Katanya

392 16 0
                                    

"Aku kok kangen Wiwik ya, Ra."

"Hah? Udah lama kalian putus, tapi kamu masih belum bisa move on juga?" balas Zahra.

"Emm, gimana ya Ra? Kadang aku masih suka berharap bisa kaya dulu lagi, pengen balikan juga kadang," balasku sedikit malu.

"Aku bukannya mau ikut campur sama perasaan kamu ke Wiwik, tapi jangan sampai berharap juga."

"Kenapa jangan?"

"Iya, aku tahu kalau kamu itu masih sayang ke dia ... Tapi, aneh aja gitu setelah banyak hal yang kamu alami setelah putus sama dia, kamu pasti masih inget kan waktu dia bawa cowoknya ke tongkronganmu?"

Entah kenapa, kebencianku pada Wiwik muncul kembali. Dan itu membuat perasaan rinduku padanya hilang entah kemana.

"Aku nggak bakal lupa, Ra."

"Ya maka dari itu, aku juga gak mau kalo kejadian kaya gitu tuh terulang lagi ... Lagian nih ya, aku sering pantau story instagramnya, dia kerap kali upload foto cowok."

"Aku juga liat itu kok."

"Makannya, nggak usah kangen-kangen lagi sama dia ... Nggak usah mengharap di balik lagi, dan move on."

Ya, aku juga ingat beberapa hari kemarin kulihat ia juga memposting fotonya bersama seorang laki-laki dengan kata-kata romantis sebagai captionnya. Dan aku juga pernah dengar kata temanku yang satu sekolah dengannya, jika terkadang Wiwik sering pulang bersama seorang laki-laki satu sekolah dengannya. Entah itu orang yang sama dengan yang waktu itu, atau mungkin orang lain.

Aku mengambil sebatang rokok dari saku bajuku, kubakar itu dan asap mulai mengepul di udara. Semilir angin berhembus dan mengenai tubuh kami berdua yang sedang mengobrol.

"Lagian, kamu juga pernah bilang kan ke aku ... Kalau kamu itu, pengen move on," ucap Zahra sambil tersenyum sinis.

"Iya sih Ra."

"Udah lah Lang, nggak usah mikirin dia lagi ngapa."

"Ah susah, Ra."

"Katannya kamu mau move on?"

"Iya, aku juga udah berusaha kan buat move on? Tapi yang terjadi malah cuma gini-gini aja."

"Katanya pengen move on?"

"Mauku juga gitu, Ra."

"KATANYA PENGEN MOVE ON," ucap Zahra dengan nada yang ditekankan.

"Kamu kok ngomongnya gitu terus sih?"

"KATANYA ERLANGGA PENGEN MOVE ON," katanya dengan setengah berteriak.

"Ra, udah ... Aku juga udah berusaha buat move on dari Wiwik," balasku sedikit ketakutan.

"Selama ini yang kamu lakuin tuh apa? Kalau semua ini masih sama aja, mau sampai kapan Lang?"

"Aku udah berusaha buat lupain Wiwik, tapi aku juga gak tau kenapa kok aku masih inget aja sama dia."

"Bukan masalah lupa, tapi nggak usah ngarepin dia lagi."

Zahra menatapku dengan tajam, aku tak pernah mendapat tatapan mata darinya yang seperti itu sebelumnya. Aku paham kenapa ia mengucapkan kalimat itu berulang-ulang, dia ingin aku bisa konsisten dengan apa yang aku katakan sebelumnya. Entahlah, tapi kurasa maksud yang ingin ia katakan adalah seperti itu.

"Kita emang nggak bisa lupa sama seseorang, otak kita itu di rancang oleh Tuhan untuk mengingat."

Aku terdiam, benar kata Zahra. Bahwa otak manusia itu berfungsi untuk mengingat segala sesuatu. Jadi move on itu bukan hanya perkara lupa saja, lalu apa?

Setelah Kita Putus (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now