Chapter 10

2.9K 102 3
                                    

Kesya menimbang - nimbangkan perkataan Putra. Ia menikah dengan putra? itu sama sekali belum ada di fikirannya. Lalu bagaimana Putra mau dengannya yang jelas - jelas ini bukanlah anak kandung nya melainkan anak--entah lah dia sendiri tidak mengetahuinya..

-
-
-

"Hai Kesya," Ujar Salsa yang tiba - tiba saja datang.

"Kenapa?" Balas Kesya yang to the point.

"Apa nya?" Ujar Salsa yang bingung.

"Lo kan yang ngasih tau tentang gue ke semua murid dan guru - guru di sini??" Ujar Kesya.

Sedetik kemudian Salsa langsung meggelengkan kepalanya. Ia tidak mengucapkan apapun ke guru -guru atau pun murid - murid sekolah ini.

"Kalo lo benci sama gue jangan kayak gini juga, cara lo kayak anak kecil,licik." Ucap Kesya.

"Key gue sama sekali ga ngasih tau tentang lo ke mereka." Ujar Salsa. Rupanya Kesya salah paham di sini.

"Ga ngasih tau apa?Buktinya mereka tau tentang kehamilan gue." Ujar Kesya.

"Demi apapun key gue ga ngasih tau apapun tentang lo." Ujar Salsa.

"Ya terus siapa setan gitu? se tau gue yang tau tentang gue cuma lo doang." Ujar Kesya menaikan salah satu alisnya.

"Tapi sumpah demi apapun key gue ngasih tau," ucap Salsa.

"Hala omong kosong." Ujar Kesya memiringkan senyumnya.

"Gimana cara nya lo bisa percaya sama gue key". Gumam Salsa.

Kesya masih bisa mendengarkan apa yang di katakan oleh Salsa. Di lubuk hatinya ia sangat kasihan kepada Salsa tapi di sisi lain ia sudah sangat amat kecewa saat orang yang kita percayai malah membuatnya kecewa.

Kesya meninggalkan Salsa begitu saja. Ia ingin membuat Salsa berfikir tentang perbuatannya yang sudah ia lakukan.

Di posisi lain Salsa menyesal melakukan ini tapi apa boleh buat? ini demi keluarganya yang tidak hancur kemarin perusahaan keluarganya sedang kritis uang perusahaannya di bawa kabur oleh seseorang dan sedang di cari tahu palakunya.

Sembari mencari tahu siapa pelakunya perusahaannya tetap harus berjalan tetapi banyak perusahaan lainnya yang membatalkan bekerja sama dengan perusahaan milik keluarganya. Tidak ada yang mau bekerja sama dengannya kecuali perusahaan milik keluarga Ghisyel. Tetapi keluarga Ghisyel mau melakukan kerja sama dengan syarat ia harus membokar rahasia milik sahabatnya.

Sekarang Salsa merasa jadi sahabat paling tidak berguna ralat apa dia masih bisa di sebut sebagai sahabat setelah melakukan hal itu kepada Kesya. Salsa tau ia munafik. tapi mau bagaimana lagi? apa jika kalian berada di posiai salsa apa yang harus kalian lakukan?

-
-
-
Kesya benar benar merasa kecewa dengan Salsa. Ah memikirkan Salsa hanya membuang waktu nya terbuang sia - sia. Sekarang ini Kesya harus memikirkan jawaban apa yang ia beri jika nanti Putra menanyakan perihal kemarin.

"Gue harus jawab gimana ya?" Gumam Kesya.
Kesya berjalan mondar mandir di dalam kamarnya.

"Apa gue terima?" Ujar Kesya.

Kesya langsung menggeleng - gelengkan kepalanya. Sebenarnya apa yang ada di otaknya Putra sehingga mau menikahi dirinya? dirinya ini sudah tidak suci lagi. ibaratnya najis. sebuah kotoran.

tok tok tok

Ah Kesya mendengar suara ketukan pintu apa jangan - jangan itu Putra yang ingin menanyakan jawaban dari Kesya.

Dengan segera Kesya merapihkan pakaiannya. mempoles sedikit wajahnya dengan bedak baby. Setelah di rasa cukup ia membuka pintu tersebut.

Tiba - tiba wajahnya berubah menjadi datar. Ia kira yang datang adalah Putra dan menanyakan tentang perihal kemarin eh tau - taunya yang dateng malah yang saat ini sedang ia hindari.

"Ada apa?" Ujar Kesya ketus.

"Gue mau minta maaf Key." Ucap Salsa,si pelaku yang mengetukan pintu rumah Kesya.

"Munafik. Gue paling benci sama orang munafik kayak lo, baik di depan belum tentu buruk di belakang." Ujar Kesya.

"Dengerin penjelasan gue dulu key. Gue lakuin ini karna ada sebabnya." Ucap Salsa.

"Iya sebabnya lo ga suka sama gue." Balas Kesya.

Dengan cepat Salsa menggeleng. Ia bukan tidak suka dengan Kesya. Ia sangat amat senang berteman dengan Kesya.

"Engga bukan gitu malah gue seneng banget bisa kenal lo gue lakuin ini ada sebabnya dan plis gue mohon banget dengerin penjelasan gue."

Ucapan Salsa membuat Kesya harus berfikir keras. Saat ini Kesya sedang berusaha menjauhi Salsa.

"Gue ga bisa."

Setelah mengucapkan itu Kesya menutup pintu nya lagi dengan suara kencang bodoamat jika ia di bilang tidak sopan.

Salsa menghembus nafas nya berat, harus bagaimana ia menjelaskannya Kesya sama sekali tidak mau mendengarkannya bahkan memberi celah ia untuk berbicara saja tidak.

Kesya kembali bernafas lega setidaknya ini menenangkan fikirannya. Kesya bingung apakah ia harus memaafkan Salsa tapi Salsa sudah membongkar aib nya,yang untung nya tidak jadi terbongkar.

Lelah memikirkan itu Kesya sudah terlelap ke alam mimpinya, beristirahat membuatnya tenang sekaligus menjernihkan fikirannya.

Pagi hari nya Kesya terbangun saat jam 05.06 yang artinya waktu nya ia solat Subuh menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim. Kesya hanya membutuhkan waktu t menit untuk mengambil air wudhu.

Setelah Kesya solat tak lupa membersihkan dirinya ia segera memakai seragamnya dan memakai sejenis perlatan sekolah seperti dasi dan gesper.

Mempoles wajahnya tipis menggunakan bedak baby dan tak lupa lip tin untuk memberi warna pada bibirnya yang teramat pucat.

Saat tiba di ruang tamu tiba - tiba saja ia di kaget kan dengan Seseorang yang sudah duduk di bangku rapuh dan tak lupa ia juga menggunakan seragam yang sama.

"Pintu lo ga di kunci." Ucap Cowo itu.

Ah ya Kesya lupa mengunci Pintu rumahnya saat terakhir kali ia menutupnya kencang akibat emosi nya terhadap Salsa.

"Lo cenayang ya bisa tau apa yang ada di pikiran gue?" Entah balasan apa yang keluar dari mulut Kesya.

"Cenayang dari jonggol , gue liat dari muka lo yang kebingungan." Ucap cowo itu.

"Ohhh."

" Jadi gimana lo mau atau engga?" Ucap cowo itu.

"Apanya?" Balasan Kesya.

"Itu yang kemarin."

"Ya" Ujar Kesya.

"Jawabnya yang bener dong." Ucap Cowo itu.

"Is apasih Putra udah ayo jalan." ucap Kesya.

Plis dong vote sama komennya.

monday,feb 10

Kesya ✔Where stories live. Discover now