Chapter 16

2.1K 70 3
                                    

Putra harus mengiklaskan Kesya. Ya itu harus walaupun hatinya sangat berat dengan keputusan Kesyanya,tapi ia tidak boleh egois dengan kepentingannya sendiri. Di sini Kesya-lebih tepat nya anak yang sedang di kandung Kesya membutuhkan ayah kandung nya. Mau bagaimana pun kelakuan Dika ia harus bijaksana kali ini. Putra mengiklaskannya tetapi Putra akan kembali menarik Kesya jika dia-Dika membuat Hati Kesya potek lebih tepatnya patah atau tidak menjaga Kesya dengan benar Putra akan menarik kembali apa yang seharusnya ia punya.

Editan undangan yang hampir jadi pun di ubah. Putra belum sepenuhnya ikhlas ah bagaimana sih rasanya tidak jadi nikah? sial ini benar benar di luar exspetasinya!

"Mas ini namanya di ganti?" Kata tukang edit itu, sudah sekian kali nya menanyakan pertanyaan seperti itu.

Putra berdecak sebal,tukang edit nya itu budek atau bagaimana sih? "Iya mas di ganti sama nama yang ini!" Ujar Putra sembari menunjukan kertas tertara nama dika&Kesya.

Tukang edit nya pun mengerutkan keningnya. "Lah kasian amat ini yang jadi Putra nggak jadi nikah sama Kesya, malah di ganti sama Dika. Wah mas kalo saya jadi Putra ga terima ini mas." Ucap tukang edit itu dengan berbicara tidak jelas.

Putra menatap tukang edit itu ia berdecik sebal. Ucapan tukang edit itu sama saja menghina dirinya. "Udah pak kerja tinggal kerja,bikin saya emosi aja."

"Ah mas yang namanya putra atau dika?" Tukang edit itu semakin gencar menggoda ia.

"Saya Putra kenapa emang?" Ujar Putra.

Tukang edit itu menggaruj tekuk nya yang tidak gatal. "Ah maaf berarti saya sudah menghina mas ini secara langsung ya?"

Putra mengangguk. "Aduh maaf ya mas tapi jangan cari pengedit lain bapak kan cumabln bercanda atuh."

Putra tersenyum. "Ya saya maklumi saja ,tidak apa apa kok. Saya juga sedikit terhibur tidak penuh ya hanya sedikit ingat sedikit pak."

"Hahaha mas ini bisa saja, mas ini keliatan baik tapi kenapa tidak jadi menikah dengan mbak Kesya?"

"Privasi pak maaf banget ya, kalau begitu saya pamit dulu ya pak besok saya ambil undangan ini."

Tukang edit itu mengangkat tangan kanannya kemudian di taruh di kepala menggerakkan hormat. "Siap atuh mas! "

Putra pergi entah kemana setelah pamit dengan tukang edit undangan itu kemudian ia berjalan saja mengikuti alunan kaki nya.

Putra masih tidak percaya dengan semua ini. Gadisnya, wanitanya, perempuannya, kesyanya, sebutan yang di juluki untuk Kesya itulah semua. Ia menatap awan biru yang cerah ini. Mengapa takdir sekejam ini dengannya? Bahkan takdir sudah berubah dan tak lagi dengannya. perwmpuan yang ia cintai saja ingin pergi meninggalkannya ralat menikah dengan lelaki lain.

Putra duduk di pinggir jalan di atas jembatan,di kursi panjang berbau tua. Ia mengusap wajahnya gusar. berkali - kali ia menunggu cinta pertamanya dan sekarang? Sudahlahh itu hanya membuat hati Putra semakin sakit.

Putra yang tanpa sadar, tanpa melihat samping nya sudah ada seorang perempuan yang teramat cantik. kulit putih tubuh tidak terlalu besar dan juga kurus sangat indah di pandang eh?...sensor lahh yaa lanjutannya.

"Kamu lagi galau ya?" Ujar Perempuan itu.

Putra tersentak kaget. "Ah! sejak kapan kamu duduk di sini?"

"Sejak aku melihatmu melamun sendiri dan aku bernisiatif ke sini deh."

Putra mengangguk. Kembali dengan fikirannya. Bagaimana ia bisa mendapatkan Kesya nya kembali?

Lamunan Putra seketika hilang saat tiba - tiba tangannya di terasa di sentuh seseoeang. "Kamu beneran lagi galau? Kalau ada masalah cerita saja sama aku."

Kesya ✔Where stories live. Discover now