Chapter 47 : Berkumpul Lagi

342 33 31
                                    

Hai, SDA up nih temen-temen!!

Huhu, maafin aku yang lama banget up-nya. Jujur, lagi stuck banget, ditambah tugas onlen yang juga menumpuk T_T

Jangan lupa tinggalkan jejak, ya ❤

Krisar selalu terbuka, kok ;)

Selamat membaca ^^

***

10 tahun kemudian ...

Bangunan kota berdiri megah, tak ada perubahan yang berarti selama 10 tahun ini. Masalah kemacetan juga masih menghantui kota yang terkenal akan monasnya itu.

Di tengah teriknya matahari, orang-orang masih sibuk bekerja. Tak mempedulikan hari yang panas, mereka tetap bekerja demi pundi-pundi uang.

Termasuk sebuah gedung yang sedang sibuk-sibuknya itu, gedung bertuliskan 'Jasa Penerjemah Tulisan'.

"Cepet gaes! Deadline-nya bentar lagi, nih!" seru seorang pria sembari sibuk berjalan kesana kemari.

Seorang wanita berhijab yang berada di depan komputer, mendecak kesal. "Iya-iya, bawel amat, sih!"

"Tau, cowok kok bawel," sahut wanita yang lain.

"Jeh, bukannya bawel. Ini editornya udah nungguin terjemahan kita, nanti sore mereka udah mau kesini," balas lelaki tersebut.

"Yaelah, tenang aja, Rian. Bentar lagi juga udah selesai, kok."

"Gimana gue mau santai? Gue kan yang jadi penanggung jawab kalian," balas Rian.

"Emangnya kalo kita kenapa, sih? Kerja kita bener, kok." Ia menoleh ke arah wanita yang mendecak tadi. "Bener kan, Fan?"

"Seratus!" sahut Fanny.

Ya, sekarang ia sudah berhasil mencapai mimpinya. Menjadi seorang penerjemah tulisan. Dalam kurun waktu 3 tahun ini, ia sukses menerjemahkan berbagai buku-buku terkenal.

Karena itulah ia bisa disandingkan dengan kedua temannya yang sama-sama berbakat, Rian dan Shafira.

"Tuh, Fanny aja setuju. Santai aja, Ri. Mending lu duduk, dah. Daripada bolak-balik begitu, pusing gue liatnya," celoteh Shafira.

Rian menghela napas. "Iya, deh. Gue juga capek berdiri terus."

"Udah lu tenang aja. Nanti kalo udah selesai, kita kasih tau. Oke?" ucap Fanny.

Rian mengangguk pelan.

Tak lama, jari-jemari mereka berhenti mengetik, pertanda pekerjaan mereka sudah selesai.

"Alhamdulillah, selesai juga akhirnya," ujar Fanny seraya merenggangkan jari-jemarinya.

"Iya, Fan. Gue juga udah selesai, kok," balas Shafira.

Rian yang semula duduk, langsung menghampiri keduanya. Kemudian mengecek hasil pekerjaan mereka.

"Gimana? Rapi kan hasil terjemahan kita?" tanya Fanny.

Rian menggeleng-geleng. "Bener-bener, dah. Pantesan lu sering direkrut, hasilnya bagus begini."

"Ya iya, dong. Fanny gitu, loh," ujar Fanny percaya diri.

Shafira tersenyum miring. "Fanny aja, nih? Gue gak?"

"Iya lu juga, Saf. Yaelah, irian aja," balas Rian.

Shafira dan Fanny tertawa, mereka memang senang sekali mengejek lelaki itu.

Fanny mulai beranjak. "Yaudah, yuk balik! Gue udah pegel, nih!"

Sahabat Dunia Akhirat [SUDAH TERBIT] ✔Where stories live. Discover now