1

11.8K 525 29
                                    

Taiwan.

Tzuyu pov

Cahaya matahari pagi yang menembus jendela kamarku begitu saja membuatku harus terbangun dari tidurku, padahal aku benar-benar lelah, semalam pekerjaanku begitu banyak dan sulit tapi itu sangat menyenangkan.

Bau amis menusuk indera penciumanku, meskipun kata orang bau ini sangat tidak enak tapi aku sangat menyukainya, bau darah, aku tidak mengganti pakaianku sebelum tidur, rasa lelahku membuat diriku ingin langsung pergi ke alam mimpi.

Ku lihat jam pada ponselku, jam delapan pagi, aku baru tertidur selama empat jam. Ku letakkan kembali ponselku di atas nakas, aku masih enggan untuk bangun, tapi entah kenapa mataku tidak bisa terpejam untuk kembali tertidur dan mungkin aku hanya akan terus menatap langit-langit kamarku jika saja tidak dering telepon masuk.

Guanlin is calling....

Guanlin adalah asistenku, ia telah lama mengabdi kepada keluargaku, jauh sebelum orang tuaku meninggal. Ia di temukan oleh kedua orang tuaku di jalanan, saat itu juga orang tuaku menawarkan pekerjaan kepadanya, ia juga di sekolahkan karena saat itu ia masih berumur tiga belas tahun, seumuran denganku. Biasanya ia menelepon jika ada tawaran pekerjaan untukku, maka langsung saja aku mengangkat telepon tersebut.

"hmm, ada apa?"

"Tzu, chan meminta bantuanmu, ia memintamu untuk segera ke Korea sekarang."

"ada apa dengan si tiang itu? Apa anak buahnya tidak ada yang bisa diandalkan? Aku sudah malas jika berurusan dengannya, kau tahu kan aku sering kali hampir tertangkap ketika membantunya membunuh para buronan hukuman mati."

"ia bilang bayarannya akan cukup mahal."

"yasudah, langsung siapkan penerbangan. Aku akan berangkat jam sebelas nanti."

Aku segera mematikan telepon tersebut dan segera pergi mandi, setelahnya aku sarapan dengan sangat malas dan terpaksa. Jika kalian ingin tahu apa pekerjaanku, maka akan kuberi tahu.

Aku bekerja sebagai pembunuh bayaran, aku bekerja untuk siapa pun, keluarga manapun, asal dengan bayaran yang setimpal. Aku benar benar menyukai pekerjaan ini, menurutku membunuh adalah sesuatu yang menyenangkan dibandingkan hal lain. Selain itu aku juga mendirikan sebuah perusahaan di korea, tapi perusahaan itu aku serahkan kepada salah satu temanku.

Mungkin tidak ada pembunuh yang bekerja sama dengan polisi bukan? Tapi salah satu temanku, yang menjabat sebagai kepala kepolisian Korea selalu meminta bantuanku ketika banyak pelaku kriminal yang seharusnya di hukum mati tetapi malah kabur, aku harus membunuh mereka dan menghabisi mereka sesuai dengan apa yang diperintahkannya kepadaku, tapi sialnya aku pasti akan terlacak oleh polisi, tetapi aku membuat suatu perjanjian dengannya, yaitu bahwa aku tidak boleh masuk kedalam jeruji besi tersebut dan ia harus mengabulkan apa saja yang aku minta atau ia akan menerima balasannya.

aku Chou Tzuyu, aku suka membunuh dan menyiksa, mereka menyebutku psikopat dan julukanku adalah Eksekutor.

Tzuyu pov end

Tzuyu sudah berada di Korea, ia di jemput oleh asisten setianya yaitu Guanlin. Tzuyu tidak ingin langsung ke rumahnya yang ada di Korea, ia ingin mengunjungi perusahaan miliknya yang sudah lama ia serahkan kepada temannya, teman masa kecilnya.

"Guanlin, antar aku ke perusahaan dulu."

"baiklah."

Mereka berdua segera menuju ke perusahaan milik Tzuyu, sepanjang jalan Tzuyu hanya terus memutar dan memainkan pisau saja sampai ia tiba di sebuah gedung bertingkat yang cukup megah.

"kau boleh pulang dulu atau berjalan-jalan, aku akan cukup lama disini."

Guanlin hanya mengangguk, lalu Tzuyu pun segera masuk ke gedung tersebut. Ia di sambut hangat oleh beberapa karyawan lama, sedangkan karyawan baru hanya menatapnya bingung, mereka memang tahu bahwa perusahaan tersebut memiliki dua CEO, tapi mereka tidak pernah mengenal Tzuyu, karena Tzuyu sendiri lebih sering berada di tanah kelahirannya, Taiwan. Ia tiba di ruang CEO, di temuinya seseorang yang sedang berkutik dengan laptop dan tumpukan kertas,

"Eonnie," sapa Tzuyu.

"Yoda! Kau kemari?" tanya orang tersebut.

"tentu saja, jeongyeon eonnie."

Jeongyeon, ia adalah teman masa kecil Tzuyu, sebenarnya Tzuyu masih memiliki teman lain tetapi Tzuyu belum pernah bertemu lagi dengan mereka selain Jeongyeon, lebih tepatnya Tzuyu menyembunyikan keberadaannya, entah karena apa ia menyembunyikan keberadaannya. Mereka berbincang cukup lama, mulai dari membicarakan perusahaan, pekerjaan Tzuyu selama di Taiwan dan masih banyak lagi.

"Tzuyu, mau sampai kapan kau menyembunyikan keberadaanmu? Yang lain merindukanmu dan aku juga tidak bisa terus menutupinya."

"entahlah eonnie, mungkin nanti aku akan menunjukkan keberadaanku. aku lelah. Aku numpang tidur sebentar."

Tzuyu segera berbaring di sofa yang ada di ruangan tersebut. Jeongyeon hanya menghela napas panjang, Tzuyu selalu saja menghindar ketika ia membicarakan hal tadi, ia tak mau ambil pusing, segera ia lanjutkan pekerjaannya.

Tzuyu tertidur cukup lama di ruangan Jeongyeon, Jeongyeon sendiri tidak mau mengganggu Tzuyu, tapi tak lama kemudian datang sebuah gangguan.

"JEONGIEEE.....!" Terdengar teriakan seorang perempuan yang tengah memanggil Jeongyeon.

"JONGIEEE!" Perempuan itu masuk dan langsung menghampiri Jeongyeon, tak hanya menghampiri tapi ia langsung duduk di pangkuan Jeong.

"nayeonie bisakah kau pelankan sedikit suaramu?"

"memangnya kenapa?" ucap perempuan itu dengan suara yang cukup keras dan ia segera mempoutkan bibirnya, membuat kekasihnya tidak tega.

Jeongyeon tidak kuat jika Nayeon, kekasihnya sudah seperti itu. Ia segera mengecup bibir manis kekasihnya tersebut.

"lagi...," pinta Nayeon

jeongyeon kembali mengecup bibir Nayeon.

"JEONGIEE..... LAGI....!"

Jeongyeon pun segera mencium Nayeon, kali ini dengan lumatan dan di balas oleh Nayeon. Jeong sedikit menggigit bibir bawah Nayeon, membuat perempuan tersebut sedikit mendesah.

"siapa tadi yang teriak-teriak?" tanya Tzuyu sambil melihat kearah meja Jeongyeon dan setelahnya ia melihat sebuah pemandangan yang cukup mengganggu.

"astaga mataku...." batin Tzuyu ketika melihat sepasang kekasih yang tengah berciuman dan langsung mengalihkan pandangannya.

Jeongyeon dan Nayeon terkejut dan segera melepas ciuman mereka. Nayeon, pipinya memerah, ia juga langsung turun dari pangkuan Jeongyeon. Sedangkan Jeongyeon terus melihat langit-langit ruangan sambil menahan malu. Nayeon segera melihat siapa yang baru saja menggangunya berciuman, tapi masih dengan menahan malu. Ia terkejut setelah melihat pria yang ada di sofa tersebut.

"k-kau...?"

Tzuyu menoleh, ia juga terkejut.

"c-che-chewy?"

"Na-nayeon eonnie?"














to be continued

Revisi
Berhubung ad yg minta buat jgn gender bender jd saya ubah

I Love You Psycho [ 사랭해 싸이코 ] (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang