Part 3

4.3K 148 3
                                    

Setelah hari itu dengan sebisa mungkin aku ingin menjauh darinya. Beruntung hari ini adalah hari sabtu, Aku tidak perlu pergi ke kantor dan pergi ke ruangannya untuk meminta tanda tangan. Berharap aku tidak bertemu dengannya juga di Apartemen.

Aku memutuskan untuk berdiam di apartemen dan menonton televisi. Sebelumnya aku menjawab telfon dari ibuku.

"Iya, nanti aku akan berbelanja makanan untuk mengisi kulkas. Minggu ini aku rasa aku tidak mengunjungimu, minggu pertama kerjaku begitu melelahkan. Tapi aku berjanji untuk menemuimu minggu depan" ucapku sebelum menutup telfon dan lanjut menonton televisi.

Aku melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 11 siang. Aku harus keluar dan berbelanja. Dengan cardigan panjang selutut dan jeans aku keluar apartemen.

Setelah berbelanja aku kembali ke apartemen dengan satu plastik ditangan kanan dan satu lagi ditangan kiriku.

Oh great! Aku sudah berusaha menghindarinya.

Saat menuju lift aku melihat Alex dengan stelan Jasnya, aku melihat dia mengenakan itu kemarin? Dia tidak pulang?. Well, bukan urusanku.

Aku berdiri disampingnya, Alcohol. Itu yang tercium olehku saat berdiri di sampingnya dan menunggu bersama untuk pintu lift terbuka. Ia menoleh kepadaku tanpa berkata kemudian melihat kedepan kembali.

Ia kemudian melihat kearah di sampingku. "Oh tidak hari ini" ucapnya. Aku penasaran apa yang dilihatnya, menoleh dan melihat seorang wanita, aku pikir itu Natalie tapi semakin dekat wanita itu terlihat lebih berisi dari Natalie walaupun begitu ia memiliki bentuk tubuh yang bagus, membuat iri wanita sepertiku yang tak memiliki bentuk S sepertinya.

Pintu lift terbuka, Aku merasakan tangan Alex menarik lenganku untuk masuk karena aku masih melihat wanita itu yang semakin mendekat menuju lift dan sepertinya tidak melihat Alex dan Aku.

"Apa dia 'teman'mu juga?" Aku bertanya pada Alex. Untuk apa aku menanyakan hal itu?. Setidaknya aku tak menginginkan suasana canggung didalam lift lagi.

"Dia salah satu teman yang harus aku hindari" ujarnya. Dan kau adalah orang yang harus aku hindari.
"Kenapa?" Aku bertanya. "Mengapa kau banyak bertanya? Aku akan ke apartemenmu untuk beberapa menit atau jam mungkin" ucap Alex keluar bersamaku di lantai 5.

"Kau mengikutiku?" Aku berbalik menghadap Alex. "Aku sudah mengatakannya padamu, Elena" ucap Alex. Aku harus menghentikannya memanggilku seperti itu atau tidak aku akan seperti wanita lainnya yang jatuh ditangannya.

"Aku tidak ingat mengizinkanmu untuk datang ke apartemenku" ucapku. "Lebih tepatnya kau tidak mengatakan iya atau tidak tadi" ujar Alex melanjutkan langkahnya. Aku pun berjalan dan berhenti di depan apartemen.

"Jawabanku tidak" ucapku dengan tegas berhenti di depan pintu menghadapnya. Alex mengerutkan dahinya dengan reaksi berlebihanku. Tidak. Aku tidak berlebihan, belum ada yang mengunjungi apartemenku bahkan ibuku, dan pria yang tidak aku kenal masuk kedalam apartemenku? Itu tidak mungkin.

Alex melangkah maju padaku. Apa yang ingin dilakukannya?. Aku terus menatapnya dan memperhatikan gerakannya.

Tangannya bergerak menyentuh bahuku, aku bergedik namun tidak menolaknya. Ada apa denganku? Seharusnya aku memberontak. Tangannya turun menuju lengan, pergelangan tangan dan jari-jariku, kantong plastikku tak terasa ditanganku lagi. Dia mengambil plastikku?.

"Aku akan membantumu memegang plastik ini agar kau bisa membuka pintu" ucapnya dengan lembut. Aku tidak pernah tahu jika untuk mengambil plastik dari tanganku saja dapat membuat darahku naik dan tubuhku terasa sangat panas. Aku mendorongnya menjauh dan segera mengambil kunci di dalam saku untuk membuka pintu.

There You AreWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu