4

3.1K 337 4
                                    

Sana pov
Pukul 18.00 kst

Hari ini benar-benar membosankan, setelah seharian hanya rebahan di kasur sambil main hp. Dan saat ini aku harus menunggu lebih dari lima belas menit di kafe hanya untuk menunggu temanku.

"Maaf aku telat," sapa seorang perempuan yang jelas aku kenal siapa dirinya.

"Mina-chan, akhirnya kau datang." Ucapku dengan sedikit kesal.

"Gomenasai," ucapnya meminta maaf.

Dia adalah temanku, namanya Myoui Mina, kami sama-sama dari jepang, kami bertemu beberapa tahun yang lalu.

"Ada apa kau memanggilku kesini nee-san"

Oh ya, dia satu tahun lebih muda dariku.

"Aku bosan."

"Apa kau di pecat lagi?"

Aku mengangguk.

"Astaga."

"Sudahlah jangan bahas itu. Kemana Nayeon nee-san dan momoring?"

"Nayeon nee-san sedang bersama dengan jeongyeon nee-san. Momo nee-san sedang di bar dubu, ia sedang meminta traktiran jokbal sama dubu."

asal kalian tahu salah satu kebiasaanku jika mengobrol dengannya adalah kami tetap menggunakan bahasa jepang, bukan korea.

Kami menghabiskan waktu cukup lama dengan mengobrol panjang, tapi Mina pamit duluan karna ia di telepon oleh kekasihnya.

"Maaf nee-san baby tigerku memanggil."

Sialan, aku sendiri sekarang. Baiklah aku akan pulang saja. Setelah membayar makanan dan minuman yang aku pesan tadi, aku segera keluar dari kafe.

"Maaf noona, apa kau sedang sibuk?" Tanya seorang pria yang mungkin lebih muda dariku.

Pria itu memakai kaos putih dan wajahnya cukup polos.

"Tidak, memangnya kenapa?" Aku menjawab pria itu dengan sangat ramah.

"Apa kau tahu alamat ini, noona? Aku baru pindah ke daerah ini jadi masih belum hafal."

"Aku tahu. Mau aku antar?"

"Aku mau noona, tapi ini tidak merepotkanmu kan?"

"Tentu saja tidak, kebetulan ini searah dengan rumahku."

"Terima kasih noona. Kebetulan aku membawa mobil, itu mobilku di sana, kau jalan saja duluan noona. Ladies first." Pria itu menunjuk ke arah mobilnya.

Hey, anak ini sangat ramah, kenapa aku baru sadar?

Aku segera berjalan ke arah mobil pria tersebut, tentu saja aku berjalan lebih dulu darinya. Tapi tiba-tiba saja ada sebuah sapu tangan membekap hidung dan mulutku, sialnya orang yang membekapku adalah pria tadi.

Saat ini di sekitarku benar-benar mulai sepi. Sapu tangan itu sepertinya sudah diberi zat kloroform, aku terus membrontak tapi lama kelamaan kesadaranku hilang. Semuanya gelap.

~~~

Perlahan aku mulai membuka mataku, bau amis darah menyeruak indra penciumanku dan juga suara teriakan yang begitu kencang. Tanganku di ikat oleh tali, sialan.

Aku segera mengedarkan pandanganku, ruangan ini begitu luas, tapi di sini banyak mayat? Mayat-mayat itu sepertinya belum lama mati dan di depanku ada dua perempuan, yang sedang di siksa dan yang satu adalah yang menyiksa.

Perempuan yang di siksa terus saja berteriak meminta tolong dan belas kasihan, tapi sepertinya percuma. Apa aku sedang berada di rumah seorang psikopat? Pria itu! Dia pasti yang membawaku kesini. Kenapa aku begitu ceroboh dengan percaya kepada orang yang tak aku kenal.

Perempuan tadi di bunuh dengan sangat kejam, sedangkan si pembunuh hanya tertawa saja. Pembunuh itu berjalan mendekatiku dan menyeretku ke bawah lampu remang, di situ baru aku bisa melihat dengan jelas wajah si pembunuh.

Hey! Dia gadis yang tak sengaja aku tabrak kemarin, jadi dia pembunuh? Kenapa bisa? Dia seorang gadis cantik tapi dia seorang pembunuh? Asal kalian tahu aku sangat membenci seorang pembunuh.

Aku terus berteriak dan memberontak saat ia mencoba menyentuhku. Ku tatap matanya, jelas ia juga terkejut. Ia melempar pisau-pisau yang ada di meja, tiba-tiba saja ia seperti orang yang frustasi.

"CHANIII!!!" Gadis itu berteriak memanggil seseorang.

Tak lama kemudian seorang pria masuk, pria itu orang yang sama dengan yang aku temui tadi, pria penculik!

"DIMANA KAU MENEMUKAN GADIS ITU?!" Gadis tersebut menunjuk ke arahku.

"A-aku menemukannya di kafe dekat stasiun, nona."

jadi pria itu bernama Chani. Gadis itu segera mendekat ke arah Chani, ia seperti sedang berbisik kepada Chani dan langsung pergi setelahnya.

Chani menghampiriku dan ia melepaskan ikatan tali pada tanganku. Aku menepis tangannya kasar saat ia mencoba membantuku berdiri.

"Maafkan aku," ucapnya dengan menundukkan wajahnya.

Aku hanya menatapnya dengan pandangan benci.

"Maafkan aku, noona. Tapi anda harus tahu, nona Tzuyu tidak akan membiarkan anda pergi dari rumah ini."

Sana pov end

Tzuyu pov

"Chani, kau bersihkan semua ini dan kau lepaskan perempuan itu tapi jangan biarkan ia kabur dari rumah ini! Dan satu lagi, bawa ia kekamar di sebelah kamarku dan kunci pintunya!" Ucapku penuh penekanan.

Aku langsung pergi meninggalkan ruangan itu dan menuju kamarku.

Bagaimana bisa Chani membawa gadis yang aku suka sebagai tumbalnya? Jujur saja aku benar-benar menyukai gadis itu dan untung saja aku tidak membunuhnya. Chani sialan!

Aku segera membanting benda-benda yang ada di kamarku, semua pembantu yang lewat hanya diam bersikap tak peduli karna mereka tahu jika aku sudah begini itu artinya aku tak bisa di ganggu.

Tzuyu pov end

Sana pov (again?)

"AKU TAK MAU BERADA DISINI! KELUARKAN AKU DARI NERAKA INI!" Aku berteriak kepada Chani saat ia hendak meninggalkanku.

Ia menghampiriku dan menarik tanganku, ia membawaku ke salah satu kamar.

"Nona Tzuyu menyuruhku untuk membawa anda ke kamar ini. Sekali lagi anda tidak bisa lolos dari rumah ini."

"Kenapa? Kenapa kau tidak menolongku? Namamu Chani kan? Kau anak baik-baik kan? Tolong aku. TOLONG AKU CHANI!"

"Maaf aku tidak bisa, noona." Ia segera pergi meninggalkanku dan mengunci pintu kamar.

Aku benar-benar tak menyangka akan jadi begini. Di pecat dan sekarang harus tertahan di rumah psikopat.

Aku mengecek handphoneku, eh? Kemana handphoneku? Hilang! Sialan, benda itu hilang. Lengkap sudah kesialan yang menimpaku.

Cairan bening mengalir di pipiku, aku tak kuat lagi menahan air mata. Kenapa harus aku yang tertimpa sial? Okaa-san otou-san, tolong aku. Okaa-san otou-san kenapa kalian harus meninggalkanku? Aku sendirian disini, aku takut, kalian tahu? Aku membenci mereka, aku membenci para pembunuh tapi sekarang aku malah berada dekat dengan pembunuh? Okaa-san otou-san selamatkan aku.

Sana pov end














To be continued

Arvey kembali yeyy.
Sana di culik gaes, untung tzuyu ga bunuh sana. Ya iyalah tzuyu kan sayang ama sana:)

Apasih ga jelas.
Arvey lagi ga jelas otaknya jadi sekian terima SATZU eh slh sekian terima kasih.

Jangan lupa vota sama comment jangan sider ok.
Babay.  :)



I Love You Psycho [ 사랭해 싸이코 ] (End)Where stories live. Discover now