Chapter 18

1.7K 52 0
                                    

Laki laki yang tidur dengan seorang perempuan dan seranjang bahkan belum ada ikatan sah untuk mereka berdua. Selimut menutupi tubuh polos mereka. Laki laki itu merasa aneh dengan tubuhnya dan terasa berat di bagian perut nya seperti ada yang melingkar. Di bukanya mata indah itu.

Ia tidak bisa mengingat apa yang terjadi semalam. Ia menatap sekeliling nya. Ini kamar hotel. Tapi siapa yang menyewa hotel ini? Ia menengok sebelah nya, oh ternyata perempuan yang di sebelah nya adalah Ghisyel . Ah Ghisyel? bagaimana ini bisa terjadi? seingat nya semalam itu adalah Kesya.

Dika kesal dan geram pasti ini rencana yang di buat oleh Ghisyel ah rupanya dia sudah terjebak dalam rencana sialan itu.

***

Keesokan pagi rumah Kesya yang sudah di beritahu nya akan di laksanakan Pernikahannya kini sudah ramai dengan ratusan oarang yang telah di undang.

Waktu semakin berlalu,hari ini Kesya dan Dika akan meneruskan kejenjang selanjutnya. Apa Kesya mampu meninggalkan Putra? Rasanya ini semua bagaikan mimpi.

Semua nya telah siap, baju pengantinnya pun sudah di siap kan di kamar nya. Tinggal menunggu waktu yang merubahnya.

Teman - teman sekolah nya pun tidak ada yang di undang. Undangan semua itu hanya rekan - rekan kerja dan saudara keluarga dari kedua mempelai.

Kesya gugup nya bukan main,pasal nya yang menikah dengannya bukan Putra. Bisa di bandingkan jika ia menikah dengan Putra mungkin Putra sudah ada di sebelah nya guna membuatnya tenang. Namun apalah daya ia yang memilih semua ini. Ia juga yang memilih Dika untuk pendamping hidup nya.

Semua nya telah Kesya lalu. Sekarang waktu nya ia bahagia. Apakah ini akhir dari semuanya? akhir dari ceritanyaa?

Kesya menatap diri nya di depan cermin. Wajah indah naya kini terpoles tipis oleh bedak dan wajah nya sudah di penuhi make up.

Kesya menghela nafas.

Kemudian terdengar suara decitan pintu yang pertanda pintu nya di buka seseorang yaitu ibu nya.

Ibu nya tersenyum dan berjalan mendekatinya. Menatap anak semata wayang nya. "Cantik. Kok belum di pake gaunnya?"

Kesya menggeleng."Belum bu, aku masih gugup aku takut dengan semua ini."

Ibu nya menaikan alis nya sebelah. "Ibu dulu juga begitu takut dan gerogi semua nya menjadi satu tapi ibu selalu berdoa agar pernikahannya berjalan lancar."

"Waktu ibu menikah dengan ayah,apa ibu mencintai ayah?" Itulah yang di fikir kan Kesya. Kesya tidak mencintai Dika,Kesya mencintai Putra. Lalu bagaimana nanti pernikahan tanpa ada cinta?

"Tentu. Ibu selalu mencintai nya sampai sekarang. Ibu tau kamu pasti belum cinta kan pada Dika? Kamu memilih menikah dengannya bukan karena ada rasa cinta di hati mu tapi karena anak yang kamu kandung adalah darah daging Dika, begitu bukan?" Ujar Ibu.

Kesya mengangguk. Ibunya kok bisa tau tentang yang ia rasa saat ini. "Aku tudak mencintainya bu, tapi bagaimana nanti jika kami menikah lalu tidak ada cinta di antara kita?"

"Cinta akan hadir suatu saat. Mulai dari terbiasa nya kalian berdua dan rasa nyaman kalian berdua pasti akan hadir yang namanya cinta."

"Tapi kalau Dika ga bisa atau aku yabg tidak bisa?"

"Sutttt ga boleh berbicara seperti itu. Kamu harus bisa mencintai Dika sebagai calon suami kamu."

Kesya mengangguk dua kali. Ia akan berusaha mencintai Dika sebagai ayah dari anak yang ia kandung.

"Sudah sekarang kamu pakai gaunnya yang sudah di siap kan."

Kesya memakai gaun Putih itu. Terlihat simple dan cocok di tubuhnya. Rambut yang di kuncir ala ala konde menanbahkan sifat kedewasaannya.

"Kamu cantik. Ibu ga rela putri ibu satu satu nya meninggalkan ibu" Ucap ibu lalu menghapus air matanya yang di pastikan akan keluar.

"Ibu jangan sedih nanti jika aku sudah menikah aku tidak akan melupakan ibu. Ibu yang sudah melahirkanku." Kesya semakin merasa bersalah. Mungkin jika ia bisa melihat dosa nya, dosa nya sudah beratus juta.

"Emmm baiklah,janji pada ibu?" Ujar ibu lalu menunjukan kelingkingnya. Kesya tersenyum kemudian ia mengikuti apa yang di gerakan ibu nya. Menyatukan Jari kelingking meraka. Mereka tersenyum haru. Ibu nya tidak bisa menahan air mata yang ingin jatuh. Namun air matanya kini semakin deras di tinggal nikah oleh anak semata wayangnya.

Di sisi lain seorang lelaki sedang prustasi. Pasal nya ia tidak berhasil menghancurkan pernikahan itu.

Ia tidak melakukan hal yang mampu membuat acara pernikahan itu gagal. Ini keputusan Kesya. Pilihan Kesya. Jadi ia tidak mau membuat Kesya menangis atau bersedih. Ia mau melihat Kesya bahagia dan tersenyum senang bukan bersedih. Mungkin Kesya memilih Dika karena bersama Putra ia tidak bahagia.

***

Pernikahan berjalan dengan lancar berkat doa - doa dari semua yang mendoakannya.

Status Kesya berubah padahal umur nya masih sangat muda. Ya Kesya akui dia menikah muda. Di karena-Ah sudahlah ia tidak mau mengingat kejadian itu lagi,mengingat itu semua membuat Kesya sedih dan kecewa.Kecewa tidak bisa menjaga hal yang berharga di hidup nya.

Suara dentuman kaki terdengar. Seorang laki - laki yang sudah sah sebagai suami nya itu duduk di sampingnya. Orang itu adalah Dika.

Dika menatap wajah indah Kesya-yang dulu nya sering di hina teman - temannya kini sudah berubah mulus selagi waktu berjalan.

Jika kalian ingat Wanita itu butuh waktu untuk berubah, seperti ulat yang berubah menjadi kupu - kupu dan yang pasti membutuhkan proses yang panjang. Maka dari itu kamu-yang laki laki harus menghargai perjuangan wanitanya.

Kesya kembali menatap Dika. Ia masih tidak menyangka jka diri nya sudah menikah.

Di umur nya yang terbilang labil kini ia harus menikah. Di saat semua remaja nenikmati waktu nya untuk bersenang - senang ia harus mengurus suami dan anak nya. Di saat semua remaja menikmati masa abu - abu nya dengan indah dan ia harus berdiam diri di rumah.

Apakah ini yang di namakan dengan takdir? apa kah ini yang di bilang dengan akhir ceritanya? Takdir itu adil tapi kenapa kepada dia tuhan tidak adil? Kesya juga mau merasakan hidup nya yang bahagia,hidup dengan orang yang di cintai. Bukan seperti ini. Ini memang pilihannya tapi ini ia hanya terpaksa melakukannya.

GIMANA SAMA PART INI?

Kesya ✔Where stories live. Discover now