Part 26

2.3K 92 0
                                    

Elena's Pov

"Aku membiarkanmu untuk pergi. Kau pantas mendapatkan kebahagiaan, kasih sayang dan cinta."

Apa yang baru saja dikatakannya?. Dia benar-benar mengatakan hal itu?.
Aku mendorongnya menjauh dariku dan berdiri dari sofa. Aku fikir setelah membiarkannya pergi dan mencari ketenangan, dia dapat berfikir jernih. Bagaimana caranya agar dia mengerti apa yang aku inginkan?

"Aku berjanji padamu untuk tidak meninggalkanmu. Jika aku salah aku minta maaf." Ucapku.

"Aku ingin kau pergi, Aku ingin kau bahagia dengan suasana yang baru dan menjauh dari kelompokku dan juga aku." Ucap Alex yang melangkah mendekatiku.

"Itu yang kau inginkan? Apa kau tidak bertanya padaku apa yang aku inginkan?" Aku berkata membuatnya terdiam menatap ke bawah. Aku menarik napasku dalam-dalam sebelum mengeluarkan kalimatku.

"Aku tidak ingin meninggalkanmu, Aku..aku mencintaimu" ucapku. Memperhatikan ekspresi mukanya membuatku takut akan apa yang ingin ia katakan.

"Aku hanya akan menyakitimu dan aku tidak dapat membuatmu bahagia.."

"Kau tidak mencintaiku?" Aku melangkahkan kaki meraih kedua tangannya.

"Bukan seperti itu maksudku, Aku ingin kau bahagia, Aku ingin melihatmu tersenyum, Tapi, Aku tidak dapat membuatmu mendapatkan itu semua.."

"Kau bisa mencobanya, Kau dapat mencoba untuk membuatku tersenyum, membuatku merasakan kebahagiaan"

"Elena.."

"Lihat aku.." Aku memegang kedua pipinya, membuat Alex tak dapat melihat ke arah lain selain menatapku.

"Aku mohon kau dapat menjawab pertanyaanku dengan jujur. Apa kau tidak ingin bersamaku?" Ucapku menatapnya tepat ke dalam mata, berharap apa yang keluar dari mulutnya mengekspresikan dengan benar apa yang ada di dalam matanya.

"Aku selalu ingin bersamamu" ujarnya. Aku tersenyum dan berkata "Dengan kau menginginkan aku bersamamu, Aku dapat bahagia" ucapku.

"Elena..bagaimana dengan kedepannya? Saat ini aku dapat membuatmu bahagia tapi bagaimana jika nanti aku menyakitimu lagi? Aku membuatmu menangis lagi dan kau akan membenciku. Aku terlalu hancur Elena" ucap Alex, menatap matanya membuatku merasakan perih di dalam hatiku.

"Apa kau mencintaiku?" Aku kembali bertanya.

"Aku...Aku tidak tahu..."

Kalimatnya membuatku ingin putus asa dengannya. Tapi, tatapannya membuatku tidak ingin meninggalkan dia.

"Jadi, kau tidak dapat membuatku bahagia karena aku tidak mencintaiku? Itu jawabanmu yang aku pahami. Sudah jelas alasannya, kau benar aku harus pergi" ucapku menurunkan tanganku dari wajah Alex, kemudian mengambil langkah menuju pintu keluar dengan keraguan. Aku tau dengan perkataannya, dia tidak akan menahanku untuk pergi lagi. Jika memang ini yang dia inginkan, maka aku harus pergi.

***

Hari esok tiba, aku pergi bekerja seperti hari biasanya. Aku mendengar pembicaraan mengenai Natalie yang secara mendadak mengundurkan dirinya. Saat ini dirinya menjadi topic pembicaraan. Aku menoleh pada Rylee yang terdiam, namun melihat bagaimana wajahnya ia terlintah ekspresi kesal di wajahnya. Begitu dia menoleh padaku, Aku segera melihat ke layar laptopku kembali. Pemikiranku terhadapnya berubah, apa yang dia lakukan padaku ternyata memang rencananya untuk membuatku menjadi temannya dan membiarkan aku bertemu dengan Alex.
Tidak, Aku harus berterima kasih padanya, karena dia aku mendapatkan pengalaman yang baru. Pengalaman yang sangat special. Sesuatu yang tidak mungkin mudah aku lupakan. Seseorang mengambil kursi di sampingku, tanpa melihatnya aku tahu siapa wanita yang duduk di sebelahku ini. "Apa kau yang mengatakannya pada Alex untuk memecat Natalie?" Ujarnya yang tak aku hiraukan.
"Aku tidak menyangka kau adalah wanita seperti itu, apa aku salah menilaimu? Kau benar-benar seperti racun, apa kau sekarang merasa sangat besar setelah Alex bersamamu? Aku hanya ingin menasehatimu, lebih baik kau tinggalkan Alex. Aku sudah memperingatimu sebelumnya tapi kau tidak mendengarkan aku. Kau memang sama saja dengan wanita lainnya, apa kau sangat membutuhkan uang?".

There You AreWhere stories live. Discover now