chapter 18

2.4K 190 12
                                    

🌼
🌼

Pagi yang cukup cerah sudah menyambut seorang pria mungil yang sudah menggeliat dari tidur nyenyaknya. Gun perlahan membuka matanya dan dia cukup merasa asing dengan tempat yang baru dia lihat saat ini. Gun cukup ingat bagaimana bentuk kamarnya, tidak mungkin New mendekorasi kamarnya dalam satu malam.
Gun yang bingung campur kantuk, samar-samar melihat gundukan yang ditutupi selimut disebelahnya.
Gun yang penasaran memutuskan untuk membuka selimut itu.

"Maee. Ini masih terlalu pagi, jangan ganggu Off." ucap seseorang dibalik selimut yang masih memejamkan mata dan suara khas bangun tidurnya.

Setelah melihat Off, Gun baru sadar ternyata dia semalam di rumah Off.
Kalau begini caranya, bisa tuli telinga Gun mendengar ocehan New karena dia tidak pulang semalam tanpa memberi kabar. Saat ini Gun mencari handphone nya. Sialnya lagi handphone Gun mati. New pasti akan sangat marah saat Gun pulang nanti.

Tanpa pikir panjang Gun segera keluar dri kamar Off untuk pulang.
Baru sampai di tangga, Gun sudah di kejutkan dengan suara wanita paruh baya yang sedang menata makanan di meja makan.

"Selamat pagi Gun, kenapa tidak mandi dulu baru kebawah?"

"Euh pagi bibi, maaf tapi Gun harus pulang. Kalau tidak, Phi New pasti akan marah karena tadi malam Gun tidak memberi kabar jika Gun menginap." ucap Gun yang sudah di depan mae nya Off

"Ouh kalau gitu Gun makan dulu ya, Mae akan bangunkan Off dulu agar bisa mengantar Gun pulang."

Gun sebenarnya ingin segera pulang tetapi karena tidak enak dengan ibunya Off yang sudah menyiapkan makanan untuk dia, jadi Gun terpaksa menyanggupi permintaan ibunya Off.

"Off, cepat bangun. Antar Gun pulang." Suara nyonya Dararat dengan menggoyangkan tubuh Off yang enggan untuk bangun.

"Oiih Mae, biar saja dia pulang sendiri." jawab Off masih dengan mata tertutup dan menarik selimutnya lagi untuk menutupi tubuhnya.

"Dalam hitungan ke tiga kalau kau tidak bangun, Mae akan bilang ke Pho untuk mencabut semua fasilitas mu termasuk handphone" ucap talak nyonya Dararat.

"Ckk dasar pengadu. Iya iya Off bangun."

Nyonya dararat hanya tersenyum penuh kemenangan dan keluar dari kamar Off menghampiri Gun.

"ayoo, jadi pulang atau tidak?" suara Off yang mengagetkan ketiga orang yang sedang menikmati makanan mereka.

Gun yang nendengar suara Off hanya menunduk tidak berani menatapnya karena masih takut dengan sikap Off tadi malam

"Kau makan dulu saja Off." ucap tuan Adulkittiporn.

"Nanti saja Pho. Off mengantar Gun dulu."

"Hati-hati, jangan ngebut, jangan sampai kandidat menantu Mae dan Pho lecet. Atau kau harus menggantinya dengan kartu kredit harus disita selama satu bulan." ucap nyonya Dararat.

"Ckkk cerewet. Bisa-bisa nya anak sendiri didzolimi seperti ini." gumam Off

"Gun, jadi pulang atau tidak?"

"Euh iya Phi." jawab Gun sambil beranjak dari kursinya dan memberi wai kepada kedua orang tua Off lalu mengekor dibelakang Off.

"Euh Gun, Phi minta maaf tadi malam tidak sengaja membentakmu." ucap Off saat mereka sudah di dalam mobil

"Eum tak apa Phi. Gun hanya kaget. Gun memang tidak bisa jika dibentak. Gun akan merasa Gun melakukan kesalahan yang fatal saat Gun dibentak." jelas Gun yang memang jujur karena dia tidak bisa dibentak orang lain terutama New. Jika marah, New tidak akan membentak Gun. Tetapi New malah berbicara dengan lembut kepada Gun.

A ReasonWhere stories live. Discover now