih bisa melihat ekspresi Jaemin,itu artinya dia belum mabuk 100% .

“Haechan ayo pulang,moodku memburuk,” kata Jaemin.

“Hei,katamu kita akan minum hingga mabuk." Jawab Haechan yang tampaknya enggan pulang

“Ck,aku akan menjelaskan di rumah.” kata Jaemin lalu langsung menarik Haechan setelah meninggalkan uang di meja bar.

“Ah,Jaemin berhenti, kau sedang stress bukan? Bisakah kita membawa beberapa alkohol?” tanya haechan.

“Aish,bawalah sesukamu!” kata Jaemin lalu langsung meninggalkan Club tanpa basa basi lagi.

Sudah cukup,tapi sebenarnya saran Haechan bagus juga. Dia bisa kembali minum di rumah. Baiklah kita lihat apa Haechan akan mendapatkan minumannya atau tidak.

Jaemin menunggu di mobil,matanya masih awas,siapa tau masih ada Lee Jeno di sekitar sini. Dia membuka handphonenya,sudah pukul 11 malam, tapi kenapa Haechan belum kembali.

Baru hendak akan keluar,Haechan sudah keluar dari Club dan langsung masuk ke dalam mobil Jaemin

“Kenapa lama sekali?” tanya Jaemin.

“Haha,menemukan setitik kebahagiaan mungkin?” tanya Haechan lalu tersenyum dan tersipu apa apaan itu.

Jaemin mengangkat bahu acuh dan langsung melajukan mobilnya menjauh dari Club.

“Astaga,Jaemin kau harus minum ini..” kata Haechan sambil menunjuk botol alkohol berwarna hijau itu.

Jaemin hanya meliriknya, “kau ingin aku meminumnya,lalu kita akan mati dijalanan?” tanya Jaemin

“Astaga, perkataanmu menyerankan,menyetirlah dengan baik,Na.” ucap Haechan lalu memeluk botol alkohol nya itu.

Tbc

Paparazi || Nomin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang