Part 27 (Last)

4.8K 146 10
                                    

Elena's Pov

Setelah beberapa hari lalu bertemu dengannya, aku merasa telah gagal, selama 6 bulan lebih aku tidak dapat melupakannya. Kami hanya saling mengenal selama 3 bulan tetapi apa yang diberikannya padaku bukanlah pengalaman yang cukup mudah untuk di lupakan. Apa aku merasa menyesal tidak dapat membuatku sendiri bertahan bersamanya. Tetapi aku yakin saat itu pilihanku dan pilihannya adalah yang terbaik. Kami perlu waktu untuk mengetahui apa yang sebenarnya yang diperlukan untuk aku dan untuknya. Melihatnya yang dengan penampilan sehat membuatku tidak memiliki rasa penyesalan pergi jauh darinya, aku bersyukur dirinya tampak lebih bahagia dari sebelumnya.

"Elena.." panggilan dari Ryan yang berdiri di depan mejaku, membuatku berhenti dari lamunanku sendiri dan mengangkat kepala menatapnya. "Ingin makan siang bersama?" Ryan bertanya. "Hmmm..aku mungkin perlu menyelesaikan proposal.." ucapku. "Aku yang membutuhkan proposal itu, lagi pula itu sebenarnya bukan tugasmu, atasanmu memberikanmu tugasnya, ayo kita pergi makan siang karna aku sudah lapar, ini jam makan siang jangan menyiksa dirimu dengan pekerjaan" ucap Ryan.

"Okay, kita makan siang bersama, bos" ucapku mengambil tasku kemudian berjalan bersama dengan Ryan menuju lift.

Kami sampai di restaurant yang dituju. Begitu kami ingin masuk ke dalam restaurant, Ryan menghentikan langkahnya. Aku terheran dan menghadapnya. "Apa ada yang salah?" Aku bertanya.

"Kau bisa masuk lebih dulu, aku meninggalkan ponselku di mobil" ucap Ryan. "Oh Okay" Aku pun melangkahkan kaki masuk ke dalam restaurant dan segera mencari tempat untuk duduk. Menunggu lama, Ryan belum juga datang. Aku mencoba untuk menghubunginya, panggilanku tak terjawab olehnya.

Mataku terus melihat pintu, mungkinkah dia meninggalkan karena mendapat telfon bisnis?. tidak mungkin Ryan akan sejahat itu denganku. Pikiran negatif muncul di kepalaku, namun pikiran itu menghilang ketika mataku menangkap bayangan seorang pria yang amat sangat aku kenali. Apa yang dilakukannya di sini?. Pikiranku langsung tertuju pada Ryan!. tidak lain tidak bukan dia merencanakan sesuatu. Tentu saja, jika tidak dia tidak mungkin memaksaku untuk makan siang bersamanya hari ini juga.

Alex melangkahkan kakinya menghampiri mejaku.

"Maafkan aku, sepertinya Ryan melakukan sesuatu..." ujarnya begitu sampai di depan meja.

"Emm..dia memang suka melakukan sesuatu diluar dugaan" ucapku. "Kau ingin makan bersama?" Aku bertanya padanya.

"Jika kau mengizinkannya"

"Duduklah, aku sudah lapar"

Alex duduk dihdapanku, menatap wajahnya membuatku mengenang masa lalu. Setelah bertemu di toko bunga ibuku, aku yakin kami akan bertemu lagi dan sekali lagi itu karena Ryan.

"Kau memiliki banyak waktu?" Aku bertanya lagi padanya.

"Emm...tidak ada pekerjaan terlalu penting sore ini" ucap Alex. Aku menganggukan kepalaku. Ryan telah memberikanku waktu untuk makan siang bersamanya, aku akan memanfaatkannya dengan sangat baik.

"Kau ingin pergi ke tempat favoritku?". Dia terbenging menatapku bingung. "Tetapi jika kau tidak bisa aku tidak masalah" tambahku.

"Aku ingin" jawab Alex membuatku tersenyum. "Okay, setelah makan siang kita akan pergi" ucapku. Alex menganggukan kepalanya. Apa aku terlalu straight forward?. Tidak masalah, selama ini aku hanya menunggunya, kini aku dapat melakukan apa yang aku tunda padanya.

Setelah makan siang kami, Aku dan Alex pergi menuju tempat yang aku inginkan dengan mobil yang di kendarai Alex. Begitu sampai aku segera turun dengan senangnya. Mengapa Alex hanya mengajakku sekali ke tempat ini. Tempat favoritnya yang kini menjadi tempat favoritku.

There You AreWhere stories live. Discover now