14. Into her world (2)

12.4K 1.5K 143
                                    

/Part 2/

.
.
.

Sejak semalam, Mila sudah mewanti-wanti agar rincian daftar tamu undangan diserahkan padanya sesegera mungkin. Wedding planner itu bahkan masih sempat menghubungi Rafisqi beberapa jam yang lalu hanya demi mengingatkan hal yang sama. Normalnya pasangan lain akan memiliki kesempatan untuk merencanakan segala sesuatunya dari jauh-jauh hari, tetapi berhubung mereka hanya punya waktu satu setengah bulan, semuanya harus dipersiapkan secara kilat. Calon tamu harus secepatnya didata agar Mila bisa menentukan jumlah undangan yang harus dicetak, serta seberapa banyak katering dan suvenir yang mesti dipesan.

"Si Hendra jangan diundang!" tukas Lesty berapi-api, nyaris menggebrak meja di depannya. "Ingat tidak, dulu dia pernah menyontek PR kita, tapi pas dipuji guru malah sok-sokan mengaku dia sendiri yang bikin!"

Mendengar itu, Rafisqi segera berhenti mencatat. Pada buku kecil di depannya sudah tertulis kata "Hen", tapi testimoni Lesty barusan membuatnya menoleh ke Naura, menunggu tanggapan gadis itu.

"Hah? Itu kejadian kapan?" tanya Naura. "Sudahlah, Les. Mending kuundang saja semua yang pernah sekelas denganku."

Selain untuk syukuran ulang tahun, inilah tujuan Naura mengumpulkan mereka semua di sini. Untuk membantu mendata siapa saja teman-teman yang akan diundang. Dari sisi Rafisqi, tidak terlalu banyak yang bisa dia undang-berhubung hampir separuh teman-temannya ada di Amerika.

"Bisa-bisanya kau lupa!" Lesty memandang Naura dengan sorot tidak percaya dan kembali membolak-balik buku tahunan SMP yang sedang dipegangnya. "Lalu Angel bagaimana? Kudengar dia sudah bebas dari penjara."

Empat pasang mata langsung tertuju ke Rafisqi-minus Fini yang sedang ke toilet.

"Mau undang seisi kelas A?" Alih-alih menjawab pertanyaannya Lesty, Naura malah meminta pendapatnya. "Tidak apa-apa kok. Bagaimana pun mereka teman sekelasmu selama 2,5 tahun."

Meskipun Naura bilang begitu, tapi ... mengundang Angel and the gang ke pernikahan mereka?

"Tidak usah." Rafisqi menjawab tanpa ragu.

Buat apa mengundang para biang kerok itu?

"Ih, undang saja, Rafisqi!" Lesty ikut menyeletuk. Dia merebut buku catatan yang ada di hadapan Rafisqi dan menorehkan nama Angel di atasnya. "Ikhlaskan saja satu kertas undangan buat si Angel. Nanti aku yang antar ke rumahnya."

"Memangnya Angel siapa?" tanya Fini yang sudah kembali duduk di samping Gilang.

"Fans-nya Rafisqi."

"Haters-nya Naura."

Lesty dan Della bicara bersamaan.

"Gimana?" Dan Fini pun kebingungan.

"Dua-duanya." Gilang memperjelas.

"Bukan," ralat Rafisqi yang ingin pembicaraan ini cepat-cepat berakhir. "Dia mantan teman sekelasku."

"Dia itu naksir tahu!" Setelah berkata menggebu-gebu, Lesty pun menghela napas. "Risiko jadi orang tenar. Apalah aku yang dulu cuma remahan oreo."

"Aku bingung. Kau ini sedang berusaha meningkatkan derajat diri sendiri atau bagaimana? Soalnya oreo tetap enak walau berbentuk remahan."

Sanggahan Naura barusan membuat Rafisqi mencemaskan terpicunya adu mulut jilid kesekian, tapi untunglah Gilang mengembalikan pembicaraan ke topik semula.

"Dia tidak akan datang." Gilang menanggapi. "Aku yakin 100 persen. Kecuali ... apa kau punya maksud lain?"

Rafisqi tidak mengerti makna di balik senyum penuh arti yang dilontarkan Gilang ke Lesty.

[End] Perfectly ImperfectWhere stories live. Discover now