Part 1

9.9K 220 10
                                    

"Elena!" Suara panggilan ibuku mempercepat gerakanku untuk segera menutup koperku dan segera keluar dari kamar menuju lantai bawah menemui ibuku.

"Kau sudah siap?" Aku menganggukan kepala menjawabnya. Bersama dengan ibuku, Aku berjalan keluar rumah menuju mobil tua milik ayahku.

"Aku sangat ingin melihat apartemenmu, tapi aku harus menyiapkan pesanan karangan bunga untuk acara pernikahan besok" ucap Ibuku. "Aku tak masalah, mama bisa mengunjungiku nanti".

"Baiklah, hati-hati sayang" ucap ibuku memberikan kecupan dipipi dan pelukan singkat sebelum aku masuk kedalam mobil dan melajukan mobil Ayahku yang telah meninggal dunia 5 tahun lalu.

Setelah berpamitan dengan ibuku, mobilpun melaju. Hari ini adalah hari dimana aku akan tinggal sendiri jauh dari ibuku yang sudah 22 tahun ini selalu tinggal bersama.

Setelah mendapatkan gelar sarjanaku tidak lama aku mendapatkan pekerjaan, yang mana 2 hari lagi aku akan mulai bekerja dan dengan uang tabunganku selama bekerja part-time cukup untuk menyewa apartemen. Aku pun memutuskan untuk tinggal sendiri, mencari tempat tinggal yang dekat dengan kantor.

Begitu sampai di apartementku, aku memarkir mobil dekat dengan pintu lobi di basement untuk memudahkanku membawa barang-barang menuju ruang apartemenku.

Dengan membawa koper pertamaku, Aku melangkah masuk menuju lift dan menekan tombol lantai 5 dimana apartemenku berada.

Setelah meletakkan koperku di dekat pintu masuk apartemenku, aku harus kembali mengambil barangku yang lain. Sebelumnya aku melihat keadaan apartemenku, aku beruntung mendapatkan harga setengah untuk penyewaan bulanan. Ruangannya lebih bersih dari yang aku duga, dengan satu kamar tidur, satu kamar mandi, dapur dan ruang tamu yang menyatu dalam ukuran tidak terlalu besar tentunya namun cukup untuk 5 orang lebih berada dalam ruang tamu.

Aku kembali menuju lift, menekan tombolnya dan menunggu pintu untuk terbuka. Saat pintu terbuka aku bersiap untuk masuk, namun langkah kakiku terhenti begitu melihat kedua pasangan yang sedang berciuman didalam lift.

Sang wanita yang membelakangiku mengenakan blouse berwarna biru tua dan rok bahan hitam di atas lutut, rambutnya ikal nan panjang sampai pinggangnya dan pria yang berada dibelakangnya mengenakan jeans beratasan kaos polos berwarna hitam, rambutnya tak teratur, ya karena sang wanita itu menjambak rambut pria yang terbilang tampan itu.

Pria tersebut mengangkat kepalanya memberikan tatapan padaku, matanya berwarna abu-abu sangat tajam menatapku, alisnya terangkat seperti berkata 'apa masalahmu?'.

Aku membeku.

Masih berdiri di depan pintu lift, saat pintu lift akan tertutup lagi barulah aku tersadar dan segera masuk ke dalam lift. Mereka tak berpisah walau ada orang yang melihatnya? Melakukan hal seperti itu didepan orang lain tentu membuat yang melihatnya risih. Mengapa aku harus masuk sekarang dan tidak menunggu lift selanjutnya.

Saat pintu terbuka keduanya berpisah dan aku dengan langkah cepat keluar dari dalam lift.

Aku mengambil beberapa kotak berisi buku dan barang lainnya milikku kemudian kembali ke lift. Saat pintu ingin tertutup aku mendengar suara seorang pria yang berteriak "tunggu!". Aku melihat keluar dan itu adalah pria yang tadi berada didalam lift.

Oh tidak. Aku tak ingin satu lift dengannya lagi. Tanpa berpikir aku ingin menekan tombol untuk menutup pintu lift, namun terlambat saat pria itu sudah datang dan masuk kedalam lift. "Terima kasih" ujarnya. Aku melangkah mundur dan menjauh bersandar pada dinding lift.

Pria tersebut menekan tombol lantai 16.

Lantai 16? Itu adalah sebuah penthouse, yang benar saja pria ini tinggal di lantai 16 dengan penampilan seperti pengangguran yang kerjaannya hanya bercinta.

There You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang