Part 10

2.6K 112 2
                                    

Kami sampai di restaurant itali. Ryan merekomendasikan restaurant ini dan dia sudah menjadi pelanggan setia. Saat kami duduk pelayan langsung memberikan dua menu pada kami. Aku memesan pasta begitu juga dengan Ryan.

"Apa kau selalu datang sendiri ke restaurant ini?" Aku bertanya untuk membuka percakapan dengan Ryan. "Aku datang bersama keluargaku, atau lebih tepatnya aku rasa aku lebih sering pergi bersama Ayahku, ibu Alex dan Alex. Tapi akhir-akhir ini aku mulai dekat kembali dengan ibuku dan ini menjadi tempat favorite kami saat bertemu" ujar Ryan, dia sangat terbuka berbanding terbalik dengan sifat..Alex.

"Oh." Hanya itu yang keluar dari mulutku. Tidak tau apa yang harus aku katakan lagi dan tidak memiliki pertanyaan untuk melanjutkan pembicaraan dengannya.

Aku mendengar bell berbunyi saat pintu restaurant terbuka. Aku melihat ke arah pintu setelah mendengarnya. Tak ada alasan aku melihat kesana selain aku menghindari untuk bertatapan dengan Ryan saat tidak ada pembicaraan bersama dan sekarang aku menyesal melihat ke arah pintu. Melihat siapa yang berjalan masuk ke dalam restaurant membuatku segera menurunkan tatapanku saat dia menatapku.

"Oh! Ryan!" Ujar seorang wanita yang datang bersama Alex. Aku mengingat wanita itu, wanita yang aku lihat berada di dalam ruangan Alex saat itu. Tidak ingin tau dan mengingat apa yang mereka lakukan di dalam ruangan itu.

Ryan menoleh ke arah wanita tersebut dan Alex. "Mila, hai," sapanya. Mila? Aku baru ingat namanya Mila.

"Apa aku dan Alex bisa bergabung?" Tanya Mila pada Ryan yang langsung menatapku. Dia meminta jawabanku? Aku tidak tau apa yang harus aku jawab. Aku tau, aku akan menjawab tidak.

"Atau kita bisa duduk di tempat lain" ucap Alex, aku mengangkat kepalaku mendengar suaranya. "Aku tidak bisa seperti itu, tidak apa Ryan? Kita saling kenal mengapa harus makan berpisah" ucap wanita dengan pakaian ketatnya. Tentu wanita seperti dia yang berteman dengan Alex.

"Ya, ok, silahkan saja. Tidak apa Elena?" Ryan kembali menatapku. "Ya, tidak masalah" mulutku bergerak lebih cepat dari otakku dan aku tidak bisa untuk menolak. Jika aku menjawab tidak akan muncul pertanyaan dan kecanggungan yang sangat aku benci. Tapi dengannya duduk di sini akan lebih canggung.

Mila duduk disamping Ryan karena posisinya yang sudah berdiri di samping kursi Ryan dan itu membuat Alex duduk di sampingku. Setelah mereka memesan makanan, tak berapa lama makanan datang.

"Kau membawa kekasihmu kesini sekarang?" Wanita itu bertanya, pertanyaan itu tentu ditujukan pada Ryan. Sejak tadi yang mengobrol hanya Ryan dan Mila, aku terdiam karena tidak tau apa yang harus aku katakan dan tidak ada yang bertanya padaku jadi aku tidak mengatakan apapun. Aku tidak tau mengapa Alex tidak bersuara, dia hanya fokus untuk makan dan aku juga tidak yakin jika dia mendengarkan pembicaraan.

"Umm..kami berteman" ucap Ryan terus memberikanku tatapan bersalah. Well, bukan salahnya jika Alex dan wanita dengan make up tebalnya datang. "Well, Aku dan Alex juga berteman," ucap Mila.

"Tidak, aku tidak berteman dengannya seperti kalian" ucap Ryan. "Seperti kami? Tidakkah saat ini semua orang berteman seperti itu? Berteman untuk tidur bersama" kalimat wanita itu membuatku tersedak makananku, aku mengerti dia cocok berteman dengan Alex dan Ryan mendengar perkataannya yang sangat bebas.

"Kau baik-baik saja?" Ryan bertanya padaku, Aku mengangguk dan mengambil gelasku, namun sudah habis aku minum akibat rasa canggung yang mengeringkan tenggorokanku membuatku minum terlalu banyak.

"Pelayan" Ryan memanggil pelayan, sebelum pelayan datang sebuah gelas berisi air bergeser dari sampingku menuju mejaku. "Minum ini" ucap Alex yang memberikan air minumnya padaku.

Tanpa berpikir panjang aku langsung meminum air dari Alex, tenggorokanku akan sakit dan tidak dapat bernafas jika tidak cepat meminum air.

Setelahnya aku menyadari tatapan Ryan dan Mila padaku juga Alex. Pelayan datang mengalihkan tatapan mereka dariku.

There You AreМесто, где живут истории. Откройте их для себя