💞 Gak boleh bolos! 💞

1.2K 89 6
                                    

Mood Chaeyoung hancur berantakan hanya karena sapaan dari orang yang menyebut dirinya sebagai kakek sekaligus menjabat sebagai kepala sekolah.

Tak ingin berlama-lama di hadapan orang yang sudah memasuki kepala enam itu, Chaeyoung langsung memutar langkah nya menjauh. Gadis itu bahkan tak mempedulikan panggilan sang kakek untuk menyuruhnya berhenti.

Rasanya kalau bisa ia langsung pindah dari sekolah terkutuk ini sekarang juga.

Mulai dari kepala sekolah yang merupakan kakek nya sendiri, orang tuanya yang tak mau anaknya di sentuh siapapun hingga di musuhi satu sekolahan, di tambah lagi guru pedopil yang meremehkannya.

Lengkap sudah segala bentuk penderitaan.

Jika bisa, ia ingin tenggelam saja di dasar samudera dan tak kembali lagi.

Langkah kakinya membawa ia berada di taman belakang sekolah dan duduk di pinggir kolam buatan yang di buat khusus untuk pelajaran pertaniaan.

Tak ada yang bisa gadis itu lakukan selain diam menatap kosong kesegala arah.

Sebenarnya taman belakang sekolah adalah tempat favoritnya. Selain tempatnya teduh karena banyak pohon besar yang sudah tumbuh melebihi umurnya, suasana nya juga tenang.

Jarang sekali taman belakang ramai pengunjung, hanya jika ada pelajaran pertanian yang membutuhkan lahan bercocok tanam, dan Chaeyoung hapal betul hari apa saja dan jam berapa saja taman belakang ini terisi pengunjung.

Namun sayang, perasaan tenangnya kembali goyah ketika melihat gerombolan adik kelasnya bersamaan dengan guru yang di kenali gadis itu sebagai guru pertanian berjalan santai kearah nya.

Ah, sial, gadis itu tak sepenuhnya ingat dengan jadwal yang ia bicarakan barusan, mengingat kehadiran Seokjin membuat ia lupa dengan tempat favoritnya bersamaan dengan jadwal yang sudah ia hafal mati di kepala.

Sekali lagi, mari salahkan Seokjin yang merusak segalanya.

Dengan umpatan kesal, gadis itu segera bangkit, berlari kecil menjauh dari tempat duduknya menuju pohon besar yang di kelilingi kursi batu, menyembunyikan tubuh mungilnya di balik pohon, menjauh dari kolam buatan yang segera menjadi tempat tujuan murid-murid yang mencoba tak peduli akan kehadirannya.

Keinginan belajar sudah hilang, apalagi kalau kembali ke kelas lalu bertemu dengan Seokjin.

Tentu tidak akan ia lakukan.

💞

Seokjin tak melihat Chaeyoung kembali ke kelas, ia kira setelah kembali masuk untuk melanjutkan pelajaran setelah mengancam gadis itu untuk berubah jadi lebih baik, setidaknya hanya itu yang bisa Seokjin lakukan mengingat ia sempat berpengaruh pada prilaku gadis itu sebelumnya.

Namun sampai pelajaran selesai, gadis itu belum juga kembali ke tempat.

Penasaran, Seokjin kembali menyusuri koridor menuju toilet wanita, saat sampai di sana ia melihat beberapa murid bergandengan ingin memasuki toilet namun setelah sampai di depan pintu mereka berbalik pergi.

“Ada apa? Kenapa kalian tidak jadi masuk?” tanya Seokjin penasaran

Keduanya terkejut sekaligus terpesona, begitu setidaknya yang di tangkap Seokjin dari binar kedua mata mereka.

Dengan malu-malu, salah satu dari mereka menjawab. “Toiletnya rusak Pak.”

Seokjin melihat kearah pintu toilet yang masih tergantung peringatan 'toilet rusak' hasil perbuatan nya agar tidak ada yang mengganggunya saat berada di dalam tadi. Mengangguk paham, dan memberikan jalan bagi kedua murid itu untuk pergi, Seokjin segera masuk untuk mencari gadis itu.

My Pedopil Teacher ✔Where stories live. Discover now