Chapter 3

3.7K 134 3
                                    

Hari ini sepertinya Kesya harus ikhlas dan siap. Ikhlas di tinggal ibu nya ke negeri orang untuk bekerja sebagai tkw dan ia harus siap tinggal sendiri di rumah.

"Ibu sudah rapih dan memasukan semua barang barang ibu?" Ujar kesya memberi perhatian.

"Sudah, ayo kita jalan,nanti ketinggalan pesawat"Ujar Ibu.

"Apa ibu yakin?" Tanya Kesya meminta keyakinan kepada ibunya. Ibu nya mengangguk untuk meyakinkan anak satu satu nya.

Ibu mengusap kepala Kesya sayang, seolah meyakinkan Kesya, Kesya memeluk ibu nya di balas erat pelukan itu. Ibu nya terasa badan Kesya bergetar kencang dan sepertinya Kesya sedang mengatur nafas nya. Ibu melepaskan pelukan tersebut, di lihat nya Kesya, Kesya hanya menunduk seolah takut.

"Tenang Kesya,ibu tidak akan lupa pada mu." Ujar Ibu.

Kesya kembali menghamburkan pelukan kepadanya.

"Ayo antar Ibu sudah jam segini." Ujar Ibu.

Kini mereka berdua sudah berada di bandara Soekarano-Hatta.

"Jangan sampai hilang kartu rekening yang ibu berikan." Ujar Ibu mengingatkan Kesya.

Kesya menjawab pertanyaan ibu nya dengan mengangguk. Ia menghamburkan pelukannya untuk terakhir kali nya sebelum ibu nya pergi ke negeri orang. Kesya menangis di pelukan ibu nya. Orang orang yang sedang berjalan melihat mereka seperti aneh. Mungkin bagi mereka ini sangat alay, tpi tidak dengan Kesya. Perpisahan yang menurutnya akan hal rumit.
Perpisahan yang tidak pernah ia bayangkan.

🍌🍌🍌

Hari kedua Kesya sekolah ia telat di karenakan ia mengantarkan ibu nya kesekolah.

Kesya berjalan di koridor sekolah setelah keluar dari ruang bk.

"Lihat tuh baru hari kedua aja udah telat" Ujar Ghisyel.

"Gimana hari hari seterus nya ya."

"Entah lah."

Berdirilah Kesya di depan kelas X-Ipa3, dengan perlahan Kesya masuk ke dalam Kelas tersebut. Menaikan tingkat kepedean-nya dan mengurangi keraguannya. Seisi kelas mengarah ke dirinya termasuk osis.

"Dari mana saja kamu telat?" Ujar Salah satu osis perempuan.

"Maaf kak saya kesiangan." Jawab Kesya.

"Kesiangan itu bukan salah satu alasan!" Ujar Dika.

"Sudah lah nama nya juga manusia tempat nya bersalah." Ujar Rara, osis SMA Varenta

"Sudah kamu boleh duduk di tempat mu." Keputusan Dika.

"Baik kita lanjutkan saja."

Kegiatan MOS hari kedua Di lanjutkan, Beberapa dari mereka ada yang malas dan ada yang bersemangat.

Saat ini mereka semua di perbolehkan istirahat untuk mengisi perut mereka masing - masing. Kesya duduk sendiri di meja yang bisa terbilang berempat.

"Gue boleh duduk di sini?" Ujar seorang cowo.

Kesya mendongak melihat siapa pelaku nya.
Dika. Ketua osis yang bisa di bilang tampan dan juga most wanted. Sedang duduk di depannya sekarang.

"Hm bebas, ini bangku milik sekolah." ujar Kesya

"Lo sendiri?" Ujar Dika

"Kaka liat nya?"

"Ya sendiri sih"

Kesya ✔Where stories live. Discover now