Prolog

14K 994 88
                                    


Di ruang operasi dengan lampu operasi tengah menyala, membantu proses SC atau seksio sesarea yang umum dengan kata sesar. Dokter yang menggunakan baju serba hijau dengan apron dan topi operasi berwarna hijau nampak santai melakukan operasi ini. Jelas itu sudah pekerjaannya sehari-hari. Dibantu dua assisten, dokter itu mulai mengeluarkan satu bayi. Bayi itu terdiam sesaat lalu menangis setelahnya menghasilkan senyum simpul dibalik masker yang digunakan dokter tersebut. Lalu satu lagi bayi di keluarkan dari rahim orang yang mengandungnya masih dibalut amiotic sac saat dikeluarkan dari rahim lalu tak lama kemudian kantung tipis nan kuat berisi air ketuban itu pecah. Bayi itu terbebas dari kolam renang sumber hidupnya selama di dalam kandungan. Bayi itu tidak menangis hingga membuat dokter merangsang sang bayi agar menangis. Akan berbahaya kalau bayi tidak menangis saat lahir. Setalah diberi rangsangan, bayi itu pun akhirnya menangis. Kembali, dibalik masker sang dokter tersenyum karena berhasil menyelamatkan bayi.


Setelah selesai mengeluarkan sang bayi, dokter tersebut segera membereskan yang lain. Melihat bagaimana bayi-bayi itu lahir, melihat rupa menggemaskan bayi, mendengat suara tangisan bayi membuat hati dokter dengan nama Kim Seokjin itu menghangat walau tak dipungkiri sudut hatinya merasa sedih. Sedih karena dia iri.

Seokjin menatap orang yang ditutup kain pemisah antara kepala dan badannya. Orang itu tengah di dekatkan oleh bayi kembarnya. Lagi, hati Seokjin berdenyut sakit karena iri. Dua bayi kembar itu sudah didekatkan oleh orang yang melahirkannya dan kembali dibawa oleh perawat.


"Jungkook-ah."

Orang yang dipanggil sekaligus pasien Seokjin yang merupakan sahabatnya itu menatap Seokjin. Seokjin menatapnya seraya berujar, "Selamat. Bayimu kembar. Kau hebat!"

Jungkook tau di balik masker itu Seokjin tersenyum terlihat dari mata Seokjin yang menyipit. Jungkook balas tersenyum ditengah rasa setengah sadarnya dan mengangguk sebagai jawaban.


.


.


Berbeda lagi di ruang operasi dengan angka 4 di atas pintu. Dimana seorang dokter tampan dengan nama Kim Namjoon tengah melakukan operasi di bagian clavicula dextra atau lebih umum disebut tulang selangka sebelah kanan. Pasien ini memerlukan operasi penanaman besi lantaran tulangnya patah. Operasi yang memakan waktu lama.

Bunyi suara mesin saat dokter itu memasukan alat terdengar. Operasi ini lebih lama dibandingkan operasi sesar yang berlangsung di depan ruangannya. Cukup lama berjibaku dengan operasi ini, akhirnya dokter itu selesai semua dan pasien bisa dipindahkan ke ruang perawatan.

Namjoon melepas apron bentuk baju, masker dan sarung tangan sebelum keluar ruangan.

"Terima kasih semua," ucapnya sebelum keluar.

"Sama-sama dok." balas yang lain.

Namjoon tersenyum dan berbalik keluar. Saat berbalik ruangan di depannya sudah kosong petanda operasi sudah selesai. Lalu seorang perawat yang Namjoon kenal merupakan asisten Seokjin menghampirinya. "Dok,"

Namjoon menengok menatapnya. "Ya?"

"Dokter Seokjin,"

Mendengar namanya saja Namjoon sudah langsung paham apa maksudnya. "Dimana dia?" tanyanya.

"Dokter Seokjin di ruangan, dok."

"Terima kasih." Namjoon bergegas ke ruang dokter yang tidak jauh dari ruang operasi satu. Memasuki ruangan ini cukup sepi dan mudah baginya menemukan Seokjin yang selalu duduk di pojokan dekat rak buku dengan kursi plastik menatap jendela blur di depannya. Dan benar saja, Seokjin di sana. Melihat Seokjin membuat hatinya mencelos. Biasanya Seokjin hanya akan diam atau melamun setelah membantu orang melahirkan bayinya namun ini tidak. Seokjin menangis.

Namjoon mendekatinya. "Hey," panggilnya.

Seokjin yang kaget segera menghapus air matanya, mendongak dan tersenyum ke Namjoon. "Hey," sapanya balik. "Sudah sele-"


GREP...


Belum sempat Seokjiin melanjutkan ucapannya, Namjoon memeluknya begitu erat. "Jangan dipikirkan."

Lalu mata Seokjin berubah sendu. Dia balas memeluk Namjoon.


"Jangan menangis. Aku tidak suka melihatmu menangis."

Saat Namjoon mengelus rambutnya penuh sayang saat itu pula Seokjin menangis terisak. "Maaf." ucapnya.

"Tidak. Tidak perlu minta maaf karena memang kau tidak membuat kesalahan." ujar Namjoon sesekali mencium pucuk kepala Seokjin.

"J-Jungkook, b-bayinya kembar." ujarnya ditengah isakannya.

Namjoon mengangguk, "Iya. Nanti kita jenguk mereka. Sudah jangan sedih karena aku juga ikut sedih."

"A-aku mencintaimu."

Namjoon kembali mengangguk, "aku lebih mencintaimu." ujarnya.


Menikah sudah lebih dari lima tahun namun keduanya tidak kunjung diberi keturunan. Namjoon dan Seokjin sudah memeriksa keduanya dan hasilnya mereka berdua baik. Seokjin dan Namjoon juga tidak tau kenapa. Mereka menjalani hidup dengan sehat, selalu runtin membuat bayi namun mereka tidak kunjung diberi momongan. Dan itu membenani Seokjin yang seorang dokter kandungan yang setiap harinya berurusan dengan hal seperti ini. Sudut hatinya selalu menjerit iri saat membantu orang melahirkan. Tapi mau bagaimana lagi. Manusia hanya bisa berusaha dan berdoa. Seokjin dan Namjoon melakukan itu semua.


.


.


Sp.OG adalah gelar yang disandang oleh dokter kandungan, merupakan kependekan dari Spesialis Obstetri & Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan).  Anda dapat memeriksakan kesehatan sistem reproduksi maupun kandungan. (Sumber: aldodokter)

Sp.OT atau Bedah ortopedi atau orthopaedi (juga dieja orthopedi) ialah cabang  yang mempelajari tentang cedera akut, kronis dan trauma serta gangguan lain sistem mukuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal adalah suatu kondisi yang mengganggu fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang belakang. (Sumber: Wikipedia)

.

.

A/n; bantu aku yuk cari nama buat si bayi kembar :)

RetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang