6. Dear you, just you, all for you (1)

12.9K 1.2K 9
                                    

Hal yang membuat Naura begitu membencinya, akhinya Rafisqi mengetahuinya sendiri. Bukan dari Aris, melainkan dari serentetan kejadian hari ini.

Pintu mobil ditutup dari luar. Dibanting agak keras. Melalui kaca spion, dilihatnya Naura melangkah cepat menyusuri trotoar, menjauh darinya dan tidak lagi menoleh ke belakang.

Karma.

Satu kata itu terus terngiang-ngiang.

Rafisqi berteriak kesal dan memukul keras setir mobil di hadapannya. Berusaha meluapkan kemarahannya yang begitu menumpuk. Jantungnya masih berpacu cepat dan napasnya semakin memburu. Kesal. Rasanya sangat kesal. Dia benci, pada dirinya sendiri dan semua hal yang dia abaikan selama ini.

Kau seharusnya menjauhi dia, Raf.

Awalnya dia tidak mengerti kenapa Angel sangat bersikeras bilang begitu.

Wah, kau tidak tahu? Dia itu penguntit setiamu sejak SMP. Melakukan apa pun agar berada di dekatmu. Tidak menyerah meski sudah kau tolak. Tidak tahu diri.

Rafisqi tahu itu tidak benar.

Dia itu murahan.

Mendengar itu, Rafisqi nyaris tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Tidak peduli Angel adalah teman lamanya. Tidak peduli gadis itu seorang perempuan. Tidak peduli mereka ada di tempat umum yang ramai oleh anak-anak.

Tidak ada yang boleh bicara begitu tentang Naura-nya.

Informasi dari Lesty berhasil memperjelas semuanya.

Seisi sekolah mencemoohnya. Membicarakannya tepat di depan mata. Memberinya panggilan-panggilan yang menyakitkan. Mengerjainya dengan berbagai cara. Dia tidak salah. Aku ada di sana waktu itu dan aku tahu pasti, Naura tidak pernah benar-benar bilang menyukaimu secara langsung. Bukankah begitu?

Kau tidak akan paham apa saja yang harus dialami Naura ketika SMP, Rafisqi. Kau tidak pernah peduli.

Rafisqi memutuskan untuk lebih mempercayai Lesty dibanding Angel. Bayangkan betapa kaget, kesal dan marahnya dia ketika mendengar semua itu.

Dia kembali teringat kejadian malam itu, ketika Naura menangis sendirian di halte bus. Setelah diingat-ingat lagi, sikapnya memang berubah agak aneh setelah kemunculan Angel dan Ratu. Naura sempat pergi ke toilet, disusul oleh Angel tidak lama kemudian. Angel kembali ke tempat duduknya lebih dulu dan begitu Naura balik, gadis itu langsung minta izin untuk pulang duluan.

Tidak salah lagi. Tangis Naura waktu itu, pasti ada hubungannya dengan Angel.

Bodohnya Rafisqi yang baru menyadari semua keanehan itu sekarang.

Ketika SMP, dia tahu ada satu siswi yang dibicarakan orang-orang. Baginya itu hal yang biasa. Semua orang yang pernah menyatakan cinta padanya selalu berakhir sama, menjadi buah bibir semua orang. Dia pikir semua akan berlalu seiring berjalannya waktu.

Namun ternyata, khusus untuk Naura, kasusnya makin membesar dan membesar, melenceng sangat jauh dari cerita aslinya.

Seandainya dia tahu kalau itu Naura.

Seandainya dulu dia peduli sedikit saja.

Seandainya dia tidak begitu apatis dan masa bodoh.

Naura benar.

Dia layak mendapatkan karma.

***

"Dia jadi lebih sering melamun. Dalam seminggu ini, sudah dua kali dia hampir salah mengganti tabung infus milik pasien."

[End] Perfectly ImperfectWhere stories live. Discover now