💞 Pergi 💞

1.2K 79 8
                                    

Bodoh?

Oke, boleh juga.

Tolol?

Terlalu jelas.

Nekat?

Tentu tidak.

Seokjin hanya bicara jujur, teramat jujur malah.

Kenapa juga kata-kata sejenis itu keluar dari bilah bibir penuh nan ranum itu, sungguh menggiurkan, bukan, bukan bibirnya, kata-kata nya.

Seokjin tidak tahu apa yang terjadi pada si kepala sekolah tua atau pot bunga jenis apa yang membentur kepalanya hingga ia bertanya hal gila semacam jatuh cinta, dan Seokjin lebih gila lagi dengan menanggapi terlalu jujur, sedangkan pada yang bersangkutan akan rasa saja tidak diberitahu, malah berniat untuk dijauhi.

Kurang bodoh dari segi mana lagi si tampan rupawan ini teman-teman?

Menghela napas lelah tak mau ambil pusing, karena pada nyatanya setelah mengungkapkan perasaanya, alih-alih marah-marah atau sekedar ceramah perihal ketidakbolehan atau yang lebih parah langsung di depak dari sekolah, si atasan malah memasang wajah datar dan langsung menyuruhnya pergi dengan dalih tidak ada urusan lagi, membuat Seokjin berasumsi kalau ia di panggil hanya untuk mengungkapkan perasaanya.

Meskipun kedengaran gila, karena jelas, yang kasmaran di sini adalah dirinya, bukan kepala sekolah.

Tapi Seokjin tidak sebodoh itu untuk memahami situasi, ia tahu akan segera dikeluarkan karena sudah mencari masalah pada murid bermasalah, orang tua gadis itu jelas turun tangan dan berencana mengeluarkannya, persis seperti rumor yang beredar.

Namun tak ingin keluar sia-sia jika memang akan dikeluarkan, Seokjin terpaksa mengakui perasaanya, setidaknya jika ia memang tak punya kuasa lagi untuk bertahan ia bisa keluar tanpa penyesalan, begitu pikirkanya, sampai si kepala sekolah tak bereaksi apa-apa.

Aneh, namun Seokjin tak ingin mencari tahu lebih jauh, tidak dikeluarkan saja sudah beruntung.

Seokjin segera merogoh saku celana untuk mengambil kunci mobil, disusul getar ponsel pada saku lainnya.

Mengambil bersamaan dengan gawai di tangan kanan, Seokjin menbuka pesan yang dikirimkan mamanya.

"Malam ini?" tanyanya pada diri sendiri setelah membaca kalimat yang tertera di layar.

Tanpa ambil pusing, Seokjin langsung membalas pesan dengan kalimat persetujuan yang formal. Setelah itu ia menutup aplikasi chat berwarna hijau itu dan kembali menekan tombol panggil pada daftar teratas panggilan keluarnya.

"Anak ini kemana sih?' gerutunya sambil membuka pintu mobil.

Namun, kala ia sudah duduk nyaman dan bersiap menutup pintu, Seokjin menelengkan kepala nya keluar, mencari ke kanan dan kiri yang hanya di dapati lahan parkir yang sudah kosong dan hanya meninggalkan mobilnya sendiri disana.

Sunyi memang, tapi ia merasa ada yang memperhatikannya.

Mengedikkan bahu sekali kemudian menutup pintu mobil, Seokjin segera menyalakan mesin untuk segera pergi, dengan gawai yang masih menempel di telinga.

💞

Nyonya Son melangkah ragu, mendekati punggung mungil yang sedang membelakanginya, sibuk dengan barang-barang yang akan di masukkan kedalam koper, bahkan dengan gerakan cepat gadis itu mengambil semua yang tergantung dikamar untuk di masukkan asal kedalam koper dengan jumlah banyak, seakan gadis itu akan pergi selamanya dari rumah yang sudah ia kutuk ini dan tak kembali barang sedetik.

Yang lebih tua dengan anggun duduk di pinggiran kasur. Hari ini apa yang dikenakan tak seperti biasanya yang selalu terlihat mewah hanya untuk ukuran di rumah.

My Pedopil Teacher ✔Where stories live. Discover now