Part 20

2.1K 91 1
                                    

Setelah membayar gaun milikku, Aku mengajak Alex untuk pergi membeli kemejanya. Aku pergi dengan tangan yang menggenggam tangan Alex sambil berjalan menuju toko pakaian pria.

"Kenapa kita ke sini sekarang?" Alex bertanya padaku. Aku menoleh padanya dan tersenyum. "Aku ingin membelikanmu jas" ucapku. "Tidak perlu, aku masih memilikinya" ucap Alex ingin melangkah keluar. "Tunggu" Aku menahan tangannya untuk tidak keluar dan tetap berjalan masuk bersamaku.

"Apa aku tidak boleh membelikanmu sesuatu? Selama ini kau hanya memberiku dan aku tidak pernah memberikanmu apapun" ucapku. "Kau memberikan segalanya untukku, Elena." Ucap Alex membuatku menggigit bibir bawahku menahan senyumanku yang semakin melebar. Oh dia sangat tau untuk membuatku terbang.

"Mmm...karena gaun yang aku kenakan adalah gaun putih, aku ingin kau mengenakan maroon" ucapku menghampiri bagian jas.

"Pakaian milikmu hanya warna hitam, putih dan abu-abu, kau butuh warna baru Mr. Ryder" ucapku mengambil stelan jas berwarna maroon dan mencobanya di badan Alex. Aku membayangkan dirinya mengenakan jas merah maroon ini, aku yakin dia menjadi yang tertampan saat acara nanti.

"Aku ingin yang lain" ucap Alex setelah ia melihat-lihat. "Kenapa?" Aku bertanya padanya. "Aku ingin membelikanmu ini,".

"Kau yakin?" Alex bertanya. "100% ini sangat cocok untukmu," ucapku. "Okay, aku lapar, tidak ingin memilih yang lainnya. Jika itu yang kau mau, let's go" ucap Alex melangkahkan kakinya menuju kasir.

Ada apa dengannya? Ada yang salah dengan jas ini?. Aku melihat tag harga. Seketika mataku buram melihatnya. Benarakah apa yang aku lihat benar?. Jasnya saja memiliki harga Rp. 2.000.000. Apakah nominalnya kelebihan angka 0?

Aku melangkahkan kakiku menghampiri Alex yang sudah berdiri didepan kasir. Hanya jasnya dan itu memiliki harga yang sama dengan gaunku. Bagaiaman dengan celananya? Kemejanya? Dasinya?.

Aku memberikan dengan ragu jas yang berada ditanganku pada penjaga kasir. Alex terlihat memiliki wajah yang siap untuk menertawaiku. Dia sangat menyebalkan. Bagaimana dengan egoku? Tetapi..jika aku membeli seluruhnya maka gaji satu bulanku bisa habis.

"Setelah aku pikir, aku akan membelikanmu dasi, kau sudah memiliki banyak kemeja dan jas" ucapku ingin berbalik namun Alex menahannya dengan meraih pinggangku dan menghadapkanku pada meja kasir kembali.

"Jika kau ingin aku mengenakan pakaian itu kau bisa meletakkannya, aku sudah memberikan kartuku" ucap Alex. What??. Aku mengatakan jika aku ingin membelikannya, mengapa dia memberikan kartunya.

"Kau curang, okay, aku akan tetap membelikanmu dasi" ucapku. Alex tertawa, aku tidak kesal dengan tawanya. Aku senang mendengar tawa dari Alex. Setidaknya, aku tetap memberikan dia sesuatu tanpa perlu khawatir akan kehabisan gaji sebulanku.

Setelah membayar kami berdua keluar dari toko. "Aku sepertinya perlu memberitahumu, saat kita berjalan berdua aku tidak ingin kau selalu lebih dulu membayar, kau perlu pendapatku tentang siapa yang akan membayar. Okay?" Aku berkata padanya. Alex hanya menganggukan kepalanya, aku yakin dia melakukan itu hanya untuk mempercepat pembahasan ini.

"Aku ingin makan" ucap Alex merangkul pinggangku dan berjalan menuju tempat makan.

"Alex..." Aku memulai pembicaraan setelah selesai makan malam. "Hmmm?"

"Apa kau tidak bisa memikirkan lagi untuk datang ke pernikahan ayahmu?" Ucapku. Alex yang sedang meminum meletakkan gelasnya dan menatapku. Apa dia akan marah lagi?.

"Aku akan datang" ucap Alex. Mataku bulat membesar sempurna. Dia tidak salah bicara kan? Ada apa dengannya? Tidak, seharusnya aku senang dia akan datang.

There You AreWhere stories live. Discover now