Moulyn dan Bamantara

63 14 5
                                    

"Momo. Momo celeng."

"Bacot gak?!"



Moulyn Chinari, gadis berusia lima belas tahun dengan rambut panjang yang seringkali dikuncir tinggi. Sering memakai kacamata ala anak selebgram yang membuatnya menjadi primadona 10 IPS 1. Walau kelihatannya culun, tapi efek berteman dengan cowok yang disebelahnya. First impression culun itu hilang.

Berubah menjadi galak.

Barbar.

Ngeselin.

Itu kata Bamantara Waliya. Kapten 10 IPS 1 yang keliatannya gak keren-keren juga. Kaki panjang, badan setengah berisi setengah enggak, sering kali dibilang cogan Filipina, padahal keturunan Thailand.

Cowok yang sering disebut Bams atau diplesetin jadi Bambang. Cowok yang kehadirannya bisa gaib bisa enggak. Tapi kalo gak ada Bams, mungkin satu kelas rasanya jadi sunyi.

Iya, gak ada bahan bully-an.





"Mo, lo tau Hana gak?" Bams duduk dikursi sebelah Moulyn. Langsung memakan keripiknya.

"Hana? Hana Kaila?" Moulyn bertanya tanpa menengokkan kepalanya. Masih asik dengan slime ditangannya.

"Mau gue gas."

"Itu yang pernah deket sama si Bintaro," jawab Moulyn cepat.

"Bintaro sapa anjer." Bams tertawa kecil.

"Lah temen lu goblok, yang matanya habis dioperasi." Moulyn menunjuk cowok tinggi yang ada didekat meja guru, tengah mencari sesuatu.

Bams menengok, melihat kearahnya. Langsung tertawa cekikikan. "Sejak kapan dioperasi? Sehat-sehat aja. Kemarin baru aja nonton hentai sama gue."

"Matanya sipit, jadi gue kira dia habis dioperasi." Moulyn menjawab tanpa dosa.





"LAH BENTAR NJER ITU NAMANYA BINTORO BUKAN BINTARO." Bams teriak sambil memukul meja.



"Apaan? Dude Herlino disebut-sebut." Jeyhan mendengar, langsung melempar penghapus ke arah Bams dan Moulyn.

"Gumoh nih gumoh." Moulyn masih asik dengan slime-nya, tapi jijik sendiri lantaran terlalu lengket.

"Sok-sok an main kaya gitu, mau jadi Ria Ricis?" Bams bertanya, langsung mengambil semangkuk slime yang ada ditangan Moulyn.

"Enggak, ah. Ria Ricis mah banyak haters-nya," jawab Moulyn lalu tertawa sendiri.

Bams menghela napas. Tapi kemudian raut wajah nya berubah menjadi serius. "Gue beneran mau ngegas si Hana, Mo."

Moulyn menengok. Melihat wajah Bams yang tepat disampingnya. Hidung mancung, kulit putih, tipe-tipe Adipati Dolken, tapi tetep aja gantengan Johnny Orlando. Emang banyak yang suka Bams, tapi kalo Hana?

Udah jelas incerannya si Naufal. Pernah jadi ketua OSIS waktu SMP yang jago main baseball, padahal disekolah nya gak ada ekskul kaya begituan. Sedangkan Bamantara? Cuma ampas kopi yang kalo diaduk juga hilang. Iya, hidupnya emang kaya gitu.

"Hm. Terserah." Moulyn memalingkan wajahnya. Merubah posisi duduk dan menidurkan kepalanya diatas meja. Bams melihat kearahnya dengan slime yang masih menempel ditangannya.

"Lo gak ngelarang gitu? Atau cemburu?" tanya Bams dengan senyum kecil yang mengembang diwajahnya.

Moulyn menghela napas. "Emang lo siapa gue? Sahabat lima tahunan aja belagu lo jeding," jawabnya sambil membalikkan kepalanya kesisi kiri.

"Bukan gitu. Coba deh kali-kali lo tuh kayak Sasha sama Ezra, sahabatan dari kecil terus saling peduli gitu loh, Mo." Bams mengeluh, mengingat temannya Ezra yang ada di IPA 1.

Moulyn menghela napas panjang lagi, mengangkat kepalanya dan memasang wajah jijik kearah Bams. "Elo mah gitu. Nanti kalo gue ngelarang, elo kan yang bakal nanya 'lah emang lo tuh siapa gue gak jelas lo'. Kenapa sih, Bams, hidup lo tuh gak konsisten amat? Gimana mau pacaran coba kalo kaya gitu terus?" tanya Moulyn kesal.

Bamantara memang seperti itu. Hidupnya ingin dimengerti, tapi dia susah untuk mengerti orang lain. Bukan karena tak peduli, tapi memang dasarnya otak nya benar-benar lemot.

"Yaudah, coba lo pacaran sama gue. Enak gak?"



"Gak."

Ini, nih. Moulyn Chinari. Disebut primadona nya IPS 1 karena memang benar-benar susah untuk dibaperin sama cowok. Padahal, hidup Moulyn suka bikin iri kakak kelas, terutama kaum hawa. Ya iya, bisa dekat sama cowok tampan yang modelan kayak Bamantara. Tapi Moulyn tetap Moulyn. Dia gak pernah tuh nganggap Bamantara itu cowok.

Kalau dirumah aja, Moulyn percaya diri buat nunjukin apa adanya ke Bamantara. Gak peduli mau cowok itu peduli atau enggak. Karna hidupnya gak dibikin sulit kayak orang lain. Kalo suka ya selamat datang. Tapi kalo benci ya silahkan pergi. Hidupnya emang segampang itu.

Tapi lain lagi sama Bamantara. Cowok itu dari awal kenal Moulyn, pengen banget liat Moulyn kayak cewek. Kalo jalan tuh rambut digerai atau sesekali pake dress. Moulyn itu cantik, tapi sayangnya kurang percaya diri. Dan Bamantara yang mengakui hal itu pertama kali didepan Moulyn.

"Kalo lo sendiri..... gak pernah gitu suka sama cowok? Jangan-jangan lo.... ngebogor?"

"Bacot anjir mulut lo." Moulyn menjambak rambut Bamantara, membuat cowok itu meminta ampun dan mengaduh kesakitan.

"Habisnya gue gak pernah deh denger curhatan lo soal cowok gitu. Jangan-jangan lo mencintai dalam diam? Asek gaya gue," kata Bamantara dengan bangga, namun lagi-lagi rambutnya dijambak oleh Moulyn.

"Udah kelas dua belas lo. Gak usah halu sama Hana, mana mau pacaran sama modelan tepung terigu kayak lo?" Moulyn mengambil slime miliknya yang ada ditangan Bamantara.

"Lah tepung terigu mah putih kali, Mo. Emangnya elo? Bensin. Bau gitu hih," jawab Bamantara sambil tertawa dan pergi meninggalkan Moulyn sendiri ditempat duduknya. Membuat gadis itu membenarkan kacamatanya dan mengumpat kecil dalam hati.

Kalo latar hari ini zaman dulu, pasti Moulyn sudah mengutuk Bamantara. Bukan menjadi batu, coba deh jadi air liur aja sekalian biar benar-benar hilang tak berbekas.



















BamBam GOT7 as Bamantara Waliya, si anak durjana.

BamBam GOT7 as Bamantara Waliya, si anak durjana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Momo TWICE as Moulyn Chinari, si cewek barbar.

Momo TWICE as Moulyn Chinari, si cewek barbar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
1:31 AM (BamBam - Momo) 1.0 ✔Where stories live. Discover now