Chapter 42 : Harus Gercep, Dit!

453 41 14
                                    

SDA up lagi nih!

Hehe, buat yang nanya apa itu penyakit Naila, semuanya bakal terjawab disini kok.

Jangan lupa tinggalkan jejak, ya ❤

Krisar juga selalu terbuka ;)

Selamat membaca ^^

***

Matahari dengan malu-malu menampilkan dirinya dari arah Timur, seiringan dengan aktivitas orang-orang yang sudah dimulai.

Termasuk Naila, ia sudah siap dengan seragamnya. Bersiap memulai hari Selasa yang indah.

Tangannya dengan lihai mencuci piring, dan menatanya dengan rapi di rak. Tubuhnya sudah menerima sarapan pagi.

Naila kembali ke kamarnya, dan mengambil se-renceng obat putih. Ia membuka satu, dan bersiap memasukkannya ke dalam mulut.

"Bismillah ...," ucapnya kemudian langsung menelan obat itu, dan dengan cepat meneguk segelas air.

Matanya menatap se-renceng obat itu sendu, seakan mengingat kembali perkataan dokter semalam.

<<Flashback On>>

Ucapan dokter itu seakan membuat jantung Naila berhenti berdetak. "R-rhinopharingitis?"

Dokter Aisyah mengangguk pelan. "Ya. Biar saya jelaskan sedikit apa itu rhinopharingitis."

Ia menghela napas panjang. "Rhinopharingitis adalah suatu kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, keluarnya cairan dari hidung, rasa gatal dan tersumbat."

"Rhinopharingitis dapat disebabkan oleh beberapa hal, yakni virus, infeksi jamur, dan bakteri. Dan yang paling parah adalah yang disebabkan oleh virus, karena virus susah untuk dihilangkan."

"Lalu menurut dokter, rhinopharingitis yang saya alami karena apa?" tanya Naila.

"Untuk itu saya kurang tau, saya hanya tau gejala yang anda alami itu merupakan rhinopharingitis. Apabila anda ingin tau lebih lanjut, silahkan ke rumah sakit. Disana fasilitasnya lebih lengkap," jelas dokter Aisyah.

Naila berpikir sejenak. Jujur, ia takut untuk ke rumah sakit. Ia takut bahwa kenyataan tak sesuai dengan harapannya. Dan Naila takut bahwa yang ia terima adalah fakta terburuk.

Naila tersenyum paksa. "Oh gitu, ya."

Dokter Aisyah mengangguk, kemudian jari-jemarinya menuliskan sesuatu di secarik kertas. "Untuk sementara saya akan beri paracetamol untuk menurunkan demam sekaligus mencegah batuk anda kambuh lagi."

"Lalu untuk mimisannya, saya sarankan anda mengompres hidung dengan es batu yang dibalut kain. Itu bisa membekukan darah yang keluar. Dan ketika mimisan, jangan tiduran! Usahakan duduk agar darah tidak kembali ke lambung. Paham?"

Naila mengangguk.

"Istirahat yang cukup, kalau perlu mintalah izin libur dari sekolah. Pasti sekolah akan mengizinkan."

Astagfirullah, mana bisa libur? Lagi banyak pengayaan begini. Nanti kalo gak ikut pengayaan, ujian akhirnya susah lagi. Pikir Naila.

"Lalu kurangi makan makanan instan, dan banyak-banyak berdoa, ya? Dengan kekuatan doa, Inshaa Allah semua akan dipermudahkan," lanjut dokter Aisyah.

"Iya, Dok."

Dokter itu kemudian memberikan secarik kertas tadi. "Ini resep obatnya, silahkan tebus di apotik kami. Dan apabila mau rujuk ke rumah sakit, saya akan selalu siap untuk memberi surat keterangan."

Sahabat Dunia Akhirat [SUDAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang