Pelan Tapi Pasti

10 4 0
                                    

Moulyn kembali merapihkan rambutnya yang dikuncir cepol. Langsung keluar dari kamar dan menuruni anak tangga. Dilihatnya jam di dinding yang menunjukkan sudah pukul delapan pagi. Ia pergi kearah dapur, melihat Mamanya yang tengah menyiapkan makan juga segelas susu pada Moulyn.

"Mah, aku makan dikit aja deh. Kasian Bams udah nungguin," kata Moulyn langsung mengambil sesendok nasi beserta lauk, yang kemudian langsung meneguk susunya hingga separuh gelas.

Mama memberikan tissue kepada anak pertamanya itu, merapihkan poni Moulyn dan menyalimi anaknya. "Usahain jangan pulang malem-malem, Mou," perintah Mama membuat Moulyn mengangguk dan langsung pergi keluar.

Moulyn buru-buru berlari, melihat Bamantara dengan mobil nya yang berwarna putih. Terlihat cowok itu tengah bersender dimobil sembari memainkan hape nya. Moulyn keluar, memanggil Bamantara yang asyik tertawa. Hingga akhirnya, cowok itu memasukkan hape nya kedalam saku celana jeans nya yang berwarna biru, langsung masuk kedalam mobilnya, begitu juga diikuti oleh Moulyn.

Sampai didalam, Moulyn menyender dikursi. Bamantara menyalakan mesin, kemudian pergi dari halaman rumah Moulyn.

"Lo udah dikasih tau sama Ayah lo tempatnya dimana?" tanya Moulyn yang langsung menoleh kearah Bamantara.

Bamantara mengangguk mantap. "Agak deket sama rumahnya Yerin, sih. Semalem gue sempet lewatin pas bokap ngasitau lokasi, kebetulan aja gue habis dari rumah Yerin buat ngambil flashdisk," jelas Bamantara yang langsung dibalas anggukan oleh Moulyn.

"Terus sekarang Ayah lo ngapain?" tanya Moulyn yang lagi-lagi kepo.

"Nyebar undangan sih, sekalian mau fitting baju juga. Jadi kayaknya, nanti bokap bakalan nyusul atau... gue duluan aja kali ya?" Bamantara bingung.

Ya, hari ini Bamantara mengajak Moulyn untuk menemaninya memilih baju. Karena besok adalah pernikahan Ayahnya dengan calon Ibunya yang baru. Sementara Moulyn awalnya tak ingin ikut karena ada kerja kelompok, tapi ternyata permintaan itu juga disuruh oleh Mamanya sendiri. Dan beginilah nasibnya, menemani Bamantara untuk memilih baju.

Moulyn menghela nafas, menaikkan satu alis kanannya kemudian menengok kearah Bamantara sembari mencondongkan badannya lebih mendekat kearah Bamantara. "Kenapa kita nggak jalan-jalan dulu aja? Sekalian nungguin bokap lo, kan?" Moulyn bertanya dengan semangat, sementara Bamantara fokus menyetir dan menatap lurus kedepan.

"Kayaknya duluan aja kali, Mou. Gue... masih canggung," jawab Bamantara agak kaku, mencoba untuk berkata hati-hati dan berharap agar Moulyn memahaminya dengan baik.

Moulyn mengangguk, langsung fokus kearah kaca disebelahnya. Menatap sekeliling kota Karawang yang kecil dan padat.


*****


Bamantara mematikan mesin mobil, mengambil kunci dan membuka pintu, kemudian turun dari mobil. Disusul oleh Moulyn, mereka berdua masuk kedalam butik dan sudah disambut oleh seorang wanita yang mungkin sekitar usia tiga puluhan, dengan kerutan diwajahnya, namun masih terlihat cantik dan terlihat sangat ramah dengan suara lembutnya.

Bamantara langsung diajak ketempat yang wanita itu sudah siapkan, sementara Moulyn menunggu dengan duduk disofa dengan bantal kecil diatas pahanya. Menyender dan langsung memasang earphone ketelinganya, membuka musik dihape nya. Kadang, ia melihat Bamantara yang berjalan kesana kemari untuk memutuskan baju apa yang ia pilih. Membuat Moulyn sedikit risih dengan tawaran Bamantara mengenai apakah baju yang ia pakai, cocok untuk nanti atau tidak.

Moulyn berulang kali mengatakan bahwa itu semua keputusan Bamantara, tak ada sangkut pautnya dengan Moulyn. Padahal, Moulyn sebenarnya ingin mengatakan bahwa ia tak pantas memilih-milih baju. Baju yang ia kenakan hari ini saja hanya t-shirt pendek berwarna putih polos dengan jeans yang berwarna biru muda dan ditambah topi hitam untuk berjaga-jaga agar tidak kepanasan. Moulyn hanya memakai baju yang menurutnya nyaman untuk dirinya sendiri, bukan untuk orang lain.

1:31 AM (BamBam - Momo) 1.0 ✔Where stories live. Discover now