Chapter 21 : Jadi Temanku?

649 57 9
                                    

"Fanny?!"

Naila langsung memeluk Fanny, "Astagfirullah, kamu kenapa?"

Fanny hanya bergeming, dan membalas pelukan Naila. Tanpa sadar, air mata juga mulai menghiasi pipinya.

"Nangis, nangis aja Fan. Biarin semuanya keluar, jangan kamu pendem lagi." ucap Naila, dan sukses membuat tangisan Fanny semakin deras.

Beberapa menit kemudian, tangisan Fanny mulai mereda.

Naila mulai melepas pelukannya, "Sekarang, aku anterin kamu pulang ya."

Naila mulai beranjak, namun tangannya ditahan oleh Fanny. "Gak, gue gak mau kembali ke rumah terkutuk itu."

Terkutuk? Apa masalah Fanny ada hubungan sama keluarganya? Pikir Naila.

"Em, yaudah. Kamu ke kost-an aku aja ya." ujar Naila.

Fanny hanya mengangguk, Ia pun mulai berdiri.

Naila menggenggam tangan Fanny sambil tersenyum. "Ayo!" 

Udah lama gue gak ngerasa genggaman hangat kayak ini. Batin Fanny.

Sesampainya di rumah Naila..

"Ayok masuk." ajak Naila.

Mereka masuk ke dalam kost-an itu. Mereka pun duduk di lantai, ya lesehan gitu lah.

"Bentar ya, aku ambilin minum dulu." Naila pergi ke arah dapur.

Sambil menunggu, Fanny memandangi kostan Naila. Dan terdapat satu foto membuatnya iri.

Ya, foto keluarga Naila lengkap. Tampak kebahagiaan berpancar dari mereka.

Kapan gue bisa kayak gitu? Mustahil kayaknya.

"Nih, minumnya Fan. Maaf ya, kalo cuma teh hangat." ujar Naila sambil menyerahkan teh ke Fanny.

"Iya, gakpapa." balas Fanny.

"Maaf juga kalo tempatnya kecil, maklum lah namanya juga anak kost. Hehe." ucap Naila.

Tiba-tiba Fanny tertawa, membuat Naila kaget. "Kenapa kamu ketawa?"

"Lagian lu minta maaf mulu, udah gitu mukanya ngakak lagi. Hahaha." sahut Fanny.

"Oh, gitu. Alhamdulillah kalo itu bisa bikin kamu ketawa." ujar Naila.

Mereka kembali meminum teh dalam keheningan hingga..

"Nai," panggil Fanny.

Naila menoleh, "Ya?"

Fanny tampak berpikir sejenak, "Udah lama gue gak ngerasain kehangatan kayak gini."

"Kenapa?"

"Ya, karena gue udah lama gak punya yang namanya teman." ujar Fanny sedih.

Naila terkejut, "Lah, terus temen-temen kamu yang di sekolah itu?"

Fanny mendecih, "Cih, apaan? Mereka malah ninggalin gue pas gue kena masalah. Takut dihukum katanya."

"Astagfirullah."

Fanny terdiam sejenak, "Dulu gue punya sahabat. Dia gak pernah mandang gue nakal kayak yang lain. Dia selalu ada kalo gue butuh, begitupun sebaliknya. Pokoknya dulu kita bener-bener deket. Hubungan kita indah, bahkan kita pernah pengen perform bareng di pentas seni."

Naila hanya diam, membiarkan Fanny kembali meneruskan ceritanya.

"Sampai, ortu gue dateng dan ngerusak semuanya dalem sekejap. Mereka yang bikin hubungan persahabatan gue hancur, mereka yang bikin Riska sampe pergi ninggalin gue!"

Sahabat Dunia Akhirat [SUDAH TERBIT] ✔Where stories live. Discover now