Satu

8.3K 928 104
                                    

Malam itu mereka melakukan lagi. Dengan peluh yang membasahi keduanya, desahan yang menjadi suara pengiring malam, serta suara lenguhan terdengar. Seokjin berada di bawah Namjoon, tangannya meremas seprei putih dan bibir terus mendesah nikmat kala kejantanan Namjoon menumbuk titik nikmatnya. Tak lama kemudian, keduanya sampai dipuncaknya untuk kesekian kalinya di malam ini. Cairan putih keluar dari kejantanan Seokjin membasahi perut Namjoon dan Namjoon mengeluarkannya di dalam Seokjin. Entah ini sudah ke berapa kali.

Seokjin terengah begitupun Namjoon. Mata sayu Seokjin menatap Namjoon.

"Sudah ya,"

Seokjin mengangguk. "Iya, udah. Capek."

Namjoon tersenyum memperlihatkan dimple nya, merendahkan wajahnya untuk mencium kening Seokjin. Namjoon kembali menatap Seokjin. "Istirahat."

Seokjin menjawabnya dengan anggukan.

Namjoon mengeluarkan adik kecilnya dan berniat ke dapur. Dengan tubuh telanjangnya Namjoon turun dari ranjang, meraih celana kolor sebatas lutut untuk menutupi miliknya. Memang di rumah mereka tidak ada siapapun selain mereka berdua namun tetap saja rasanya aneh telanjang bulat keliling rumah -padahal hanya ke dapur.

"Mau kemana?" Tanya Seokjin.

"Ke dapur. Aku butuh minum apalagi kau, ya kan?"

Seokjin hanya tersenyum.

"Aku haus. Kau tadi langsung menarikku untuk bercinta saat aku pulang kerja." Lanjut Namjoon.

Senyum Seokjin berubah menjadi cengiran polos.

"Ya sudah. Kau tunggu di sini. Aku ambilkan minum." Ujar Namjoon seraya berlalu ke dapur.

Dengan segelas air putih ditangan, Namjoon kembali ke kamar dan betapa terkejutnya dia saat kembali ke kamarnya.

"Astaga, Seokjin. Apa-apaan kau ini?" Namjoon masuk ke kamar, menutup pintu kamar tersebut.

Seokjin yang tengah diposisi tidak enak di pandang hanya diam.

Namjoon menaruh gelas itu di meja nakas. "Kenapa menungging begitu? Kau mau penisku masuk lagi?"

Bibir Seokjin seketika cemberut saat Namjoon mengatakan itu. Namjoon duduk di sisi ranjang dan menatap Seokjin yang sedang di posisi menungging dengan kepala di kasur dan muka menatap Namjoon.

"Ini metode agar spermamu tidak keluar tau! Makanya aku menungging!"

Namjoon terkekeh geli. Tangannya mengusap rambut Seokjin. "Kau ini dokter kandungan tapi pikiranmu konyol. Metode dari mana itu? Sudah jangan bertingkah konyol. Mau sampai kapan posisimu begini? Sampai penisku masuk lagi?"

"Namjoon!" Mata Seokjin melotot galak.

"Makanya jangan seperti itu. Duduk yang benar lalu minum dan tidur."

Seokjin mendudukan tubuhnya, matanya melihat gelas yang dibawa Namjoon. "Kenapa bukan susu?"

"Susunya habis. Besok kita beli." Jelas Namjoon.

Seokjin mengangguk mengerti. Dia ambil gelas tersebut dan meminumnya.

"Sini gelasnya."

Seokjin menyerahkan gelas itu ke Namjoon. Namjoon kembali berdiri untuk menaruh gelas itu di dapur. "Jangan bertingkah konyol dengan menungging seperti tadi. Kalau sampai aku melihatmu menungging lagi saat kembali dari dapur maka penisku akan masuk." Ancaman itu membuat Seokjin mendengus sebal. Namjoon sendiri hanya terkekeh seraya pergi ke dapur.

.

.

Pagi ini Namjoon nampak buru-buru. Seokjin yang duduk dengan semangkuk sereal di atas meja, sendok dengan sisa susu di tangan, rambut berantakan dan pakaian kebesaran menatap Namjoon. "Mau kemana?"

Retakحيث تعيش القصص. اكتشف الآن