Chapter 2 [Revisi]

4.1K 137 0
                                    

Kesya mengedipkan matanya beberapa kali tetapi hasil nya sama saja. Ia melihat ruangan putih dan berobat lalu di sebelahnya ada seorang laki laki. Kesya termasuk murid yang tidak suka akan berita berita atau bisa di bilang Kesya bukan murid yang terkenal di kalangan mana pun.

Kesya tampak mengerutkan keningnya, yang bertanda ia tidak mengertahui laki laki di samping nya.

"Gue Putra Pratama." Ujar Putra.

Siapa yang tidak kenal Putra? Putra si most wanted Sma Varenta. Putra terkenal juga sering membully Siswa siswi yang tidak mau tunduk kepadanya.

"Kesya." Balas Kesya.

“Gue tau.” Sahut Putra.

"Lo ga usah geer, gue nolongin lo bukan berarti gue suka sama lo, gue hanya di suruh guru aja." Ujar Putra yang tampak panjang lebar.

Kesya menganggukan kepalanya pertanda mengerti.

"Gue keluar." Ujar Putra.

Setelah Putra keluar Ghisyel dan teman temannya masuk ke dalam uks.

"Yah kasian di kira Putra beneran tulus ya? ternyata engak,hahaha malu gue mah iya ga guys?" Ujar Ghisyel sambil melirik teman temannya.

"Hahahahaa." Ujar mereka barengan.

"Lo kan udah gue bilang lo ga cocok masuk sini!" Ujar Ghisyel.

"Terus yang cocok siapa dong?? "Ujar Kesya yang tak tahan dengan sikap nya Ghisyel.

"Jelas gue lah, lo kan orang miskin lo mana mampu." Ujar Ghisyel sambil tersenyum puas.

"Oh iya gue tau, lo pasti masuk sini jual diri kan? atau ibu lo jual diri?" Lanjut Ghisyel.

Kesya hanya diam, ingin sekali rasanya mencabit cabit mulut pedasnya Ghisyel.
niat nya ia urungkan, jika itu ia lakukan maka masalahnya akan tambah panjang.

"Kenapa lo diem? berarti bener ya omongan gue?" ujar Ghisyel.

"Udah yuk gais cabut kasian si jalang ini" Ujar Ghisyel menekan kata jalang.

Ghisyel dan teman teman nya keluar dari Uks setelah puas dengan apa yang ia lakukan.

Kesya menunduk. Ia bingung ia harus apa atau bagaimana. Sekarang tidak ada satu pun yang memberikan semangat untuk nya.

Kesya mengeluarkan buku hitam yang selalu ia bawa. Buku deary itu peninggalan satu satu nya dari ayah nya yang sudah tidak ada sejak 3 tahun yang lalu. Buku deary itu lah yang ia bawa untuk selalu mengingat dirinya dengan ayah nya. Di buku deary itu,ia menulis banyak kejadian tentang ia sehari hari. sekarang ia akan menulis nya kembali.

Senin,14 oktober 2019.

Buku deary.
Ayah..
Aku rindu ayah...
Aku rindu sosok ayah yang selalu ada di saat aku rapuh.
Ayah yang selalu ada saat aku sedih.
Ayah yang menegurku di saatku susah.
Ayah mengelus rambutku halus saat sebelum tidur.
Ayah yang rela banting tulang untuk memenuhi kebutuhan aku.
Laki - laki yang aku cintai pertama kali.
Laki - laki pertama yang hadir di hatiku.
Andai kau ada si sini, aku ingin menumpahkan keluh kesahku hari ini.
Aku berdoa pada tuhan semoga ayah bahagia di sana.
Love You My Hero.

Kesya Putriana.

Kesya menutup buku tersebut dan mengusap kedua matanya yang berair. Seseorang yang melihatnya di jendela hanya tersenyum. ia bangga dengan Kesya.

Kesya ✔Where stories live. Discover now