Chapter 5

3.4K 116 6
                                    

Perlahan Dika membuka pintu ruangan kamar. Ia merebahkan tubuh Kesya di ranjang.
Dika tersenyum puas kemudian ia membuka baju milik Kesya dan melepaskan semua kain yang menempel di tubuh Kesya. Setelah pakaian kesya sudah terlepas semua kemudian ia melakukan yang tidak seharusnya ia lakukan.

***

Perlahan Kesya membuka matanya sayup sayup ia melihat diri nya di sebuah ruangan, seingatnya terakhir ia berada di pesta milik Ghisyel lalu mengapa ia sekarang di sini?

Kesya berniat bangun dari ranjang milik seseorang yang entah ia sendiri tidak tahu. Seketika matanya terbelalak melihat dirinya tidak menggunakan pakaian dan ia melihat darah di atas sprai tersebut. Apa? apa maksud semua ini? apa dia sudah-- Tidakk!!!tolong jika ini mimpi bangunkan lah dia!

Kesya mengambil pakaian yang berserakan dengan cepat Kesya menggunakan pakaian tersebut.

Kesya berjalan kaki menuju rumahnya, meski kaki nya sakit tidak bisa untuk berjalan dengan paksanya ia gunakan. Seperti orang gila yang tidak ter-urus! itulah dirinya. Banyak yang menatapnya seperti manusia aneh.

Sesampainya Kesya di depan rumah nya. Dengan Segera ia membersihkan dirinya yang sudah kotor. Kotor! Jelas kotor! Dirinya tidak bisa menjaga mahkotanya,kehormatannya!

Selesai membersihkan diri ia menatap perut nya yang masih datar berharap jika di perlakuan seseorang tidak akan menjadi buah,semacam janin!

Menatap orang yang berlalu lalang,melamun tak jelas membayangkan bagaimana kehidupan kedepan nya lagi. oh sudah lahebih baik Kesya tidur saja.

Sementara di sisi lain dua orang yang berbeda jenis kini sedang berbahagianya menunggu hancurnya seorang Kesya Senja Putriana.

"Lo yakin kan keluarinnya di dalemkan? " Ujar Ghisyel.
ya siapa lagi orang nya jika bukan Ghisyel dengan Dika.

"Yakin banget gue mah, liat aja paling juga bentar lagi hamil tuh anak!" Ujar Dika

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mendengarkan percakapan mereka.

Bangs** batin seseorang.

"Jadi kalo dia hamil beneran gimana?" Ujar Ghisyel.

"Aku kan udah bilang sayang biarin aja, itukan emang rencana kita dari awal" Ujar Dika seraya merangkul Ghisyel.

Dika dan Ghisyel memang menutup - nutupi hubungannya dari publik. Agar semua tidak menaruh rasa curiga pada mereka berdua.

"Abis sini rencana kita gimana?" Ujar Ghisyel.

"Sampe sini aja atau lanjut." Lanjut Ghisyel.

"Lanjut lah dendam gue belum terbayarkan." Ujar Dika.

"Jadi kamu mau nginep di sini atau pulang? Ujar Ghisyel

"Ya nginep lah kan aku mau tidur sama kamu." Ujar Dika seraya menarik hidung Ghisyel

"Ish yaudah,tapi jangan main malam ini aku capek." Ujar Ghisyel dan yang pasti kalian tau 'Main' apa.

Ghisyel dan Dika berjalan beriringan ke dalam rumah Ghisyel. Di rumah yang megah ini Ghisyel hanya hidup seorang diri, kakek dan nenek nya berbeda rumah. Tapi jika ada waktu kakek dan nenek nya akan berkunjung ke sini.

Liat aja gue bakalan bikin lo berdua menderita! batin seseorang.

Bulan telah pergi dan perlahan matahari mulai menampakan dirinya. Seorang gadis cantik sudah siap dengan pakaian sekolahnya Berpapasan dengan kaca seolah dirinya ingin bercemin tiba - tiba saja isi perut terasa ingin keluar dengan segeranya dia memuntahkan isi perutnya.

huekk
huekk
huekkk

Setelah itu ia membersihkan mulutnya dengan tisu yang ada di dalam kamar mandi tersebut.

"Rasanya cape pengen tidur bawaannya." gumam gadis cantik tersebut.

"Kalo gue ngaca mulu kapan nyampe ke sekolah." Ujar Gadis tersebut yang masih berdiri di Depan Kaca

***

Selang waktu kini kelas X- ipa3 sedang berlajar Matematika. Kelas ini hening,tidak ada suara, tidak ada candaan tawa, tidak ada yang mengobrol, semua terasa tenang terkecuali Kesya. Sedari tadi Kesya terus saja memegangi perut nya yang terasa ingin muntah. Salsa yang sedari tadi terdengar keberisikan kini menyenggol tangan sebangkunya.

"Sutttt Key diem nanti kena omel baru tau rasa lo." Ujar Salsa yang pelan tetapi masih terdengar oleh Kesya.

"Perut gue sakit anjir." Ujar Kesya.

"Gila lo terus gimana?" Ujar Salsa

"Ya ke toilet lah" Ujar Kesya.

"Mbah mu ke toilet, mana berani gue sama bu Raya yang galaknya bukan maen." Ujar Salsa.

"Boleh elah entar gue yang ijinin deh." Ujar Kesya.

Mendengar suara keberisikan membuat guru yang sedang mengajar menoleh ke sumber tersebut.

"Ada apa yang di sana?!" Suara bentakan dari bu Raya terdengar lantang.

Salsa menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal, kemudian ia menoleh ke arah Kesya,Kesya seolah mengerti dengan suasana sekarang. Setelah itu Kesya berdiri membuat semua murid menatap diri nya termasuk gurunya.

"Saya izin ke toilet bu." Ujar Kesya

"Tidak boleh saya tidak mengizinkan kamu." Ujar Bu Raya

"Bu kalo saya berak di sini gimana?" Ujar Kesya.

"Entar tai nya kemana - mana lagi bu, emang nya ibu mau?" Ujar Kesya sambil tersenyum Kesya yakin jika nanti Bu Raya mengizinkan dirinya.

"Yasudah kamu boleh ke toilet tapi sendiri tidak berdua!" Ujarr Bu Raya.

"Yah bu, berdua boleh ya bu????" Rengek Kesya.

"Sendiri atau tidak sama sekali" Ujar Bu Raya.

Dengan berat hati Kesya keluar kelasnya berjalan sendirian di koridor sepi. Tidak banyak orang. Saat diri nya ingin Masuk ke dalan toilet tiba - tiba saja sebuah tangan kekar menggenggam tangannya.

"Lo?" Ujar Kesya

Ga jelas ya? maaf🙏

feb, 4

Kesya ✔Where stories live. Discover now