5. Putih Abu-Abu

956 103 10
                                    

Pukul 1 siang di parkiran SMA Taruna terlihat Johnny Bagaskara sedang menunggu seseorang. Entah apa yang membuatnya berlapang dada menunggu disiang bolong begini. Padahal bukan orang yang penting-penting amat.

"Tal!" Dengan nada kesal Johnny memanggil temannya itu. "Lu boker lama bener, jadi nebeng ga nih?

Cewek itu nyengir lebar menampilkan deretan giginya yang putih bersih, dan mengangguk semangat. "Jadi dong," jawabnya sambil berjalan menghampiri Johnny. "Motor lu, John?" Tunjuk Ital ke motor besar berwarna kuning di dekat mereka. Johnny menggeleng.

"Motor gua yang itu."

Johnny berjalan ke arah motor vespa PX125 berwarna coklat yang terparkir tak jauh dari pintu keluar gedung sekolah.

Tak disangka-sangka Ital tampak antusias pada kendaraan klasik itu. Lalu Ital mendahului Johnny dan langsung mengambil alih motor klasik yang diproduksi tahun 1977 tersebut. Johnny hanya bisa mendengus pelan saat melihat sikap kurang ajar Ital. Baru 3 jam kenal aja udah kayak gini, gimana kalo udah kenal 3 tahun? Monolog Johnny dalam hati.

Singkat cerita, Krystal Diwangka Putri adalah siswi baru di sekolah tersebut. Johnny teman baru Ital.

"Gua yang nyetir ya, John ganteng!" Seru Ital bersemangat.

Johnny berdecak.

○○○

"Heh, lu mau bawa gua ke mana?" celetuk Johnny saat Ital membawanya ke kawasan komplek elit, bahkan mereka sudah berhenti di depan gerbang salah satu rumah yang sangat megah dimata Johnny.

"Laper, kan?" Ital membunyikan klakson beberapa kali sampai pintu gerbang itu dibuka oleh pria paruh baya yang disinyalir sebagai satpam rumah tersebut. Tanpa menunggu jawaban Johnny─Ital melajukan vespanya ke dalam pelataran rumah. Sementara di belakang sana Johnny sibuk mengamati bagian depan rumahnya, dalam hatinya berdecak kagum dan mengira-ngira harga rumah tersebut. Konyol.

"Rumah lu?" Tanya Johnny polos seraya turun dari boncengan.

"Rumah majikan nyokap gua, John. Kita numpang makan di sini." Ital menyetandarkan vespanya dan turun dari vespa.

"Anjir," umpat Johnny dengan perubahan mimik muka yang seakan-akan habis kepergok mencuri sempak tetangga. "Mana bisa kaya gitu," omelnya. "Ini bukan warteg, gua balik, ga mau bikin masalah."

Ital cekikikan dan sigap menahan langkah Johnny yang akan menaiki sepeda motornya.

"Bercanda, honey, ini rumah gua. Buru masuk, gua udah laper." Tanpa menghiraukan ocehan Johnny─cewek itu menarik paksa langkah Johnny agar memasuki rumahnya.

○○○

"Neng Ital udah pulang?" Tanya bi Euis dengan logat sundanya yang medok sambil menata makanan di meja makan.

"Iya nih, bi, laper."

"Jadi kalo ga laper ga pulang cepet, gitu neng?" bi Euis sudah selesai menata piring makanan, dan baru sadar ada sosok asing yang sedang berdiri berdampingan dengan anak majikannya. "Loh loh, neng Ital baru masuk udah dapet gandengan baru aja." Bi Euis menggodanya. "Ganteng ya, neng?"

Ital terbahak kencang. "Ganteng bi tapi dia mah calon buat si adek."

Johnny mengernyit, langsung melemparkan tatapan bertanyanya pada Ital, sementara si bibi tertawa kecil sambil menggeleng tanda paham atas gurauan Ital.

"Sok atuh makan dulu, bibi ke balakang dulu belum beres."

"Siap bi." Ital memberi hormat.

Dan sepeninggal bi Euis, Johnny mendesak Ital.

JOHNJAENOLOGIWhere stories live. Discover now