Chapter 38 : Pandai Berakting

404 52 10
                                    

SDA kembali up gaes!!

Maaf ya, agak lama up nya. Kemarin lagi selesain cerpen dulu. Hehe, iseng2 ikut antologi cerpen :v

Jangan lupa tinggalkan jejak, ya 😉

Selamat membaca ^^

***

Hari Minggu, merupakan hari yang paling dinantikan bagi setiap orang. Tentu saja karena pada hari ini, mereka bisa bersantai dan bermalas-malasan sepuasnya.

Termasuk lelaki yang sejak pagi tidak memperlihatkan tanda-tanda kehidupan.

"ADIT!! BANGUN!!"

Lelaki itu hanya menggeliat. "Erghh, iya."

Pak Heri, mencubit lengan keponakannya itu. "Jangan cuma iya-iya, aja!"

Pertahanan Adit runtuh, akhirnya ia terbangun juga. "Ish, lagian kenapa, sih? Kan Adit udah Subuh tadi."

"Subuh sih Subuh, tapi gak tidur terus-terusan begini!"

Adit mengubah posisinya menjadi duduk. "Iya-iya, nih udah bangun."

"Nah, gitu dong. Sekarang mandi, udah siang."

Tak menggubris ucapan Pakdenya, Adit malah menanyakan, "Sarapan hari ini apa?"

"Tuh, udah ada oseng jamur di meja."

Seketika mata Adit membelalak. "OSENG JAMUR?!"

Ia berlari menuju ruang makan, dengan kecepatan bak Muhammad Zohri.

Pakdenya menggeleng. "Dasar-dasar, disuruh mandi malah makan."

***

Di ruang makan ...

Adit dengan sigap mengambil piring, dan mengisinya dengan nasi serta lauk kesukaannya, oseng jamur.

Ia membaca doa, dan segera melahapnya.

"Kamu ini, ada oseng jamur aja langsung bangun," ucap Pak Heri.

"Oh iya, dong. Harus!"

"Hati-hati makannya, nanti keselek lagi."

Adit hanya mengangguk, dan kembali melahap makanannya.

Di tengah acara makannya, tiba-tiba ia teringat sesuatu.

Oh iya, ini kan hari Minggu. Jadwalnya ziarah ke makam papa sama mama.

"Erm, Pakde."

"Hm?"

"Hari ini kan Minggu, jadwalnya ziarah ke makam papa sama mama. Adit boleh, kan?"

"Kamu ini, di sekolah pingsan, sekarang malah pengen ziarah."

"Ck, udah dibilangin itu gak pingsan, cuma lemes doang."

"Terserahlah, emang kamu udah sehat? Pakde gak bisa nganter soalnya, mau bikin display di rumah temen."

"Inshaa Allah, lagian udah lama gak ziarah kesana." Adit mengatupkan kedua tangannya. "Plis, boleh ya?"

Pak Heri menghela napas. "Oke, tapi jangan kemana-mana! Abis ziarah langsung pulang, awas!"

Adit menirukan gaya hormat. "Siap, Bos!"

Ia kembali melanjutkan acara makannya yang tertunda.

***

Jalanan kota cukup ramai, tentunya karena ini Hari Minggu. Banyak orang ingin melepas penat setelah bekerja selama seminggu dengan berlibur.

Jangankan tempat berlibur, kuburan saja ramai dipenuhi peziarah.

Sahabat Dunia Akhirat [SUDAH TERBIT] ✔Where stories live. Discover now