Limabelas

7.7K 866 140
                                    



PLAK....

Seokjin mendapat geplakan di kepala. Tidak sakit sebenarnya tapi memalukan karena dia mendapat geplakan itu di depan Namjoon, keluarga Namjoon dan ibunya. Seokjin meringis malu dan tangan mengelus kepalanya yang habis kena geplakan.

"Kau ini kenapa bodoh sekali, huh?"

Seokjin menunduk takut. Di depannya ini seniornya di rumah sakit. Sama-sama spesialis kandungan.

"Kau lulusan mana?!"

"S-sama dengan anda dokter Kim."

Dokter senior bernametag Kim Jaejoong ini kembali mengeplak kepala Seokjin. Lagi, bukan geplakan yang menyakitkan namun memalukan.

"Kampusku kenapa bisa kecolongan meloloskan dokter bodoh sepertimu?!"

Seokjin cemberut. Dia sedang sakit dengan menggunakan infus tapi dokter seniornya ini sungguh kejam.

"Kau kan dokter lebih tepatnya dokter kandungan, kenapa sampai tidak tau kau hamil?"

"A-aku tidak tau." Jawab Seokjin pelan.

Jaejoong kembali memukul Seokjin. Dia sungguh gemas dengan juniornya ini. "Kau tau, gara-gara kepekaanmu yang buruk anak dalam perutmu itu kesusahan."

Seokjin menggigit bibirnya merasa bersalah.

"Kau kurus kering seperti ini dan itu berdampak pada anakmu. Aigo, Kim Seokjin."

"Ehmm... dokter Jung-"

"Namaku Kim Jaejoong bukan Jung Jaejoong, dokter Kim Namjoon."

Namjoon memukul pelan bibirnya. "Maafkan saya, dokter Kim." Dokter Jung yang di sebut Namjoon tadi itu adalah mantan suami dokter Kim.

"Kenapa?! Kau mau membela mantanmu ini."

Namjoon yang hendak bersuara kembali bungkam. Dia sudah kena semprot duluan.

"Kau juga sama," kini dokter Jung berbalik memarahi Namjoon. "Kau juga dokter tapi kenapa kau juga bodoh?!"



PLAK...




"Aw!" Namjoon meringis sakit.

Kalau ke Namjoon Jaejoong sungguh memukulnya. "Kenapa kau jadi lemah begini? Kenapa kau jadi sensitif? Dan kenapa kau menuruti saja mau Seokjin?"

Sekarang Namjoon ikutan malu. Orang dewasa dimarahi di depan keluarganya itu rasanya memalukan.

"Itu bawaan bayi." Jawab Namjoon.

"Bawaan bayi kau bilang?! Jadi kau menyalahkan bayimu?"

Namjoon langsung mengibaskan tangannya. "B-bukan begitu."

"Lalu?"

Namjoon kalah, dia menunduk. "Maaf."

Seokjin tersenyum kecil melihat Namjoon yang dimarahi seperti ini.

"Kau juga bisa-bisanya senyam-senyum!" Senyum Seokjin luntur saat di kena lagi. Jaejoong menghampiri Seokjin. "Jawab aku, kenapa kau begitu bodoh? Aku sungguh malu sebagai seniormu."

"S-saya percaya dengan eomma saya. Maaf." Seokjin menunduk merasa bersalah.

Dokter perparas tampan yang sama seperti Seokjin seorang carrier itu menghela nafas. "Kau itu terlalu naif. Tapi memang kalau udah menyangkut percaya akan sulit tapi kalau sudah kejadian buruk baru percaya kepercayaannya salah. Aku benar?"

Seokjin mengangguk sebagai jawaban.

"Walaupun kau percaya dengan orang tersebut harusnya kau tetap memeriksanya. Antisipasi."

RetakWhere stories live. Discover now