💞 Obrolan para Gadis 💞

1.2K 78 4
                                    

“Kyaaaa..”

Tzuyu tidak sempat menghitung dan tak mau menghitung sudah berapa kali dirinya di buat sakit telinga mendengar teriakan salah satu sahabatnya yang kini tengah berbaring di tempat tidur dan mencoret-coret abstrak di buku gambar, sebenarnya tidak abstrak lebih kepada asal-asalan.

Tzuyu heran melihat Dahyun yang tampak tenang berbaring di sebelah Chaeyoung dengaan gawai di tangannya tanpa terusik sedikitpun dengan teriakan gadis di sebelahnya yang tak terjadwal dan suka datang tiba-tiba. Bahkan gadis tinggi yang sedang bersandar di sopa itu sudah kehilangan kesabaran setelah untuk kesekian kali ia di kejutkan lagi oleh teriakan tiba-tiba saat dirinya tengah meneguk minumannya.

“Uhuk, uhuk, lo kasih aba-aba dulu sebelum teriak woi.” Bentak Tzuyu pada Chaeyoung, namun yang di bentak tak mau peduli dan masih fokus mencoret-coret buku gambarnya.

“Lo kira lomba lari maraton pake aba-aba segala?” canda Dahyun, namun fokusnya tetap pada gawai di tangannya yang bisa di lihat Tzuyu sedang melakukan aktivitas cinta dalam diam, stalking. Dahyun langsung mendapat timpukan bantal tepat di wajahnya, membuat gadis itu mengaduh pelan.

“Heran gue, kenapa jadi lo yang ketus sekarang?” tanya Tzuyu heran, karena sejak di sekolah ia merasa bahwa jiwa nya dengan Dahyun sudah bertukar.

“Lo lagi bego mode on kali,” ujar Dahyun santai sambil menyingkirkan bantal dari hadapannya dan membenahi letak rambutnya yang sedikit berantakan akibat bantal besar melayang tepat di wajahnya.

Namun nampaknya Tzuyu sedang tidak dalam mood ingin bercanda, sudah lama ia memendam rasa ingin tahu tentang apa yang terjadi pada Chaeyoung dengan guru yang selalu di elu-elu kan ketampanannya, namun sikap cuek yang sudah melekat pada dirinya bisa hilang begitu saja jika ia sudah kepo urusan pribadi orang lain, gadis itu sudah bosan menunggu Chayoung untuk buka suara, sedangkan Dahyun yang awalnya kepo malah berbalik tidak peduli, membuat kesabaran Tzuyu telah sampai pada batasnya.

Jadi dengan satu tarikan napas, untuk menyalurkan semua kekesalan yang ia pendam, Tzuyu langsung menerjang Dahyun, dengan bantal yang tersisa di sopa, membuat sahabatnya itu refleks menghindari setiap hantaman yang di layangkan Tzuyu padanya, sesekali ia membalas, namun Tzuyu selalu berhasil menghindar, sampai pada akhirnya kedua gadis cantik itu memperebutkan sebuah bantal.

“Kyaaaa..”

Teriakan Chaeyoung menarik atensi kedua sahababatnya hanya sebentar, dan tak berhasil menghentikan pertengkaran mereka, namun setelah kalimat selanjutnya mengudara dengan teriakan prustasi, Tzuyu dan Dahyun membeku di tempat.

“Gue mau balas dendam sama guru pedopil itu!”

💞

“Jadi lo seriusan suka sama Pak guru Ganteng?”

Chaeyoung mengangguk pasrah menghilangkan segala jenis malu yang ada pada dirinya untuk menjawab pertanyaan sahabatnya

“Lo gak kaget?” tanya Tzuyu pada Dahyun

Dahyun melirik jengah pada Tzuyu. Gadis tinggi itu sudah terlalu banyak bertanya, Dahyun sampai berfikir bahwa jiwa Tzuyu benar-benar tertukar dengannya hari ini.

Kini mereka bertiga duduk di tempat tidur. Kasur dengan ukuran king size itu menjadi tempat Chaeyoung mengakui semua yang telah ia lakukan dengan gurunya, termasuk ciuman mereka di mobil Seokjin.

Tak ada yang bisa ia tutupi lagi, meskipun awalnya gadis itu sangat malu, karena kisah cinta nya bermasalah, namun rasa malu itu sudah tergantikan dengan perasaan tak terima ingin membalas perlakuan Seokjin padanya.

Beruntung kedua sahabatnya itu tak terlalu terkejut mendengar cerita nya. Ataupun berbalik membencinya setelah mengakui semua. Mereka hanya kaget mendengar dirinya yang sudah berciuman dengan Seokjin. Selebihnya, mereka bisa memahami perasaan Chaeyoung dengan baik.

My Pedopil Teacher ✔Where stories live. Discover now