Pernyataan

16 5 0
                                    

"Mo? Lo jadian sama sumpit ramen?" Selly sudah bikin heboh pagi-pagi, membuat Moulyn yang ada dikursinya langsung terkejut.

Bahkan Bamantara yang ada dikursinya, tengah mengerjakan tugas pun kaget, sontak menengok kearah Moulyn yang tengah memandangnya dengan wajah bingung. Selly yang melihat mereka berdua mencoba menafsirkan, bahwa kedua orang ini tengah ber-telepati. Mengatakan mengapa rahasia mereka bisa bocor.

Seisi kelas heboh. Tak menyangka bahwa Moulyn dan Bamantara yang sudah bersahabat lama, bisa pacaran. Kecuali dua orang itu, yang tak menahu malah dijadikan kambing hitam.

"ENGGAK!" Moulyn berdiri sembari memukul meja dengan kencang, menjadikan seisi kelas langsung diam dan melihat kearah Moulyn.

"Gosip apalagi sih?" tanya Moulyn dengan memasang wajah bingungnya. Pagi-pagi, sudah membuat dosa seperti ini. Menyebarkan gosip, percaya pada kebohongan.

Selly berlari kecil kearah meja Moulyn. "Gue nggak tau darimana, Mo. Tapi tadi dikantin tuh banyak njir yang ngomongin elu pacaran sama si sumpit ramen," jawab Selly dengan antusias.

Sedangkan Moulyn melihat ke Bamantara yang mendapati juga tengah melihat kearahnya, namun dengan segera, cowok itu mengalihkan pandangannya. Kembali fokus dengan tugasnya.



"Tapi, gue denger lagi ada gosip yang bilang kalo Bamantara aja yang suka sama lo," sambung Selly tanpa melihat kearah Moulyn, sibuk mengingat-ingat siapa murid yang mengatakan kalimat tadi saat ia berada dikantin.


***


Moulyn membereskan buku-bukunya. Hanya menyisakan dirinya dikelas sendirian. Menyuruh teman-temannya untuk pulang lebih dulu, karena saat ini, ia menginginkan waktu untuk sendiri. Masih bertanya soal kemarin. Tapi, belum ada waktu yang pas setelah melihat Bamantara bersama seorang perempuan kemarin.

Ia menghela nafas sebentar, kemudian menggendong tasnya, menaikkan bangkunya keatas meja dan pergi meninggalkan kelas setelah ia mematikan kipas angin dan menutup pintu rapat-rapat. Langkahnya terhenti saat melihat Bamantara yang tengah menunggunya dikoridor dengan tubuh yang menyender ditembok kelas. Sadar ia tengah diperhatikan, Bamantara membuka pejaman matanya, melihat Moulyn didepan pintu kelas yang berdiri tak jauh darinya.

"Ayo, pulang." Bamantara tersenyum. Lagi, membuat Moulyn mengingat senyum nya kemarin.

Moulyn tak peduli, mengabaikan Bamantara dan pergi meninggalkan laki-laki itu. Walaupun Bamantara berusaha untuk menyamakan langkah kakinya dengan Moulyn, melewati koridor yang sudah sepi, hanya beberapa kelas yang terdengar berisik karena masih ada ekskul yang harus latihan.


Hening. Tak ada percakapan diantara mereka berdua.


"Kemarin Ayah bilang lo nyariin gue?" Bamantara membuka obrolan, menoleh kearah Moulyn yang masih berjalan dan menatap lurus kedepan.

Moulyn hanya berdehem, tak menjawab apapun, bahkan membuka mulut saja tidak, hanya menjawab dengan suara 'hm' nya.

"Terus lo ketemu gue nggak?" tanya Bamantara dengan pertanyaan konyolnya, membuat Moulyn berhenti dan menoleh. Bamantara juga ikut berhenti, melihat kearah Moulyn.

"Kemarin lo nemu gue nggak? Kalo enggak, ya berarti gue nggak nemu lo," jawabnya Moulyn dengan ketus, kembali berjalan meninggalkan Bamantara.

Merasa ada yang berbeda, Bamantara mengejar Moulyn dan menahan pergelangan tangannya. Langsung membuat Moulyn berhenti dan membalikkan tubuhnya dengan memasang wajah bingung juga kesal. Bamantara menunduk, agak takut.

"Lo kenapa, sih? Seharian ngejauhin gue, nggak mau ngomong sama gue. Kemarin aja gue nge-chat, nggak dibalas. Gue ada salah apa sama lo, Mou?" tanya Bamantara dengan kikuk, memelankan suara agar tak didengar oleh orang lain. Takut-takut ada yang menguping.

Baru sadar, memang sepertinya Moulyn tengah menghindarinya. Masa sih, dia cemburu? Ya kali.



"Lo tau.. kemarin, gue ketemu Hana."

Moulyn melebarkan mata, terkejut mendengar kalimat Bamantara barusan. Ia baru sadar, bahwa perempuan yang ditemui oleh Bamantara adalah Hana, mengapa ia tak tahu?


"Gue nggak sengaja ketemu dia. Terus, gue tanya kabarnya gimana. Masih sama, kayak dulu. Ngarep sama si Naufal," jawab Bamantara sambil nyengir. Agak miris sendiri mengingat kelakuannya dulu, bagaimana ia berjuang setengah mati untuk memiliki Hana. Yah, namanya juga cinta monyet. Bisa datang kapan saja, bisa berakhir kapan saja juga.



"Kata dia, kayaknya dari dulu gue nggak pernah suka sama dia. Kayak sebenernya.. gue nggak pernah nunjukkin sifat asli gue kedia. Halah, bodo amat. Yang penting, gue udah move on." Bamantara melepaskan genggaman tangannya, langsung pergi meninggalkan Moulyn yang masih mematung didepannya.








a/n:

maap part nya dikit, lagi nggak mood :(

1:31 AM (BamBam - Momo) 1.0 ✔Where stories live. Discover now