18

2.3K 244 14
                                    

"Tzu, kenapa kau begitu dingin dengan perempuan tadi?" Tanya Sana ke pada Tzuyu.

Tzuyu kemudian mendekatkan wajahnya ke wajahnya Sana.

"Aku tahu kau cemburu saat perempuan itu menabrakku, bukankah awal pertemuan kita juga seperti itu?"

Pipi Sana langsung memerah, tebakan Tzuyu 100% akurat.

"Engg-itu Tzu, besok kita akan kemana?"

"Kau akan tahu besok."

Keesokan harinya
Sana pov.

Pagi ini, Tzuyu membawaku ke sebuah pemakaman. Sekarang kami berada di depan dua makam yang aku tebak itu adalah makam kedua orang tua Tzuyu.

Tzuyu menghampiri makam tersebut sambil meletakkan dua karangan bunga, sedangkan aku hanya terus memperhatikannya.

"Ayah, ibu. Tzuyu datang, maaf Tzuyu ga pernah datang semenjak kalian pergi. Biasanya Guanlin yang datang bukan? Ayah, ibu. Maafin Tzuyu yang baru datang sekarang, kemarin Tzuyu masih belum kuat buat ingat semua kejadian itu, sebisa mungkin Tzuyu bakal datang kesini lagi lain kali," ucapnya di depan makam itu.

Aku tahu dia sedang menahan tangisannya.

"Aku ingin mengenalkan seseorang kepada kalian, namanya Sana, dia kekasihku," ia menoleh ke arahku, aku pun menghampirinya.

"Selamat pagi paman, bibi. Aku Sana, kekasihnya Tzuyu. Dia anak yang nakal, suka membunuh, sok dingin. Bahkan dia sangat lancang, dia telah berani masuk ke hatiku."

"Itu tidak benar."

"Mianhae," aku mencium pipinya, kulihat ia sedikit kaget kemudian langsung tersenyum.

Hari ini kami tidak kemana-mana lagi setelah pulang dari pemakaman tersebut, justru kami malah sibuk dengan beberapa urusan perusahaan.

"Ini apa, Tzu?" Tanyaku sambil menunjuk sebuah buku.

"Itu daftar kerja sama antar perusahaan milik CY Group dengan beberapa perusahaan di dunia, mulai dari yang masih aktif sampai yang tidak aktif," jelasnya.

Aku membuka buku tersebut dan melihat isinya, aku menemukan sebuah nama perusahaan yang di coret oleh Tzuyu, memang ada beberapa yang di coret dengan tinta hitam, tapi yang satu ini menggunakan tinta merah.

"Kenapa di coret?"

"Beberapa sudah ada yang bangkrut."

"Lalu kenapa ini di coret dengan tinta merah?" Aku menunjukkan nama perusahaan itu.

"Aku sudah menghentikan kerja sama dengan perusahaan itu, orang-orang di balik perusahaan itu adalah salah satu pelopor pembantaian keluargaku."

Aku terdiam mendengarnya, tidak mau terus mengungkit masa lalu Tzuyu, kuputuskan untuk menghentikan pembicaraan itu.

Sana pov end.

Malam harinya, Sana di temani oleh Tzuyu pergi melihat langit bertaburan bintang di halaman belakang rumah. Tzuyu terus memeluk Sana dari belakang, seolah tidak mau melepaskan gadisnya itu.

"Kenapa rumah kamu yang di korea sama yang disini bagus banget? Punya banyak taman dan hal indah lainnya?" Tanya Sana.

"Sebagai penghilang stres."

"Penghilang stres?"

"Kamu tau kan aku punya gangguan psikolog? Aku sengaja bikin taman di setiap rumah aku biar stres aku bisa hilang setiap liat taman-taman itu dan ternyata berhasil."

Sana diam, ia kembali menatap langit.

"Sana, mau tahu ga persamaan kamu sama bintang di sana?"

"Apa?"

I Love You Psycho [ 사랭해 싸이코 ] (End)Where stories live. Discover now