Cerita Yang Belum Selesai (END)

14 5 0
                                    

Karawang, 1 Mei 2026


"Kalo mau nangis, nangis aja, ya, Mo. Aku tungguin kamu disini."

Moulyn menengok, membenarkan kerudung-nya, kemudian mengangguk dan tersenyum. Ia berjongkok, mengusap keramik biru dan kemudian arah matanya menatap kearah papan yang bertuliskan nama ibunya. Tangisnya kemudian pecah, mengingat kembali memori dimana dia masih memeluk sang ibu, meledeki adik perempuannya bersama ayahnya sendiri. Dan kini, enam tahun lamanya dia tak melihat senyum dari perempuan itu lagi. Hidupnya benar-benar berubah setelah kejadian enam tahun lalu. Dan Moulyn masih tak bisa melupakan itu semua.

Hari-hari SMA yang ia lalui tanpa adanya sosok 'Bamantara', membuatnya merasakan waktu sekolah terasa sangat lama. Lulus menjadi Moulyn yang dibangga-banggakan oleh teman-temannya, berpisah dengan melepas rindu dan berharap bahwa mereka akan berjumpa, namun ternyata tidak. Jarak memisahkan pertemanan mereka. Kemudian dengan Moulyn yang berhasil memasuki Universitas andalannya dan jurusan yang ia inginkan, kejadian yang sama kembali terulang. Hari dimana sang ayah memasuki penjara lantaran mengkonsumsi narkoba, tanpa Moulyn sadari. Hidupnya harus berubah dan ia pergi ke Bandung, tempat dimana ia bertemu dengan Rangga, tetangganya yang memang merantau dari Bali.

Dan setelah enam tahun lamanya, gadis itu tidak bertemu dengan Bamantara. Berbicara saja pun tidak, begitulah akhir kisah mereka. Persahabatan sedari kecil, namun terpisah hanya karena jarak. Walaupun begitu, Moulyn masih bisa menghubungi Yudis, kini temannya itu sudah bekerja diperusahaan ternama di Jakarta, bahkan sosial media-nya saja selalu dipenuhi foto-foto nya yang keren.

Moulyn merindukan itu. Merindukan hari dimana dia mendatangi pernikahan orang tua Bamantara, namun kemudian malah menyesali kenapa saat itu ia tidak mengantar Bamantara untuk pergi. Ia menyesali cara kekanakannya dan hanya berharap bahwa Bamantara akan menguhubungi-nya. Namun ternyata tidak.

Sampai akhirnya, ia bertemu dengan Rangga. Saat ia memutuskan untuk tinggal dengan saudara-nya di Bandung, bibi-nya mengenalkan Moulyn dengan Rangga. Menariknya lagi, mereka juga satu kuliah dijurusan yang sama, membuat mereka dengan cepat akrab dan menyambung untuk membahas topik apapun. Bahkan, Rangga sudah seperti kakak bagi Moulyn. Perempuan itu sudah percaya kepada lelaki yang disampingnya ini, sampai berani menceritakan alasan kenapa dia melarikan diri ke Bandung, karena ayahnya.

"Kita pulang aja, Rang." Moulyn menghapus air mata dipipinya, lalu menoleh kearah Rangga yang tengah memalingkan muka agar tak mau melihat Moulyn menangis, memang sudah terbiasa.

"Kenapa? Nggak mau lebih lama lagi?" tanya Rangga denga suaranya yang lembut. Melihat Moulyn menggeleng tanpa mengatakan apa-apa, laki-laki itu akhirnya mengerti, kemudian bangun dari jongkoknya dan membawa Moulyn pergi dari makam keluarganya.

"Habis ini kita mau langsung ke Bandung?" tanya Rangga setelah mereka memasuki mobil, menunggu Moulyn memasang safety-belt, lalu menyalakan mesin mobilnya.

"Iya.."

"Nggak mau ketemu temen kamu dulu?"

Moulyn menggeleng. "Kita ke gramedia dulu, Rang. Aku mau beli buku, kalo di Bandung takut rame."

Rangga mengangguk, lalu menjalankan mobilnya.

***

Pernahkah kamu menyesali langkah yang kamu ambil? Ya, semua orang pasti pernah merasakan hal itu. Seperti Moulyn, yang selama enam tahun selalu menyesali perbuatannya. Ia terus bertanya, bagaimana kabar Bamantara disana? Apakah laki-laki itu menemukan cinta pandangan pertamanya? Rasanya seperti... Moulyn serius ingin menyatakan perasaannya, bahwa Bamantara adalah cinta pertamanya. Bukan diusia tujuh belas tahun, tapi sedari kecil, dia memang sudah menyukai Bamantara.

1:31 AM (BamBam - Momo) 1.0 ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon