chapter 29

2.9K 188 33
                                    

🌼
🌼

"Apa maksudmu mengatakan kalau aku ini sepupumu jum?" tanya seseorang yang sedari tadi bersama Off setelah kepergian Gun.

"Maafkan aku. Kau kan sudah ku beritahu apa alasanku mendekatinya." bela Off yang mencoba meyakinkan kekasihnya.

"Terserah kau. Lagipula untuk apa kau melakukan itu? Kasihan dia."

"Hemm oke oke, aku akan segera mengakhirinya. Lagipula aku juga perfikir ini sangat kekanakan hanya karena ingin membalas dendam rasa sakit si Tawan bodoh itu aku jadi berbeda dari diriku sendiri." (Tawan emang selalu salah gengs 😂)

"Aku harus segera pergi. Akan harus segera ke rumah dulu sebelum kembali ke paris."

"Pergi lagi? Kita belum genap sehari bertemu, dan kau ingin pergi lagi? Beberapa hari kemarin semenjak kau di Thailand pun kau hanya sibuk dengan temanmu. Waktu untukku seharipun masih sulit?" ucap Off sedikit kecewa

"Jum. Maafkan aku. Bukan maksudku mengabaikanmu. Tapi aku benar-benar harus pergi. Aku juga tidak tahu karena aku baru mendapat informasi dari agency. Ini tidak sesuai dengan rencanaku. Aku benar-benar minta maaf jum. Aku mencintaimu." ucap mook berlalu pergi setelah mencium bibir Off singkat.

Off hanya diam karena itu sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka saat bertemu, Mook akan pergi hanya karena panggilan pekerjaan yang mendadak.
Bertahun-tahun seperti ini, Off sebenarnya lelah. Tetapi untuk meninggalkan Mook juga hal yang sulit bagi Off. Padahal hubungan yang mereka jalani terkesan membosankan. Mungkin memang karena Off yang enggan membuka hati untuk orang lain. Tetapi berbeda dengan sekarang. Setelah bertemu dengan Gun. Hati Off mulai terbuka dan mulai berwarna. Ada rasa cemburu saat Gun didekat orang lain. Ada rasa tenang saat melihat Gun tersenyum. Dan ada rasa yang tidak bisa di ungkapkan saat Gun bersentuhan dengannya.

"Gun. Maafkan aku." gumam Off yang bersandar pada kepala ranjang di condonya.
Off masa bodoh dengan kepergian Mook. Sekarang yang Off pikirkan hanya Gun. Apa jadinya jika Gun tahu kalau dia sudah memiliki kekasih. Sungguh Off tidak ingin kehilangan Gun. Tetapi Off juga masih ragu melepas Mook.

"Haaaah. Ini semua gara-gara si Tawan bodoh." teriak Off frustasi.

.

"Gun. Akhirnya kau pulang juga. Maafkan Phi ya. Phi benar-benar menyesal. Tadi Phi lupa menjemputmu karena ada hal penting yang Phi kerjakan." ucap New dengan nada menyesal saat melihat kedatangan Gun. Gun tidak menanggapi ucapan New, Gun segera menuju kamarnya untuk istirahat.

Melihat Gun yang mengacuhkannya, New semakin merasa bersalah dengan Gun.

"Ini semua gara-gara kau Tawan. Awas saja, aku tidak akan memberimu jatah selama sebulan." gumam New mengutuk Tawan yang sudah tenang di lain tempat.

.

Sampai pagi pun Gun masih mengacuhkan New dari menolak makan dan juga menolak tawaran New untuk mengantarnya. Gun lebih memilih menggunakan Bus menuju kampusnya.

Hari ini Gun benar-benar tidak bersemangat. Gun menolak ajakan Krist untuk ke kantin. Gun lebih memilih tidur di kelasnya. Sementara itu, Off ingin bertemu dengan Gun tetapi sialnya Off tidak ada waktu senggang karena harus mengurus pertandingan basket. Off sangat merasa bersalah tentang kejadian kemarin meskipun Gun belum tahu kebenaranya.

Disela kesibukannya, Off mendapat panggilan dari nomor yang tidak dia kenal.

"Off. Aku ingin bicara denganmu." suara seseorang yang di seberang telepon setelah Off menerima panggilannya.

"Ha? Ini siapa? Kenapa ingin bertemu dengaanku?" tanya Off bingung.

"Aku New. Kita perlu bicara."

A ReasonOù les histoires vivent. Découvrez maintenant