Bingung Sendiri

35 8 0
                                    

Moulyn menuruni anak tangga dengan malas. Sambil membawa tiga buku paket yang dia ambil dari perpustakaan. Buku novel, lah. Ya kali modelan Moulyn mau baca buku pelajaran?



HAHAHAHAHAHA. Dusta.



Tapi pergerakkan langkah kakinya terhenti. Melihat dua orang yang tengah bercanda ditengah-tengah tangga. Pintu tertutup, apalagi jarang sekali ada murid yang ke perpustakaan. Jadi memang pas kalau tangga perpustakaan dibuat mesra-mesraan kayak gini.

"Katanya kamu lagi deket sama anak sebelas?" tanya gadis dengan rambut pendek sebahu sambil memegang jemari tangan cowok disebelahnya.

Moulyn ingin maju, melerai mereka. Tapi kakinya seperti ditahan. Dia terjebak dalam situasi yang tak pernah dia kira maupun dia inginkan.

"Kata siapa? Enggak tuh," jawabnya enteng sambil diikuti suara tawa kecilnya.

"Kalo si Moulyn? Ngapain juga deket sama cewek culun gitu?"

Moulyn tersentak. Kali ini, ia benar-benar sudah memprediksi akan mendengar kalimat ini. Moulyn, yang entah sejak kapan menjadi musuhnya murid perempuan kelas sebelas. Image yang sudah dia bangun dari dulu, hancur seketika hanya karena seorang cowok.

"Moulyn? Moulyn culun? Ngaco nih kamu, Kak. Dia-"



"Galak, ngeselin, gak sopan. Orangnya judes. Keberadaannya juga gaib. Dan sering banget dighibahin sama cebong-cebong. Iya kan?" Moulyn maju. Tak ingin mendengar kalimat yang dilemparkan oleh cowok itu, Bamantara Waliya.

Gadis yang disebelah Bamantara tersentak, langsung malu sendiri dan melepaskan tangan Bamantara, kemudian pergi meninggalkan mereka berdua dengan wajah memerah.

Moulyn menatap sinis Bamantara, menghela napas panjang. Entah kenapa merasa kesal sendiri. Awalnya, ia membiarkan dirinya dijadikan bahan omongan. Tapi semakin hari, semuanya menjadi tak terkendali. Bahkan sahabatnya sendiri yang sudah ia percaya selama lima tahun, menjadi bermuka dua.

"Mo, gue-" Bamantara memegang pergelangan tangan Moulyn, namun gadis itu sudah memotong perkataannya dan menangkis tangannya.

"Minta maaf?"

"Gue gak pernah nganggep lo kayak gitu." Bamantara menjawab dengan nada serius, agak sedikit kikuk karena selama ini Moulyn tak pernah ngambek.

Moulyn memandang Bamantara sinis sekaligus jijik. "Sans aja kali, Bams. Lo kan udah biasa bilang gue judes, kenapa harus minta maaf?" tanya Moulyn yang berhasil membuat Bamantara skak.

Bamantara diam setelah melihat Moulyn yang pergi meninggalkannya. Iya, ya. Kenapa juga dia harus minta maaf seolah-olah habis ketahuan selingkuh?

***

Moulyn dengan cepat melangkahkan kakinya. Merasa bingung kenapa jantungnya berdebar tak karuan. Pikirannya masih mengingat jelas kejadian ditangga tadi. Ia merutuki dirinya sendiri kenapa tadi harus sok keren didepan Bamantara. Padahal, biasanya gadis itu cuek saja dengan omongan temannya tersebut.

"Moulyn!"

Gadis itu berhenti, menengok kebelakang dan melihat seorang cowok bertubuh tinggi dengan mata sipit dan bahu panjang, berjalan kearahnya dengan cepat. Gadis itu membalikkan badanya.

"Apa?" tanya Moulyn tanpa basa-basi, sementara cowok didepannya sedikit engap.

"Si Bambang..." katanya dengan suara memelan dan wajah bingung.

"Dia kenapa?" tanya Moulyn dengan jantung yang lagi-lagi kembali berdebar kencang.



"Jatuh dari tangga.."















pamit dulu sebentar

1:31 AM (BamBam - Momo) 1.0 ✔Where stories live. Discover now