Chapter 21

1.5K 41 1
                                    

Happy Reading😋

Usai berjalannya waktu kini Kesya dan Dika sudah berada di apartemen yang berisi 2 kamar, biasa nya Dika menggunakan apartemen ini sehabis ia kumpul dan di haruskan pulang larut malam agar tak kena omelan bunda nya ia pergi ke sini

Apartemen yang berisi 2 kamar itu di pakai 3 orang dengan 1 kamar di pakai oleh pasutri dan 1 nya lagi di gunakan oleh Bu Rini. Tentu ini semua keterpaksaan.

Waktu berjalan cepat saatnya malam pun tiba,matahari yang awalnya muncul kinintelah di gantikan oleh bulan. Di meja makan yang berisi 3 orang itu sedang mengisi perutnya masing - masing.

Tidak ada suara apapun yang terdengar kecuali benturan antara sendok dengan piring.

Bu Rini duduk di tengah - tengah. Mamah muda itu tidak mau kalah dengan anaknya.
"Kesya" Panggil Bu Rini.

Kesya yang mendengar namanya di panggil itu pun mendongak menatap yang memanggilnya. "Kenapa bu? tidak enak ya masakkannya ya?"

"Maaf ya bu cuman ada bahan itu aja di kulkas" Jawab Kesya dengan bertubi - tubi. Kesya merasa bersalah ah apa masakkannya benar tidak enak?

Bu Rini menggeleng sambil tersenyum, tentu saja itu senyum palsu. " Enak kok, bahan di kulkas sudah benar - benar habis kah? "

Kesya mengangguk "Iya bu bahan di kulkas habis."

"Oh maaf rupanya aku lupa membeli nya karena apartemen ini jarang aku tinggalkan" Sahut Dika.

"Tidak apa Dik jangan merasa bersalah saya tidak apa makan ini saja" Ucap ibu.

"Maaf ya bu sekali lagi, tapi nanti aku beli bahan buat masak kok biar bisa masak yang ibu suka" Usul Kesya di balas anggukan oleh Bu Rini.

Setelah di pastikan Kesya sedang tak melihat ke arah Bu Rini, Bu Rini menatap Dika,Dika yang di tatap itu awal nya tak mengerti Kemudian ia paham.

"Hm Kesya maaf ya aku ga bisa nganterin kamu, aku lagi ngerjain tugas kantor karena sekarang aku yang akan jadi pemimpinnya." Ucap Dika menjalankan aksinya.

Kesya awalnya kecewa tapi ia juga sadar, ia tidak boleh egoi. Toh Dika kerja untuk menghidupkan dirinya dan calon anaknya.
"Iya tidak apa - apa"

Kemudian mereka menghabiskan makanannya yang tertunda. Setelah makan bersama Kesya menyuci semua piring yang kotor Sehabis di pastikan sekua nya telah rapih Kesya bersiap - siap untuk pergi guna membeli bahan masakan.

Ia berjalan keluar apartemen sendirian. Kesya berjalan kaki menuju jalan raya besar untuk mencari angkutan umum. Di daerah ini susah sekali yang namanya ojek. Jadi ia memutuskan menaik angkutan umum saja.

Selang waktu kini Kesya telah sampai di tempat tujuannya. Bukan tukang sayur melainkan tempat penjualan sayur yang bagus.

Jika dirinya terbiasa membeli di tukang sayur depan gang rumahnya kini ia harus menggantinya karena tidak mungkin Dika terbiasa dengan itu semua. Jadi Kesya harus merubah semua kebiasaannya.

Kesya sibuk dengan sayur - sayur di depannya hingga tak menyadari seseorang di sebelahnya. Tanpa sengaja ia menyenggol lengan seseorang itu.

"Eh,, Maaf ya ga--

Putra?" Ya orang itu adalah Putra. Seseorang yang masih ada di hatinya.

"Lagi ngapain Key?" Ujar Putra. Ia tidak mau masalah yang kemarin antara dirinya dengan Kesya merusak pertemanannya. Ia juga sudah ikhlas dengan pilihan Kesya yang menikah dengan Dika. Karena pada dasarnya kebahagian Kesya itu lebih penting. Cinta tak harus memiliki, cukup melihat orang kita cintai bahagia dan mau tak mau kita juga harus bahagia.

Kesya juga sama dengan Putra, Kesya perlahan sudah melupakan masalah kemarin yang ada. "Beli bahan makanan untuk di rumah" Ucap Kesya.

Putra membentukkan mulutnya 'o'

"Kamu sendiri Key?" Ujar Putra sambil. melihat sekeliling nya dan Kesya.

Kesya mengangguk"Iya,Dika sedang sibuk dengan urusan kantornya."

Putra menyipitkan matanya." Serius dia membiarkan kamu jalan sendirian di saat sedang hamil?" Putra tak menyangka Dika membiarkan Istrinya berjalan sendirian di saat hamil,segitu penting nya urusan kantornya kah?

"Ya aku sih kan ga tau jadi ya sudahlah" Seperti kehabisan kata jika di tanya seperti ini. Ya Kesya juga merasa jika Dika tak memprioritaskan dirinya.

"Pulang nya mau aku anter?" Kata Putra. Putra tidak mau Kesya kenapa - kenapa jadi ia mengusulkan idenya ini.

Kesya menggeleng. "Tidak usah,aku bisa menggunakan angkutan umum"

Inilah yang Putra suka dari Kesya. kesnya perempuan sederhana dan juga berhati mulia.

"Kamu tidak kasian dengan janin yang kamu kandung?" Ujar Putra.

Putra yakin jika sudah begini, Kesya tidak akan menolak usulannya.

Kesya meraba perutnya yang sedikit membesar. Sembali mengelus perutnya Kesya berfikir ada benarnya juga jadi apa dia harus menjawab iya begitu? Okelah Kesya harus menerima tawaran Putra demi kebaikan calon anaknya.

"mmm Ya aku mau" Kata itulah yang keluar setelah Kesya berfikir. Oke jadi Kesya menerima tawaran ini.

"Sini aku bantuin" Sahut Putra dan mengambil ahli keranjang tersebut yang sebelumnya si pegang Kesya.

Kesya berjalan terlebih dahulu,di belakangnya di susul dengan Putra. Kesya berhenti di rak Sayuran. Ia memilih sayur yang terlihat segar. Karena ia bingung jadi ia memutuskan untuk bertanya pada Putra.

"Yang sebelah kanan aja, Bagus dan Segar kok itu" Jawab Putra.

dua orang ibu - ibu datang dan meilihat mereka yang tampak seperti suami istri. "Aduh kalian nikah muda ya?" Ucap ibu - ibu yang berkerudungan.

Mereka berdua tidak membalasnya, mereka hanya diam tak menyahut.

"Duh kalian so sweet" Sahut yang satunya.

"Istri mas sedang hamil ya?" Tanya yang berkerudung, karena yang satunya tak berkerudungan. Tanpa sadar Putra mengangguk membenarkan perihal Kesya hamil.

"Wahh semoga hubungan kalian Langgeng ya sampai tua nanti bahkan sampai maut memisahkan" Doa ibu yang berkerudung dan di aminin oleh ibu sebelahnya.

Setelah kedua ibu itu pergi keadaan di antara Kesya dengan Putra mendadak hening tidak ada yang memecahkannya.
Putra tak betah dengan keadaan seperti ini,ia mencari topik yang cocok untuk keadaannya.

"Emmm Ayo Key kita lanjut cari lagi aja, ga usah di denger ya ucapan ibu - ibu itu. "

Mereka berdua berjalan kembali menelusuri tempat ini. Btw padahal dalam hati Putra sudah mengucapkan amin pada doa ibu berkerudung itu, ia berharap hubungan Kesya dan Dika tak akan tahan lama.

Usai pembelanjaan dan sesuai ucapannya Putra mengantarkan Kesya ke depan gapuranya saja. Katanya ia tak enak hati jika nantii Dika melihatnya. Setelah mengucapkan terima kasih Kesya masuk ke dalam gapura menuju Apartemennya.

Di perjalanan Kesya terasa ada yang mengikutinya. Sepanjang jalan Kesya hanya berdoa dan meminta pertolongan.

Suara sepeda motor terdengar di kedua telinganya. Suara itu kemudian terdengar kencang sekali.

Brakk...

Jeng jeng jeng, ayo tebak apa nih?
Btw maaf udah jarang up.
Selamat hari kartini!!🎉

21 April 2020.

Kesya ✔Where stories live. Discover now