Part 17

2K 94 1
                                    

Aku melihat kolam renang yang sepi dan gelap. Aku melangkahkan kaki membuka pintu kaca besar yang berada jauh dari keramaian. Berjalan keluar menuju halaman belakang yang sangat luas kembali membuatku kagum dengan rumah ini.

Aku menghela nafasku, melihat ke langit yang mulai menggelap. Menarik nafas kemudian merasakan udara yang segar. Aku dapat bernafas dengan lega kembali.

Melanjutkan langkahku menuju kolam renang. Aku menggelengkan kepalaku begitu pandanganku terasa buram. Aku tidak seharusnya meminum wine. Bahkan belum menghabiskannya sudah membuatku berjalan tidak seimbang.

"Apa yang kau lakukan diluar?" Suara yang aku kenal membuatku menghentikan langkah dan segera berbalik. Melihatnya berdiri beberapa langkah dariku dengan setelan jas yang sangat rapih membuatnya terlihat begitu tampan dan bersinar. Aku menatapnya, ia semakin mendekat padaku, mata kami bertemu dan aku melihat mata abu-abunya. Mata yang sangat aku rindukan.

Alex kini sudah berdiri dihadapanku. Menatapku dengan tatapan dinginnya. "Kau bersama Ryan sekarang? Pfft..aku bahkan belum melupakan terakhir kau berada dikamarku" ucap Alex. Aku tau seharusnya aku membalasnya dengan ucapan tajam lainnya tapi aku merindukan perkataan frontal Alex.

"Apa hanya hal negatif yang ada dikepalamu? Kau sudah tau jika aku dan Ryan berteman." Ujarku.

"Bagus kalau begitu, apa pertemenanmu dengannya melakukan hal yang sama dengan kau dan aku?" Alex melangkah semakin dekat denganku. "Tentu saja tidak, dan kau harus ingat kalau aku tidak pernah mengatakan jika kita berteman" ucapku.

"Begitu juga denganku" ucap Alex. Aku mengangkat kepalaku menatapnya. "Kau tidak mengatakan padaku jika kau akan melakukan perjalanan bisnis" ucapku bertanya padanya. "Kau tidak membalas pesanku dan menjawab telfonku".

"Ok, kita seri kalau begitu" ucapku membuat Alex terkekeh. "Aku harus kembali sebelum Ryan mencariku" ucapku lagi. Senyuman Alex menghilang seketika. Ia kembali menatapku dingin. "Kau boleh berteman dengannya tapi aku tidak suka jika kau terlalu dekat dengannya." Ucap Alex.

"Mengapa kau mengaturku untuk dekat dengannya atau tidak?"

"Kau tidak pernah mendengarkanku, jika kau ingin mengerti maksudku, apa kau ingin meninggalkan pesta ini bersamaku?"

"Tidak"

"Aku sudah tau jawabanmu akan seperti itu, jadi kau tidak perlu banyak bertanya dan dengarkan aku"

Aku tidak mengatakan apapun lagi dan melangkahkan kakiku. Menyesal aku melangkahkan kaki dan meninggalkan Alex dihalaman. Aku merindukannya jauh dari yang aku kira. Aku ingin memeluknya tapi aku harus menahannya.

Aku menghentikan langkahku, ingin berbalik kembali menemui Alex. Namun, sebuah tangan telah melingar dipinggangku. Aku menoleh ke samping. Alex berdiri disampingku. Meraihku lebih dekat berdiri disampingnya.

"Aku tau kau menginginkanku, kita akan melakukannya saat pulang." Ucap Alex berbisik ditelingaku. Aku dapat merasakan nafas hangatnya ditelingaku. Kami berjalan bersama masuk kembali ke dalam ruangan.

"Elena" Ryan berjalan mendekatiku dan Alex. Aku segera menurunkan tangan Alex dari pinggangku.
"Oh. Kau bersama Alex" ucap Ryan. Tidak ada nada marah dari kalimatnya, aku lebih mendengar nada kecewa. Mengapa aku merasa telah melakukan sesuatu yang salah padanya.

"Ya, aku bertemu dengannya tadi" ucapku. "Ok, aku ingin mengajakmu bertemu dengan ayahku" ucap Ryan meraih tanganku untuk digenggam.

"Tunggu, mengapa kau harus memperkenalkannya pada ayahmu" ucap Alex melepaskan tanganku dengan Ryan. "Apa urusannya denganmu? Aku dapat memperkenalkan temanku dengan ayahku, itu hakku" ucap Ryan menatap Alex dengan tatapan tajamnya. Aku berharap ini tidak seperti drama, dimana mereka akan memintaku untuk memilih diantara mereka berdua. Oh ya, tidak.

There You AreWhere stories live. Discover now