1.2 Pagi-Pagi Curhat

1.6K 151 11
                                    

Dua bulan berlalu begitu cepat. Jaehyun melalui pergulatan batin sendirian, sengaja tidak ingin berbagi beban dengan Johnny. Johnny sudah cukup pusing dengan pekerjaannya, Jaehyun tidak mungkin menambah satu beban lagi di hidupnya. Jaehyun sudah memutuskan untuk mempertahankan hubungan mereka, pemuda itu bertekad akan membicarakan perihal orientasi seksualnya kepada kedua orang tuanya, tapi nanti setelah mendapat persetujuan dari Johnny.

"Assalamualaikum Icha," sapa Jaehyun begitu masuk ke dalam ruko yang menjadi kantor Johnny. Yang disapa menoleh dengan wajah antusias, matanya berbinar menyambut kedatangan Jaehyun.

"Waalaikumsalam kak Jay!" sahut Icha bersemangat. Anisa atau lebih akrab dipanggil Icha itu memang 3 tahun lebih muda dari Jaehyun.

Jaehyun tersenyum manis hingga lesung pipinya timbul. Hari ini dia memakai kemeja hitam pas badan dengan blue jean dan sepatu semi formal, wajahnya tampak fresh-semakin tampan, ditambah bentuk tubuhnya yang ideal untuk ukuran pemuda seumurannya.

"Bawa apaan tuh?" tanya Anisa sambil melirik bingkisan ditangan Jaehyun.

Jaehyun mengambil kursi yang kosong dan duduk berdampingan dengan Anisa. Dia menaruh bingkisan yang berisikan beberapa cemilan kering itu di meja Anisa. "Cemilan buat lo, dek," katanya, "Yang lain kemana?"

"Echan lagi izin bapaknya masuk rumah sakit, kalo mbak Rane ke Pajak Pratama." Anisa menerima kantung itu dengan senang hati. Lalu Jaehyun hanya mengangguk tanda mengerti.

"Lo nggak kerja lagi? Pak Johnny lagi ke BPN tapi bentar lagi juga balik ke kantor sih cuman nyerahin berkas doang," papar Anisa dan mulai memakan cemilannya.

"Kerja tapi izin balik duluan," kata Jaehyun nyengir. Anisa hanya menggelengkan kepala sebagai responnya. Tidak habis pikir dengan jalan pikiran pemuda itu. Berangkat paling siang, pulangnya juga paling siang juga.

"Atasan lo ga masalah lo sering mangkir kayak gini?" tanya Anisa penasaran.

"Nggaklah, doi mantan gue."

Sontak Anisan menoleh, menatap Jaehyun penasaran. "Mantan? Mantan yang mana? June?" Anisa menyambar ponselnya ketika benda pipih itu berdering tanda beberapa pesan masuk, gadis itu mulai mengotak-atik ponselnya namun tetap menunggu jawaban Jaehyun.

"Bukan, tapi Jisu."

Anisa membelalak, menaruh ponselnya di meja dan menaruh atensinya pada Jaehyun. "Jisu? Cewek?"

Jaehyun hanya tersenyum tipis sambil mengamati wajah bloon Anisa. Anisa mendecak sebal, mengedikkan bahu lalu kembali memainkan ponselnya ketika benda itu berdering, mengabaikan Jaehyun yang tampaknya tidak akan mengeluarkan suara lagi.

Sementara Jaehyun masih betah memerhatikan penampilan gadis pribumi itu. Selalu rapi, Jaehyun suka. Anisa benar-benar selalu tampil maksimal. Jaehyun sepertinya sedang tersihir-mendekat, mengamati gadis itu dengan jarak lebih dekat. Lalu Jaehyun bertopang dagu di tangannya. Anisa benar-benar cantik. Jaehyun tidak bercanda. Rambutnya hitam alami dan panjang. Bulu matanya lebat, saking lebatnya mungkin bisa dipakai untuk mengepel lantai. Kulitnya kecoklatan alami. Anisa itu cantik sampai ketulang, seperti Jisu dalam bentukan yang lebih muda, yang lebih eksotis.

Mungkin Jaehyun saat ini memang gay, lebih menyukai pria matang seperti Johnny tapi jika dihadapkan dengan gadis semenarik Anisa atau mantannya Jisu-

"Cha." Jaehyun memanggil yang langsung disauti dehaman Anisa. Sepertinya gadis itu tidak sadar sedang diperhatikan intens oleh pacar bosnya itu.

"Kalo bonyok nggak seneng gua gay, lo mau jadi cewek gue?"

Tangan Anisa berhenti mengetik, matanya mengerjap bingung. Entah, dia seperti mendengar sesuatu yang serius tapi tentu saja-

"Gue nggak serius sih soalnya gue udah lupa gimana caranya merawanin cewek. Hehe. Eh tapi gue nggak pernah merawanin cewek."

JOHNJAENOLOGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang