Lari Pagi

15 7 0
                                    

Moulyn membuka matanya dengan pelan. Samar-samar melihat seseorang yang tengah membangunkannya dan suara yang meneriakki namanya. Gadis itu tak langsung bangun, justru malah kembali tidur dan merengek tak mau turun dari kasur. Sampai akhirnya, selimutnya dibuka. Menyisakan Moulyn yang tengah memakai baju tidur dengan rambut urak-urakkan, kemudian tubuhnya digelitiki. Membuat gadis itu tertawa walaupun masih setengah sadar.

"Mou! Bangun! Mama nyuruh lo buat lari pagi," kata seorang cowok disampingnya, sudah jelas Bamantara.

"Nggak. Nggak mau, gue masih ngantuk.." Moulyn masih belum mengumpulkan nyawanya, kembali menarik selimut dan membelakangi Bamantara dengan punggungnya. Matanya juga kembali menutup.

"Ayo dong biar sehat, udah jam lima nih. Lo juga belum sholat ya?!" teriak Bamantara disamping telinga Moulyn, membuat gadis itu teriak, bangun dari duduknya dan langsung melempar bantal kearah Bamantara.



"GUE TUH CUMA MAU TIDUR SAMPE SIANG! CAPEK YAAMPUN MUMPUNG SEKARANG LIBUR..." Moulyn merengek. Memang, semenjak SMA, waktu tidurnya selalu kurang. Bahkan, ketika hari sabtu atau minggu pun harus bangun pagi lantaran membersihkan rumah atau ada tugas kelompok.

"Ya udah bangun dulu, kita olahraga. Habis itu tidur lagi!" Bamantara balik berteriak, membalas melempar bantal lagi kearah Moulyn.

Cowok itu kesal, langsung mengambil selimut Moulyn dan melemparkan kearahnya. "Makan tuh selimut! Gue tunggu lo dibawah bareng yang lain! Mocha juga ikut, udah siap daritadi. Buruan!" Ia pergi dari kamar Moulyn, langsung menutup pintu dengan kencang, membuat Moulyn kembali menggerutu.

Gadis itu mengucek matanya, mengusap wajahnya dan membenarkan rambutnya sebelum pergi kekamar mandi untuk menggosok gigi dan membasuh muka. Setelah siap, ia pergi mengambil hoodie berwarna abu-abu dengan ukuran all-size. Memakai celana training berwarna abu-abu juga, menjadikan setelannya hari ini selaras walaupun bukan pasangan.

Ia juga menyisir rambutnya dengan rapi, menguncirnya menjadi kunciran cepol dan tak lupa mengoles bibirnya menggunakan lip-balm agar bibirnya tetap sehat. Tak lupa juga mengambil kacamatanya, kemudian membereskan selimut yang tadi dilempar Bamantara. Setelah selesai, ia pergi keluar kamar. Turun kebawah dan melihat Mama nya yang tengah memasak.

"Ma, Moulyn berangkat dulu ya." Moulyn salim, dibalas senyuman dan anggukan kepala oleh Mama.

Ia pergi kearah rak sepatu. Mengambil sepatu olahraga nya yang berwarna biru pastel, kemudian dengan cepat membuka pintu rumah dan kembali menutup pintu setelah keluar. Dilihatnya segerombolan teman-temannya yang menunggu didepan pagar sembari tertawa, ditemani Mocha.


"Nah ini nih. Keluar juga akhirnya Kartini setelah lama dipingit," goda Jae yang langsung bangun dari jongkoknya dan menaruh hape miliknya didalam kantung celana.

"Lo kira gue mau nikah?!" teriak Moulyn pagi-pagi, membuat Jackson disebelahnya menutup telinga.

"Elo pagi-pagi udah semangat ya, Mou? Tadi dibangunin aja kayak bangunin Anna," kata Bamantara mengingat tokoh Anna di film Frozen.

"Apa sih? Kesel aja gue, lagi tidur enak-enak malah dibangunin. Lagian lari pagi apaan sih? Paling jalan-jalan sambil ghibah atau modusin cewek. Iya kan? Ngaku lo semua!" Moulyn menunjuk mereka satu per satu yang melihat Moulyn dengan tatapan datar, bahkan Yudis sekalipun diam.

Mereka saling menoleh, sampai akhirnya pergi lari dengan kencang meninggalkan Moulyn sendirian yang mematung.



"Heh anjir tunggui gue! Kok tiba-tiba lari sih????" Moulyn ikut berlari, mencoba mengejar. Namun dia perempuan, langkahnya memang pendek jika harus disamakan oleh laki-laki, apalagi Yudis, Bamantara dan Jeyhan. Namun walau begitu, Jae dan Mocha tetap berlari kencang. Hanya tersisa Jackson dan Moulyn.

1:31 AM (BamBam - Momo) 1.0 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang