16

2.5K 270 12
                                    

Prangg..

Sebuah gelas kaca terjatuh dari ketinggian meja makan memecahkan sunyinya malam di rumah Tzuyu, pecahannya menyebar kemana-mana, tapi beruntung orang yang tak sengaja memecahkan gelas tersebut tidak terluka.

"Kau tidak apa-apa?"

"Eh, aku baik Jihyo. Aku hanya tidak sengaja menjatuhkannya," jawab Sana dengan ekspresi wajah sedikit khawatir.

Jihyo diam sambil memerhatikan wajah Sana.

Sana pov.

Kenapa perasaanku begitu tidak enak? Aku merasa seperti ada sesuatu yang tidak beres, daritadi juga detak jantungku berdetak dengan sangat cepat, khawatir dan takut. Kenapa?

Aku cepat-cepat membereskan pecahan gelas yang tidak sengaja kujatuhkan tadi, di bantu oleh Jihyo, memang awalnya anak itu diam saja tapi sekarang ia ikut membantu.

"Eonnie," Jihyo kembali memanggilku.

"Kau sungguh tidak apa-apa?"

"Engg sebenarnya aku sedang khawatir."

"Khawatir kenapa?"

"Entahlah, rasanya seperti sudah terjadi sesuatu."

"Tzuyu?"

"Kok malah Tzuyu?"

Jihyo hanya menaikkan bahunya lalu kembali ke kamar. Asal kalian tahu sejak Tzuyu mendadak pergi, aku menyuruh Nayeon eonnie, Momo, Jihyo dan Mina kesini untuk menemaniku, tidak mungkin kan jika aku tinggal bersama Chani, meskipun ada banyak pembantu.

Guanlin? Ia sedang ke Taiwan, tidak tahu untuk apa. Setelah selesai membereskan sisa pecahan gelas, aku kembali ke kamarku.

Sana pov end.

Tzuyu pov.

"Kau sudah bangun?" Sebentar ini suara siapa?

"Sana eonnie?" Tanyaku asal.

"Kau bodoh apa gimana sih dasar tiang! Buka matamu dulu!" Kenapa Sana eonnie membentakku?

Aku nencoba melihat ke arah orang yang aku kira adalah Sana, pandanganku masih kabur, pendengaranku sedikit terganggu, kepalaku masih pusing dan tubuhku sakit sekali.

Begitu pandanganku mulai jelas, aku sedikit terkejut. Di depanku bukanlah Sana eonnie, tapi si cebol Chaeyeong.

"Kenapa kau di sini? Padahal aku berharapnya Sana eonnie."

"Pabo-ya! Kau pingsan semalaman dan sekarang malah nyeleneh! Sepertinya otakmu telah itu terbentur!"

"Kenapa kau marah-marah Chaeng!"

"Kau membuatku geram Tzuyu!"

"Berisik!" Dahyun eonnie langsung melempar dua bantal ke arah kami.

"Aww," aku meringis kesakitan, jelas tubuhku benar-benar sakit.

Semalam kami memenangkan pertempuran itu, meskipun aku mendapat banyak luka, yang penting Chenle sudah mati.

"Bagaimana kondisimu Tzu?" Tanya Jeongyeon eonnie kepadaku.

"Masih sakit, tapi lebih baik kita pulang saja."

"Kau serius?"

"Ya."

Tzuyu pov end.



Hari itu juga mereka memutuskan pulang ke seoul. Menghabiskan waktu yang cukup lama di atas udara dengan pesawat pribadi milik Tzuyu, mereka berdelapan sudah kembali ke seoul dengan selamat.

I Love You Psycho [ 사랭해 싸이코 ] (End)Where stories live. Discover now