|3| Calon Mertua

125K 12.4K 2.3K
                                    

Jangan pernah pupuskan harapan orang tua yang ditanamkan pada diri kita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jangan pernah pupuskan harapan orang tua yang ditanamkan pada diri kita. Karena setiap harapan orang tua, pasti menginginkan yang terbaik untuk kita.

Seorang gadis tengah menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan sendu. Dirinya masih memikirkan bagaimana nasibnya ketika harus menikah dengan seorang yang belum dirinya kenal sama sekali. Perasaan sedih mulai menyelimuti ketika mengingat sang ayah yang menamparnya begitu saja. Dirinya akan menolak perjodohan ini. Ini sama saja mematikan masa depannya karena menikah muda.

Sekarang bukan zaman Situ Nurbaya yang menjodohkan anaknya. Sekarang zaman modern tak seharusnya perjodohan di zaman itu terjadi pada generasi milineal seperti dirinya.

"Ayah, Lembayung gak mau, yah. Lembayung mau ikut sama Ayah dan Mama saja," cicit Lembayung dengan suara tercekat menahan tangisnya.

Tak terasa air matanya kembali menetes. Ia sangat benci ketika dirinya merasa lemah seperti ini. Suara dentingan telepon membuat dirinya menghapus air matanya dan mengangkat telepon itu.

"Hallo."

"Besok ada pemotretan, bisa?" tanya sang manager dari sebrang sana.

"Gue minta libur dulu. Cancel semua jadwal di hari Selasa dan Rabu."

"Serius, Lo? Rugi loh kita."

"Gue bilang cancel!"

Tut.

Sambungan telepon pun ia matikan secara sepihak. Ia tahu managernya akan mengomel pada nya saat bertemu. Saat ini dirinya tidak ingin menerima semua endorsmen. Yang dirinya perlukan hanyalah ketenangan dan ketabahan untuk menerima ini semua.

Disela-sela pemikiran nya, pintu kamar terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya yang membawa sebuah gaun pesta untuknya. Ia hanya bisa mengamati wanita itu dengan raut wajah datar.

"Ma, Lembayung gak mau," tutur Lembayung ketika sang Mama duduk di sampingnya.

Wanita itu pun mengelus rambutnya lembut anaknya itu. Sudut matanya mengeluarkan air mata. Ia bingung harus bersikap bagaimana sekarang. Semua yang ia lakukan demi kebaikan juga keamanan anaknya itu.

"Bayung, kamu sayang sama mama?" tanya Ranti menatap sendu putrinya.

Lembayung mengangguk sembari meneteskan air mata. Dirinya sedih harus melihat orang yang sudah membesarkan dirinya menangis karenanya.

"Kalo begitu turuti kata Mama, nak. Mama hanya ingin kamu bahagia. Mama memilih kan kamu jodoh terbaik dari anak orang baik pula. Kalo Bayung sayang sama mama, terima perjodohan ini," tutur Ranti sembari mengelus rambut anaknya itu.

Marriage QueitlyWhere stories live. Discover now