chapter 21

2.7K 238 51
                                    

🌼
🌼

Sore ini adalah sore yang cukup melelahkan bagi Off karena seharian ini banyak kegiatan yang harus dia selesaikan. Mulai dari tugas kuliahnya dan juga latihan basket karena sebentar lagi tim nya akan bertanding lagi.
Off yang sudah tidak bersemangat memutuskan untuk kembali ke condo daripada pulang kerumah mendapat omelan lagi dari mae nya.

Belum jauh Off  berada di luar Universitas dengan mengendarai mobilnya. Off melihat ada sosok yang beberapa hari ini sangat mengganggu pikirannya berada di bangku taman dekat Universitas.

"Bukankah itu Gun? Dan siapa perempuan yang memeluknya?" gumam Off pada dirinya sendiri yang melihat Gun tak jauh dari tempatnya berada. Off yang penasaran langsung menghentikan mobilnya untuk melihat apa yang dilakukan Gun dan perempuan centil itu.

"Ckk, apa-apaan itu. Kenapa Gun bahagia sekali mengobrol dengan perempuan itu. Dan kenapa dia tertawa lebar didepan wanita itu." Gumam Off yang semakin geram dengan pemandangan yang dilihatnya.

Tiba-tiba handphone Off berbunyi yang menampilkan nama PENG di layar handphone nya.

"Euh. Ada apa Tay?" ucap Off masih dengan memperhatikan Gun

"Aku mau bicara denganmu Off."

"Bodoh, terus ini namanya apa kalau kau tidak bicara padaku?"

"Ckk. Bukan melalui telepon tapi ngobrol langsung. Aku punya kabar gembira."

"Bicara di telepon saja. Aku sedang sibuk saat ini. Kalau tidak ya nanti kau datang kerumahku. Masih ingat jalan rumahku kan? pokoknya rumah yang pintunya didepan."

"Peng, kau tahu? Aku ingin memukulmu saat ini juga. setiap rumah pasti pintunya didepan!!"

"Iya iya, sudahlah. aku sibuk sekarang." ucap Off yang langsung memutus sambungan telepon dari Tay karena Off melihat Gun beranjak pergi dengan perempuan itu. Off segera turun dari mobil dan menyusul Gun sebelum Gun dan perempuan itu semakin jauh.

.

Setelah selesai Kuliah. Gun langsung menuju ke taman dekat Universitasnya. Sebelum Gun pergi kesini, dia sudah menghubungi New agar tidak usah menjemputnya karena dia akan menemui Ciize terlebih dahulu karena Ciize bilang dia sedang berada di Bangkok saat ini untuk menemani Mae nya. Ciize hanya sebentar di Bangkok, mungkin tidak samapai satu hari, karena itu Ciize mengajak Gun bertemu sembari menunggu Mae nya yang sibuk dengan rekan bisnisnya.

"Gun.." ucap Ciize yang langsung memeluk Gun karena dia sangat rindu dengan sahabatnya itu.

"Ciize.. Aku rindu denganmu." ucap Gun dengan membalas pelukan dari Ciize.

"Sayang sekali kamu disini hanya sebentar. Padahal aku ingin kita pergi jalan-jalan bersama." ucap Gun saat mereka sudah melepas pelukan dan duduk disalah satu bangku.

"Euh, aku juga ingin jalan-jalan denganmu di bangkok. Tapi Mae cuma sebentar di Bamgkok. Lagipula besok juga aku ada kelas." balas Ciize dengan raut wajah yang dibuat sedih.

"Euh sudahlah. Lain kali kalau kita liburan semester ya. Kau harus datang kesini dengan Namtan."

Ciize hanya mengangguk dan tersenyum

"Oh ya, bagaimana Namtan? Apa dia tetap saja jail dengan teman barunya? Dia jarang sekali membalas pesanku. Dia menyebalakan. Apa dia sudah melupakanku?" ucap Gun dengan raut wajah yang dibuat cemberut

"Haha, tidak lah. Dia juga sangat merindukanmu tetapi sepertinya tugas kuliahnya banyak dan dia tidak sepintar kamu, jadi dia agak kesulitan menyelesaikan tugasnya. makanya dia jarang memegang ponsel."

A ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang