Reaksi

337 11 0
                                    

"Oy," sapa seseorang yang tak kukenal saat sedang merokok di tepi kantin.

Aku sendirian di sini, menikmati rokok dan segelas kopi hitam. Mata pelajaran di kelas hari ini sangatlah membosankan, dan banyak teman-temanku yang tidur di sana. Karena mataku masih terbuka, jadi aku ke kantin saja. Meskipun sendirian, tapi tak jadi masalah juga sebenarnya.

"Ya, kenapa?" balasku.

"Punya korek?"

Kusodorkan korekku kepadanya, lalu ia membakar sebatang rokok miliknya.

"Kalau nggak salah, kamu Erlangga ya?" tanyanya.

Itu membuatku terkejut, padahal aku tak mengenalnya sama sekali. Dan juga seragam yang kupakai hari ini bukan milikku sehingga bet nama di baju bukan namaku.

"Kok tahu aku?" tanyaku kebingungan.

"Wiwik banyak cerita soal kamu, Lang ... "

"kamu siapa?"

"Aku pacarnya Wiwik setelah kamu putus sama dia, atau sekarang lebih tepatnya mantan."

"Ohh, gitu."

Mengetahui bahwa orang yang duduk di sebelahnya adalah mantannya Wiwik, aku tiba-tiba terpikir untuk menanyakan bagaimana mereka berdua bisa jadian dulu. Tapi di sisi lain aku juga teringat bahwa sekarang aku sudah tak perlu mengetahuinya, karena itu hanyalah hal yang merepotkan. Kurasa tak usah ditanyakan, lagipula apa urusanku dengan hubungan mereka berdua. Aku juga sudah tak peduli lagi apa alasan dulu ia memilih putus denganku, karena jika aku mengetahui itu tak akan merubah apapun. Lagi pula aku masih membencinya, jadi untuk apa mempertanyakan hal yang tak penting seperti itu.

Sebenarnya aku sudah sering melihatnya saat nongkrong di sini waktu istirahat, tapi ini kali pertama kami berdua mengobrol. Aku tak menyangka ternyata orang ini adalah pacarnya Wiwik setelah putus denganku. Aku tak begitu paham dengannya, tapi satu hal yang baru saja aku sadari. Ternyata laki-laki yang dibawa Wiwik ke tongkrongan waktu itu bukan pacarnya, entah siapa.

"Dulu waktu kami pacaran, Wiwik sering cerita soal kamu, Lang."

"Tentang apa?"

"Kalau waktu itu dia sayang sama kamu, dan dia juga bilang kalau dia nggak mau bohong sama aku ... Makanya kita berdua putus satu setengah bulan sejak aku jadian sama dia, aku nggak tahu itu pacaran model mana tapi biar bagaimanapun aku harus hargai perasaannya kan."

Apa yang sebenarnya dia bicarakan? Untuk apa aku dan Wiwik putus jika kami masih saling menyayangi.

"Wiwik juga pernah bilang kalau dia pengen kalian balikan lagi, itu nggak bisa dibantah karena dia emang bener-bener sayang sama kamu."

"Nggak, kalau dia sayang ... Dia nggak bakal pergi, dia nggak mungkin main belakang, aku tahu kok kalau kalian itu udah deket waktu aku sama dia masih pacaran."

"Ya emang bener aku kenal sama dia itu waktu kalian masih baik-baik aja, tapi apa kamu tahu soal Wiwik waktu aku jadi pacarnya dia?"

"Apa?"

"Di setiap obrolan kami berdua, selalu ada nama kamu di sana ... Dia selalu bilang kalau kangen kamu dan berharap kalian bisa jadi satu lagi, kenapa? Karena dia sayang sama kamu nggak pernah main-main!" jawabnya.

"Bohong, kalau dia sayang nggak mungkin kami putus!"

"Itu sesuatu yang nggak bisa dia hindari, sebenarnya aku juga nggak mau jadi pacarnya, Wiwik pun juga begitu ... Dia mutusin kamu bukan tanpa alasan, aku jadi pacarnya dia juga begitu, kita berdua sama-sama kejebak dalam situasi yang nggak menguntungkan."

"Kenapa kalian pacaran? Kalau kalian sama-sama nggak mau jadian ... Kalau ngomong yang masuk akal dong!" balasku ngotot.

"Kamu nggak tahu apa-apa, Lang."

Sebenarnya apa yang dia bicarakan, aku tak tahu ada rahasia apa di balik penyebab luka di hatiku ini. Rasa ingin tahu tentang alasan kenapa aku bisa putus dengan Wiwik kembali muncul, padahal baru semalam aku berkeinginan untuk melupakannya.

"Hehe, aku tahu, aku orang asing dan wajar aja kalau kamu nggak percaya ... Tapi apa yang aku omongin sekarang itu kebenarannya, dan ini dari Wiwik, aku cuma jadi perantara," ucapnya dengan sedikit tertawa.

Semakin lama di tempat ini dan mengobrol dengannya, membuatku merasa bosan mendengar nama Wiwik keluar dari mulutnya. Aku beranjak untuk pergi dari kantin, lagipula sudah terlalu lama juga aku berada di luar dari kelas.

"Bodo amat ah, aku ke kelas dulu ... Nggak ada gunanya ngobrol tentang Wiwik."

"Yaudah deh, ngobrol yang lain aja ... kemarin sore kamu mukulin pacarnya Vira di kafe itu ya? Ada Vira juga di sana, dan pacarnya itu ngira kamu selingkuhannya," tanyanya saat aku melangkah pergi dari samping kantin.

Seketika kakiku langsung berhenti, dadaku tiba-tiba terasa tak enak. Bagaimana mungkin dia bisa tahu, tentang kejadian kemarin. Aku tidak berkoar tentang itu, dan Vira juga aku suruh diam saja. Apa mungkin orang ini punya hubungan pertemanan yang dekat dengan Candra? Sehingga ia tahu itu, bahkan detail. Jika benar mereka berdua adalah teman dekat, maka menurutku, hubungannya dengan Wiwik waktu itu benar-benar ada yang janggal.

Wiwik dan Vira itu sahabat dekat, Candra dan orang ini kemungkinan juga sama demikian. Jika Vira dan Candra pacaran, kenapa Wiwik yang sahabat dekat Vira bisa jadian dengan orang ini, yang juga sahabat dekat Candra. Jika hanya itu saja sebenarnya bukan masalah, tapi kenapa orang ini berkata bahwa ia dan Wiwik terjebak di situasi yang tidak menguntungkan tadi. Lalu apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka berdua waktu itu? Ditambah lagi dia bilang padaku jika Wiwik masih mencintaiku, kenapa mereka jadian dan aku pun putus dengannya? Ada apa sebenarnya?

"Kok kamu bisa tahu?"

"Ya iyalah, dia sendiri yang bilang ... Rumahku sama dia cuma sebelahan, wajar aja kan kalau aku tahu."

Ternyata benar, mereka memang teman dekat. Dan karenanya, aku jadi semakin ingin mencari tahu apa alasan Wiwik memutuskan aku waktu itu.

"Hati-hati aja, Lang ... Nggak ada yang tahu apa yang bakal terjadi nanti, yang jelas sekarang dia nyariin kamu."

"Kamu pikir aku takut?" balasku tanpa melihat mantan kekasih Wiwik itu.

Aku tahu itu adalah ancaman, tapi aku tak peduli. Dia mau balas dendam atau apapun itu, aku tidak taku. Kuanggap saja ini adalah bagian dari tanggung jawabku atas perbuatan yang kulakukan kemarin.

Aku langsung pergi ke kelas, tanpa memperdulikan dia lagi.

Setelah Kita Putus (Sudah Terbit)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin